Lingkungan Kerja Panas Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Panas

kepadanya, dengan demikian suhu tersebut menunjukkan kelembaban relatif udara. Kecepatan aliran udara yang besar dapat diukur dengan anemometer, sedangkan kecepatan udara yang kecil dengan suatu kata termometer. Suhu radiasi diukur dengan suatu termometer bola globe thermometer. Panas radiasi adalah energi atau gelombang elektromagnetis yang panjang gelombangnya lebih dari sinar matahari dan mata tidak peka terhadapnya atau mata tidak dapat melihatnya.

2.1.2 Lingkungan Kerja Panas

Pekerja di dalam lingkungan panas, seperti di sekitar furnaces, peleburan, boiler, oven, tungku, pemanas atau bekerja di luar ruangan di bawah terik matahari dapat mengalami gangguan kesehatan. Selama aktivitas pada lingkungan panas tersebut, tubuh secara otomatis akan memberikan reaksi untuk memelihara suatu kisaran panas lingkungan yang konstan dengan menyeimbangkan antara panas yang diterima dari luar tubuh dengan kehilangan panas dari dalam tubuh. Menurut Tarwaka dkk 2004 bahwa suhu tubuh manusia dipertahankan hampir menetap oleh suatu pengaturan suhu. Suhu menetap ini dapat dipertahankan akibat keseimbangan di antara panas yang dihasilkan dari metabolism tubuh dan pertukaran panas di antara tubuh dan lingkungan sekitarnya. Produksi panas didalam tubuh tergantung dari kegiatan fisik tubuh, makanan, gangguan sistem pengaturan panas seperti dalam kondisi demam dan lain-lain. Selanjutnya faktor-faktor yang menyebabkan pertukaran panas di antara tubuh dengan lingkungan sekitarnya adalah panas konduksi, panas konveksi, panas radiasi, dan panas penguapan Tarwaka dkk, 2004. Universitas Sumatera Utara Suhu nikmat kerja adalah suhu yang diperlukan seseorang agar dapat bekerja secara nyaman. Suhu nikmat kerja berkisar antara 24-26 °C bagi orang Indonesia. Orang Indonesia pada umumnya beraklimatisasi dengan iklim tropis yang suhunya sekitar 29-30 °C dengan kelembaban 85-95. Aklimatisasi terhadap panas berarti suatu proses penyesuaian yang terjadi pada seseorang selama satu minggu pertama berada di tempat kerja. Setelah satu minggu pertama berada di tempat panas, tenaga kerja mampu bekerja tanpa pengaruh tekanan panas, hal ini tergantung dari aklimatisasi setiap individu yang dilihat dari beban kerja sehingga diperlukan variasi kerja Suma’mur, 2009.

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Panas

1. Aklimatisasi Aklimatisasi adalah suatu proses adaptasi fisiologis yang ditandai oleh pengeluaran keringat yang meningkat, denyut nadi menurun dan suhu tubuh menurun. Proses adaptasi ini biasanya memerlukan waktu 7-10 hari. Aklimatisasi dapat pula menghilang ketika orang yang bersangkutan tidak masuk kerja selama seminggu berturut-turut Santoso, 2005. Aklimatisasi terhadap suhu tinggi merupakan hasil penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungannya. Untuk aklimatisasi terhadap panas ditandai dengan penurunann frekuensi denyut nadi dan suhu tubuh sebagai akibat pembentukkan keringat. Aklimatisasi ini ditujukan kepada suatu pekerjaan dan suhu tinggi untuk beberapa waktu misalnya 2 jam. Mengingat pembentukan keringat tergantung pada Universitas Sumatera Utara kenaikan suhu dalam tubuh. Aklimatisasi panas biasanya tercapai sesudah 2 minggu WHO, 1969. 2. Umur Daya tahan seseorang terhadap panas akan menurun pada umur yang lebih tua. Orang yang lebih tua akan lebih lambat keluar keringatnya dibandingkan dengan orang yang lebih muda. Orang yang lebih tua memerlukan waktu yang lama untuk mengembalikan suhu tubuh menjadi normal setelah terpapar panas. Studi menemukan bahwa 70 dari seluruh penderita tusukan panas heat stroke, mereka yang berusia lebih dari 60 tahun. Denyut nadi maksimal dari kapasitas kerja yang maksimal berangsur-angsur menurun sesuai dengan bertambahnya umur WHO, 1969. 3. Jenis Kelamin Adanya perbedaan kecil aklimatisasi antara laki-laki dan wanita. Wanita tidak dapat beraklimatisasi dengan baik seperti laki-laki. Hal ini dikarenakan mereka mempunyai kapasitas kardiovaskuler yang lebih kecil WHO, 1969. 4. Ukuran Tubuh Adanya perbedaan ukuran tubuh akan mempengaruhi reaksi fisiologis tubuh terhadap panas. Laki-laki dengan ukuran tubuh yang lebih kecil dapat mengalami tingkatan tekanan panas yang relatif lebih besar, hal ini dikarenakan mereka mempunyai kapasitas kerja maksimal yang lebih kecil Siswanto, 2005.

2.1.4 Indikator Tekanan Panas