Kesimpulan Perlindungan Hukum Bagi Kurator Terhadap Tuntutan Hukum Kreditur Dalam Pengurusan Dan Pemberesan Harta Pailit

cxviii BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Syarat-syarat kepailitan yang tercantum dalam Pasal 1 ayat 1 UUK dan PKPU yaitu, debitur mempunyai dua atau lebih kreditur dan tidak membayar sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih. Apabila seorang debitur telah memenuhi syarat tersebut maka dapat dinyatakan pailit dan dalam hal pengurusan dan pemberesan harta pailit diserahkan kepada kurator. Tahap pengurusan harta pailit adalah jangka waktu sejak debitur dinyatakan pailit. Kurator bertugas untuk melakukan pengurusan dan pemberesan harta pailit, pada awalnya pengadilan membentuk panitia kreditur sementara yang terdiri atas 3 orang. Setelah itu panitia kreditur sementara akan berganti menjadi panitia kreditur tetap atas persetujuan hakim pengawas dan melakukan rapat kreditur yang dihadiri oleh debitur. Selanjutnya diadakan rapat kreditur. Setelah rapat kreditur dilakukan hakim pengawas menentukan hari, tanggal, waktu dan tempat rapat kreditur pertama yang harus diselenggarakan paling lambat dalam jangka waktu 30 hari setelah tanggal putusan pailit diucapkan. Selanjutnya selama masa pengurusan harta pailit, kurator dapat meminta penyegelan harta pailit kepada pengadilan, berdasarkan alasan untuk mengamankan cxix harta pailit, melalui hakim pengawas. Selanjutnya selama masa kepailitan berlangsung kurator berwenang melanjutkan usaha debitur pailit atas persetujuan panitia kreditur sementara walaupun ada kasasi atau peninjauan kembalki. Selanjutnya dalam proses pemberesan harta pailit dapat dilakukan upaya perdamaian. upaya perdamaian ini betujuan untuk mengakhiri suatu perkara yang sedang berjalan atau mencegah timbulnya suatu perkara. Pasal 109 UUK dan PKPU. Selanjutnya hakim pengawas menetapkan tanggal rapat pencocokan. Hakim pengawas hadir dalam rapat pencocokan dan bertindak sebagai pemimpin rapat yang dihadiri oleh kurator, para kreditur dan oleh debitur. Selanjutnya Kurator memulai pemberesan harta pailit setelah harta pailit dalam keadaan tidak mampu membayar dan usaha debitur dihentikan. Selanjutnya kurator Kurator wajib menyusun suatu daftar pembagian untuk dimintakan persetujuan pada hakim pengawas. Daftar pembagian memuat rincian penerimaan dan pengeluaran termasuk didalamnya upah kurator, nama kreditur, jumlah yang dicocokkan dari tiap- tiap piutang dan bagian yang wajib diterimakan kepada kreditur. Daftar bagian ini dapat dibuat sekali atau lebih dari sekali dengan memperhatikan kebutuhan. Selanjutnya Dalam sidang tersebut hakim pengawas memberi laporan tertulis, sedangkan kurator dan setiap kreditur atau kuasanya dapat mendukung atau membantah daftar pembagian tersebut dengan mengemukakan alsannya. Atas alasan tersebut dalam jangka waktu paling lambat 7 tujuh hari wajib memberikan putusan yang disertai dengan pertimbangan hukum yang cukup. Terhadap putusan pengadilan ini dapat diajukan permohonan kasasi. cxx Selanjutnya, setelah kurator selesai melaksanakan pembayaran kepada masing-masing kreditur berdasarkan daftar pembagian maka berakhirlah kepailitan. Kurator melakukan pengumuman mengenai berakhirnya kepailitan dalam Berita Negara Republik Indonesia dan surat kabar.Kerentuan mengenai berakhirnya kepailitan ini terdapat dalam Pasal 201 dan 202 UUK dan PKPU. pada tahap akhir, Kurator wajib memberikan pertanggungjawaban mengenai pengurusan dan pemberesan yang telah dilakukannya kepada hakim pengawas paling lama 30 hari setelah berakhirnya kepailitan. Semua buku dan dokumen mengenai harta pailit wajib diserahkan kepada debitur dengan tanda bukti penerimaannya. Pasal 202 ayat 3 dan 4 UUK dan PKPU. 2. Pengertian risiko dalam Wikipedia Bahasa Indonesia adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Pada saat melakukan tugas pengurusan dan pemberesan harta pailit, kurator menempati posisi yang sangat riskan, mengingat tanggung jawab yang di emban kurator sangat besar. Dimana uirator bertanggung jawab sepenuhnya atas harta debitur pailit. Resiko profesi kurator disebutkan dalam Pasal 72 UUK dan PKPU. Kurator bertanggunng jawab terhadap kesalahan atau kelalaiannya dalam melaksanakan tugas pengurusan danatau pemberesan boedel pailit yang menyebabkan kerugian terhadap harta pailit. Dalam melaksanakan tugasnya, kurator dapat dituntut atas kesalahan dan kelalaiannya, yang dimaksud dengan tuntutan disini adalah gugatan secara hukum yang di tujukan kepada kurator. Selain itu kurator juga memiliki resiko debitur yang tidak cxxi kooperatif dengan menyembunyikan hartanya sehingga kurator sulit untuk menemukan harta debitur dalam proses kepailitan. Resiko lain yang dihadapi kurator adalah sanksi yang diberikan Asosiasi Kurator Indonesia AKPI apabila kurator lalai dalam menjalankan tugas maka izin praktek kurator tersebut dapat dicabut. Resiko lain datang dari luar dimana kurator dapat diancam oleh karyawan perusahaan yang dipailitkan karena karyawan tersebut tidak mendapat gaji. 3. Selain lemah melindungi debitur besar yang sehat, UUK dan PKPU juga dirasa tak berpihak pada kurator. UUK dan PKPU tidak menyebut dengan jelas perlindungan hukum pada kurator, padahal jika dilihat kurator jelas memili peran pending dan tanggung jawab yagn besar dalam pengurusan dan pemberesan harta pailit. pada dasarnya keberadaan UUK dan PKPU di indonesia adalah sebagai pelindung bagi setiap orang yang terlibat dalam proses kepailitan. akan tetapi perlindungan terhadap kurator ini tidak secara jelas disebutkan dalam UUK dan PKPU. Karena itu, rencana revisi UU kepailitan disambut baik kurator agar ada kepastian akan tugas mereka. Dengan mengacu pada Pasal 50 KUHPidana sebagaimana disebutkan di atas menjadi dasar terhadap terjaminnya pelaksanaan tugas dari kurator, dimana kurator sebagai pejabat yang diangkat dan ditugaskan oleh pengadilan untuk melaksanakan ketentuan undang-undang, dan sepanjang melakukan tugas dan kewenangan yang diperintahkan oleh undang-undang dalam hal ini yaitu undang-undang Kepailitan. Selain itu, kurator sebaiknya dilindungi oleh asuransi. Asuransi jenis ini adalah asuransi yang juga biasanya dipakai untuk melindungi anggota direksi atau komisaris suatu perusahaan debitur cxxii sehubungan dengan kewajiban yang dibebankan oleh hukum untuk membayar ganti kerugian apabila karena kesalahan atau kelalaiannya menyebabkan kerugian bagi perusahaan debitur dan atas perbuatannya itu dihukum oleh pengadian untuk membayar ganti kerugian kepada pihak- pihak penggugat yang dirugikan . cxxiii

B. Saran