Persyaratan dan Prosedur Permohonan Pailit

xxv BAB II PENGURUSAN DAN PEMBERESAN HARTA PAILIT

A. Persyaratan dan Prosedur Permohonan Pailit

1. Persyaratan permohonan pailit Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI pengertian syarat adalah janji sebagai tuntutan atau permintaan yg harus dipenuhi. 19 a. Pailit ditetapkan apabila debitur mempunyai dua kreditur atau lebih dan tidak mampu menbayar sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu. Syarat-syarat kepailitan sangat penting dalam suatu proses kepailitan, karena bila tidak memenuhi syarat maka permohonan tersebut tidak akan dikabulkan oleh pengadilan niaga. Seperti yang telah disebutkan pada bab sebelumnya, ketentuan dalam Pasal 1 ayat 2 UUK dan PKPU menyebutkan mengenai syarat-syarat seorang dinyatakan pailit yaitu: b. Paling sedikit ada 2 dua kreditur. c. Ada utang. UUK dan PKPU tidak menentukan apa yang dimaksud dengan utang. Dengan demikian para pihak yang terikat dengan suatu permohonan 19 Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI xxvi pernyataan pailit dapat berselisih pendapat mengenai ada atau tidaknya utang. d. Utang harus dalam keadaan telah jatuh waktu dan dapat ditagih. e. Syarat cukup satu utang telah jatuh waktu dan dapat ditagih. bunyi Pasal 2 ayat 2 UUK dan PKPU merupakan perubahan dari bunyi pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Kepailitan No. 4 Tahun 1998 dan Faillissementsverordening Stb. 1905 No. 217 jo. S. 1906 No. 384 yang merupakan peraturan terdahulu mengenai kepailitan dan PKPU. f. Debitur harus dalam keadaan insolvent, yaitu tidak membayar lebih dari 50 utang-utangnya. Debitur harus telah berada dalam keadaan berhenti membayar kepada krediturnya. Pailit selalu dihubungkan dengan ketidakmampuan untuk membayar dari seorang debitur atas utang-utangnya kepada kreditur yang telah jatuh waktu. Menurut Pasal 1 angka 2 UUK dan PKPU pengertian debitur adalah orang yang mempunyai utang karena perjanjian atau undang-undang yang pelunasannya dapat ditagih di muka pengadilan. Sedangkan pengertian kreditur menurut Pasal 1 angka 3 UUK dan PKPU adalah orang yang mempunya piutang karena perjanjian atau undang-undang yang dapat ditagih di muka pengadilan. Dengan kata lain debitur adalah pihak yang memiliki utang terhadap kreditur dan kreditur adalah pihak yang memiliki tagihan atau piutang terhadap debitur. 20 Sebagai seorang yang mempunyai piutang, kreditur tentu saja mepunyai hak untuk menagih utangnya kepada pihak debitur. Akan tetapi apabila pihak debitur tidak mampu lagi untuk melunasi utang-utangnya maka kreditur dapat 20 Adrian Sutedi, Hukum Kepailitan. Bogor: Ghalia Indonesia, 2009, hlm. 32 xxvii mengajukan permohonan pailit kepada pengadilan niaga. Sesuai dengan ketentuan pasal 2 UUK dan PKPU, pihak-pihak yang dapat mengajukan permohonan pailit adalah: a. Debitur sendiri Undang-undang memungkinkan seorang debitur untuk mengajukan permohonan pernyataan pailit atas dirinya sendiri. Jika debitur masih terikat dalam pernikahan yang sah, permohonan hanya dapat diajukan atas persetujuan suami atau istri yang menjadi pasangannya Pasal 4 ayat 1 UUK dan PKPU. b. Seorang kreditur atau lebih Pasal 2 ayat 1 UUK dan PKPU Sesuai dengan Pasal 2 ayat 1 UUK dan PKPU, kreditur yang dapat mengajukan permohonan pailit terhadap debiturnya adalah kreditur konkuren, kreditur preferen ataupun kreditur separatis. c. Kejaksaan Pasal 2 ayat 2 UUK dan PKPU Permohonan pailit terhadap debitur juga dapat diajuakan oleh kejaksaan demi kepentingan umum. Pengertian kepentingan umum adalah kepentingan bangsa dan negara danatau kepentingan masyarakat luas, misalnya; 1 debiur melarikan diri; 2 debitur menggelapkan bagian dari harta kekayaan; 3 debitur mempunyai utang kepada BUMN atau badan usaha lain yang menghimpun dana dari masyarakat; xxviii 4 debitur mempunyai utang yang berasal dari penghimpunan dana dari masyarakat luas; 5 debitur tidak beriktikad baik atau tidak kooperatif dalam menyelesaikan masalah utang piutang yang telah jatuh waktu; atau 6 dalam hal lainnya yang menurut kejaksaan merupakan kepentingan umum dalam Pasal 1 Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2000 tentang Permohonan Penyertaan Pailit untuk Kepentingan Umum, secara tegas dinyatakan bahwa wewenang kejaksaan untuk mengajukan permohonan pernyataan pailit adalah untuk dan atas nama kepentingan umum. Kemudian Pasal 2 ayat 2 PP No. 17 Tahun 2000 tersebut menyatakan bahwa kejaksaan dapat mengajukan permohonan pernyataan pailit dengan alasan kepentingan umum, apabila: 1 Debitur mempunyai dua atau lebih kreditur dan tidak membayar sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih. 2 Tidak ada pihak yang mengajukan permohonan pernyataan pailit. d. Bank Indonesia Permohonan pernyataan pailit terhadap bank hanya dapat diajukan oleh Bank Indonesia berdasarkan penilaian kondisi keuangan dan kondisi perbankan secara keseluruhan. UU No. 7 tahun 1992 yang telah diubah dengan UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan selanjutnya disebut UU Perbankan memberikan definisi tentang bank sebagai berikut: Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit danatau bentuk- xxix bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak Pasal 1 butir 2 UU Perbankan. e. Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam Permohonan pernyataan pailit terhadap perusahaan efek, bursa efek, lembaga kliring dan penjamin, lembaga penyimpanan dan penyelesaian hanya dapat diajukan oleh Bapepam. Ada beberapa istilah yang diberikan definisi oleh UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modan selanjutnya disebut UUPM, antara lain: 1 Bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka Pasal 1 butir 4 UUPM. 2 Lembaga kliring dan penjaminan adalah pihak yang menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan transaksi bursa Pasal 1 Butir 9 UUPM. 3 Lembaga penyimpanan dan penyelesaian adalah pihak yang menyelenggarakan kegiatan kustodian, prusahaan efek dan pihak lain Pasal 1 butir 10 UUPM. 4 Perusahaan efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai penjamin emisi efek, perantara perdagangan efek, danatau manajer investasi Pasal 1 butir 21 UUPM. f. Menteri Keuangan Permohonan pernyataan pailit terhadap Badan Usaha Milik Negara BUMN yang bergerak dibidang kepentingan publik hanya dapat diajukan oleh kementrian keuangan. Sedangkan permoonan pernyataan pailit xxx terhadap perusahaan asuransi reasuransi, dana pensiun diajukan oleh Otoritas Jasa Keuangan OJK 2. Prosedur permohonan pailit Pengertian prosedur menurut pendapat Mulyadi merupakan suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. Didalam suatu sistem, biasanya terdiri dari beberapa prosedur dimana prosedur-prosedur itu saling terkait dan saling mempengaruhi. Akibatnya jika terjadi perubahan maka salah satu prosedur, maka akan mempengaruhi prosedur-prosedur yang lain. Dalam suatu proses kepailitan, prosedur kepailitan dapat terjadi setelah dilakukan proses permohonan pailit. Seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya yang dapat melakukan permohonan pailit adalah debirut sendiri, seorang kreditur, kejaksaan, Bank Indonesia, Bapepam dan Mentri Keuangan. Dalam mengajukan suatu permohonan pailit, terdapat 4 empat tahapan yang harus di lakukan, yaitu: a. Tahap pendaftaran permohonan pailit Permohonan pernyataan pailit iajukan kepada ketua pengadilan niaga yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan debitur. Jika debiturnya meninggalkan wilayah negara Indonesia, permohonan pernyataan pailit diajukan ke pengadilan niaga yang daerah hukumnya meliputi tempat permohonan pernyataan kepailitan diajukan ke pengadilan niaga yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan hukum debitur. 21 21 http:www.informasiahli.com201508pengertian-kepailitan-dan-prosedur.html_ diakses pada tabgal 10 Oktober 2015 xxxi Pemohon mengajukan permohonan pernyataan pailit kepada ketua pengadilan niaga melaui panitera. Panitera pengadilan niaga wajib mendaftarkan permohonan tersebut pada tanggal permohonan yang bersangkutan diajukan dan kepada pemohon diberikan tanda terima tertulis yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dengan tanggal yang sama dengan tanggal pendaftaran. 22 Sidang atas permohonan pernyataan pailit diselenggarakan dalam jangka waktu paling lambat 20 hari setelah tanggal permohonan didaftarkan. Namun atas permohonan dari debitur dan berdasarkan alasan yang cukup, dapat ditunda persidangan paling lambat 25 hari terhitung sejak tanggal permohonan didaftarkan. Panitera segera mendaftar permohonan tersebut pada hari itu juga dan kemudian menyampaikannya kepada ketua pengadilan paling lambat 2 hari setelah permohonan didaftarkan. Selanutnya, dalam waktu paling lambat 3 hari setelah tanggal permohonan pernyataan pailit didaftarkan, pengadilan mempelajari permohonan tersebut dan menerapkan hari sidang. b. Tahap pemanggilan para pihak Sebelum persidangan dimulai, pengadilan melalui juru sita melakukan pemanggilan para pihak, antara lain: 1 wajib memanggil debitur, dalam hal permohonan pernyataan pailit diajukan oleh kreditur, kejaksaan, Bank Indonesia, Bapepam atau Menteri Keuangan; 2 dapat memanggil kreditur, dalam hal permohonan pernyataan pailit yang dilakukan oleh debitur voluntary petition dan terdapat keraguan bahwa 22 Jono. Hukum Kepailitan. Jakarta: Sinar Grafika, 2013, hlm. 87. xxxii persyaratan untuk dinyatakan pailit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 UUK dan PKPU telah terpenuhi. Pemanggilan dilakukan oleh juru sita dengan surat kilat tercatat paling lambat 7 tujuh hari sebelum sidang pemeriksaan pertama diselenggarakan sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 8 ayat 2 UUK dan PKPU. c. Tahap persidangan atas permohonan pernyataan pailit Dalam jangka waktu paling lambat 3 tiga hari setelah tanggal permohonan pernyataan pailit didaftarkan, pengadilan mempelajari permohonan dan menetapkan sidang. Sidang pemeriksaan atas permohonan tersebut diselenggarakan dalam jangka waktu paling lambat 20 hari setelah tanggal permohonan didaftarkan. Pengadilan dapat menunda penyelenggaraan sidang pemeriksaan sampai dengan paling lambat 25 hari setelah tanggal permohonan didaftarkan dengan alasan atas permohonan debitur dan berdasarkan alasan yang cukup seperti adanya surat dari dokter. Pasal 10 ayat 1 UUK dan PKPU menyebutkan bahwa selama putusan atas permohonan pernyataan pailit belum diucapkan setiap kreditur, kejaksaan, Bank Indonesia, Bapepam, atau Menteri Keuaangan dapat mengajukan permohonan kepada pengadilan untuk; 1 meletakkan sita jaminan terhadap sebagian atau seluruhnya kekayaan debitur; 2 menunjuk kurator sementara untuk mengawasi pengelolaan usaha debitur dan pembayaran kepada kreditur, pengalihan, atau penggunaan kekayaan debitur yang dalam kepailitan merupakan wewenang kurator. xxxiii Pengadilan hanya dapat mengabulkan permohonan tersebut apabila hal tersebut diperlukan guna melindungi kepentingan kreditur Pasal 10 ayat 2 UUK dan PKPU. Dalam ayat 3 selanjutnya dikatakan bahwa dalam hal permohonan meletakkan sita jaminan tersebut dikabulkan, maka pengadilan dapat syarat agar kreditur pemohon memberikan jaminan yang dianggap wajar oleh pengadilan. Dari penjelasan pasal 10 ayat 3 UUK dan PKPU selanjutnya menjelaskan bahwa jaminan hanya diperlukan apabila pemohonnya adalah kreditur, sedangkan jika Bank Indonesia, Bapepam, dan Menteri Keuangan yang bertindak sebagai pemohon, jaminan tersebut tidak diperlukan. 23 d. Tahap putusan atas permohonan pailit Permohonan pernyataan pailit harus dikabulkan apabila terdapat fakta atau keadaan yang terbukti secara sederhana bahwa persyaratan untuk dinyatakan pailit telah terpenuhi. Yang dimaksud dengan fakta atau keadaan yang terbukti secara sederhana adalah adanya fakta dua atau lebih kreditur dan fakta utang yang telah jatuh waktu dan tidak dibayar, sedangkan perbedaan besarnya jumlah utang yang dialihkan oleh pemohon pailit dan termohon pailit tidak menghalangi dijatuhinya putusan pernyataan pailit. Putusan pengadilan niaga atas permohonan pernyataan pailit harus diucapkan paling lambat 60 hari setelah tanggal permohonan pernyataan pailit didaftarkan. Waktu 60 hari 2 bulan yang cukup singkat merupakan suatu perwujudan atas asas peradilan yang bersifat cepat, murah, dan sederhana. Pada undang-undang sebelumnya UU No. 4 Tahun 1998 Tentang 23 Ibid, Hal.90 xxxiv Kepailitan waktu yang ditetapkan lebih singkat yaitu 30 hari 1 bulan. Dengan pertimbangan yang rasional maka, UUK dan PKPU memberikan batasan 60 hari 2 bulan dimana pengadilan wajib memberikan putusan terhitung sejak tanggal permohonan pernyataan pailit didaftarkan. Putusan atas permohonan pernyataan pailit wajib diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum dan wajib memuat secara lengkap pertimbangan hukum yang mendasari putusan tersebut serta memuat pula: 1 Pasal tertentu dari peraturan perundang-undangan yang bersangkutan danatau sumber hukum tak tertulis yang dijadikan dasar untuk mengadili; dan 2 Pertimbangan hukum dan pendapat yang berbeda dari hakim anggota atau ketua majelis. Salinan putusan pengadilan atas permohonan pernyataan pailit wajib disampaikan oleh juru sita dengan surat kilat tercatata kepada debitur, pihak yang mengajukan permohonan pailit, kurator, dan hakim pengawas paling lambat 3 tiga hari setelah tanggal putusan atas permohonan pernyataan pailit diucapkan.

B. Akibat Hukum Kepailitan