xii menjalankan putusan pengadilan, misalkan debitur tidak memberi akses data dan
informasi atas asetnya yang dinyatakan pailit.
11
Kurator memiliki kewenangan yang sangat luas dalam proses kepailitan, sehingga sering kali menimbulkan permasalahan dalam pelaksanaannya, bahkan
tidak jarang kurator dituntut oleh kreditur dalam proses penhurusan dan pemberesan harta pailit. Dalam Pasal 21 UUK dan PKPU menyebutkan kepailitan
meliputi seluruh kekayaan debitur pada saat putusan pernyataan pailit diucapkan serta segala sesuatu yang di peroleh selama kepailitan. Selain itu, dalam pasal 26
ayat 1 UUK dan PKPU menyebutkan tuntutan mengenai hak atau kewajiban yang menyangkut harta pailit harus diajukan oleh atau terhadap kurator.
Berdasarkan pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam pengurusan dan pemberesan harta pailit seorang kurator dapat dituntut secara hukum oleh kreditur,
akan tetapi perlindungan bagi kurator terhadap tuntutan hukum tersebut tidak di atur jelas dalam UUK dan PKPU.
Diperlukan seorang kurator yang memiliki keahlian dan bertanggung jawab terhadap tugasnya, agar tercipta
kepastian hukum, terutama dalam hukum kepailita.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pengurusan dan pemberesan harta pailit?
11
Imran Nating, Op.Cit., hlm. 15.
xiii 2.
Bagaimankah resiko yang dihadapi kurator dalam pengurusan dan pemberesan harta pailit dalam
3. Bagaimanakah perlindungan hukum bagi kurator terhadap tuntutan hukum
kreditur dalam pengurusan dan pemberesan harta pailit.
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Penulisan ini bertujuan sebagai berikut: 1.
Untuk mengetahui proses-proses dalam pengurusan dan pemberesan harta pailit.
2. Untuk mengetahui resiko-resiko yang akan dihadapi kurator dalam pengurusan
dan pemberesan harta pailit. 3.
Untuk mengetahui perlindungan hukum bagi kurator terhadap tuntutan hukum kreditur dalam pengurusan dan pemberesan harta pilit.
Selain itu, penulisan skripsi ini juga ditujukan sebagai pemenuhan tugas akhir dalam memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara. Adapun manfaat penulisan yang diperoleh dari penulisan skripsi ini
adalah sebagai berikut : 1.
Secara teoritis Secara teoritis, pembahasan mengenai perlindungan hukum bagi
kurator terhadap tuntutan hukum kreditur dalam pengurusan dan pemberesan harta pailit ini akan memberikan pemahaman dan pengetahuan
bagi para pembaca mengenai pengurusan dan pemberesan harta pailit, resiko
xiv apa yang dihadapi kurator dalam pengurusan dan pemberesan harta pailit,
serta bagaimana perlindungan hukum bagi kurator terhadap tuntutan hukum kreditur dalam pengurusan dan pemberesan harta pailit tersebut.
2. Secara praktis
Pembahasan ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi praktisi dan masyarakat umum yang ingin mengetahui lebih jauh tentang
kepailitan dan kurator, khususnya tentang perlindungan hukum bagi kurator terhadap tuntutan hukum kreditur dalam pengurusan dan pemberesan harta
pailit.
D. Keaslian Penulisan
Berdasarkan penelusuran yang telah dilakukan, baik dari hasil penelitian yang masih ada maupun yang sedang dilakukan khususnya di lingkungan
Universitas Sumatera Utara, penelitian dengan judul “Perlindungan Hukum Bagi Kurator Terhadap Tuntutan Hukum Kreditur Dalam Pengurusan dan Pemberesan
Harta Pailit” belum pernah dilakukan oleh peneliti lain sebelumnya. Sehubungan dengan keaslian judul ini, peneliti telah melakukan pemeriksaan pada
perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara untuk membuktikan bahwa judul skripsi ini belum pernah diteliti oleh orang lain di lingkungan
universitasperguruan tinggi lain dalam wilayah Republik Indonesia. Apabila di kemudian hari, ternyata terdapat judul yang sama atau telah
ditulis orang lain dalam berbagai tingkat kesarjanaan sebelum skripsi ini dibuat, maka penulis akan bertanggung jawab sepenuhnya.
xv
E. Tinjauan Kepustakaan