Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Perubahan Denyut Nadi pada Pekerja No
Denyut Nadi Frekuensi
Persentase
1 Normal
6 21,4
2 Meningkat
22 78,6
Jumlah 14
100
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebelum dan sesudah terpapar panas di lingkungan kerja pekerja dengan denyut nadi normal sebanyak 6 orang atau
21,4 dan yang paling banyak denyut nadi meningkat sebanyak 22 orang atau 78,6. Hal ini jelas menunjukkan adanya peningkatan denyut nadi sebelum dan
sesudah bekerja di lingkungan kerja yang panas.
4.3 Analisis Bivariat
Untuk mengetahui hubungan dua variabel yaitu antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen maka digunakan analisis statistik bivariat.
Pada penelitian ini analisis bivariat yang digunakan adalah uji Chi Square, masing- masing variabel independen dan variabel dependen yang sudah dikategorikan diuji
apakah ada hubungan antara variabel independen yaitu tekanan panas dengan variabel dependen yaitu denyut nadi. Jika nilai p 0,05 maka ada hubungan antara variabel
independen tekanan panas dengan variabel dependen denyut nadi.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.11 Hubungan Tekanan Panas dengan Denyut Nadi Pekerja No
Tekanan Panas ISBB
Denyut Nadi Total
P Normal
Meningkat f
f F
1 Tempat Kerja
Memenuhi Syarat
5 100,0
5 100,0
0,001 2
Tempat Kerja Tidak
Memenuhi Syarat
1 4,4
22 95,6
23 100,0
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara tekanan panas dengan denyut nadi
pekerja di stasiun pengeringan diperoleh data bahwa dari 5 pekerja dengan tempat kerja memenuhi syarat sebanyak 5 atau 100 dengan denyut nadi normal dan pekerja
dengan denyut nadi yang meningkat tidak ada. Sedangkan dari 23 pekerja dengan tempat kerja yang tidak memenuhi syarat sebanyak 1 atau 8,3 dengan denyut nadi
normal dan 22 orang atau 91,7 dengan denyut nadi meningkat. Hasil uji statistik chi
square, didapat nilai p = 0,001, artinya ada hubungan yang signifikan antara tekanan panas dengan denyut nadi.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Analisis Univariat 5.1.1 Tekanan Panas ISBB
Suma’mur 2009 tekanan panas adalah kombinasi suhu udara, kelembapan udara, kecepatan gerakan dan suhu radiasi. Tekanan panas dalam penelitian ini adalah
suhu di stasiun pengeringan. Berdasarkan hasil pengukuran tekanan panas di stasiun pengeringan diketahui
bahwa bahwa rata-rata ISBB di stasiun pengeringan pada shift 1 adalah 31,5 °C dengan ISBB minimal adalah 28,0 °C dan ISBB Maksimal adalah 33,0 °C.
Sedangkan rata-rata ISBB di stasiun pengeringan pada shift 2 adalah 30,9 °C dengan ISBB minimal adalah 28,0 °C dan ISBB Maksimal adalah 32,3 °C. Hasil pengukuran
tekanan panas tersebut kemudian dikategorikan menjadi dua kategori yaitu tempat kerja yang memenuhi syarat dan tempat kerja yang tidak memenuhi syarat yang
disesuaikan berdasarkan beban kerja pekerja di stasiun pengeringan. Dan didapatkan tekanan panas di stasiun pengeringan yang memenuhi syarat sebanyak 5 atau 17,9
dan yang tidak memenuhi syarat sebanyak 23 atau 82,1. Dari hasil pengukuran tekanan panas di stasiun pengeringan diperoleh ISBB
terendah 28.0 °C dan ISBB tertinggi 33.0 °C. Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER. 13MENX2011 tentang Nilai Ambang Batas
Universitas Sumatera Utara