medis. Tanda dan gejalanya utama dari gangguan kesehatan ini adalah bingung, perilaku irrasional, hilang kesadaran, sawan, kurang berkeringat, kulit panas dan
temperatur tubuh sangat tinggi. Meningkatnya temperatur metabolik akibat kombinasi beban kerja dan beban panas lingkungan, yang keduanya turut
memberi pengaruh terhadap heat stroke, juga sangat bervariasi dan sulit memprediksinya.
2.1.6 Faktor-Faktor yang Menyebabkan Pertukaran Panas
Faktor- faktor yang menyebabkan pertukaran panas menurut Suma’mur 2009
sebagai berikut : 1.
Konduksi Konduksi adalah pertukaran panas antar tubuh dengan benda-benda sekitar
melalui mekanisme sentuhan atau kontak langsung. Konduksi dapat menghilangkan panas dari tubuh, apabila benda-benda sekitar lebih rendah suhunya, dan dapat
menambah panas kepada badan apabila suhunya lebih tinggi dari tubuh. 2.
Konveksi Konveksi adalah pertukaran panas dari tubuh dan lingkungan melalui kontak
udara dengan tubuh. Udara adalah penghantar panas yang kurang begitu baik, tetapi melalui kontak dengan tubuh dapat terjadi pertukaran panas antara udara dengan
tubuh. Tergantung dari suhu udara dan kecepatan angin, konveksi memainkan besarnya peran dalm pertukaran panas antar tubuh dengan lingkungan. Konveksi
dapat mengurangi atau menambah panas kepada tubuh.
Universitas Sumatera Utara
3. Radiasi
Setiap benda termasuk tubuh manusia selalu memncarkan gelobang panas. Tergantung dari suhu benda-benda sekitar, tubuh menerima atau kehilangan panas
lewat mekanisme radiasi. 4.
Penguapan Manusia dapat berkeringat dengan penguapan dipermukaan kulit atau melalui
paru-paru tubuh kehilangan panas untuk penguapan. Untuk mempertahankan suhu tubuh maka :
M ± Kond ± Konv ± R-E = 0 M
= Panas dari metabolism E = Panas oleh evaporasi
Kond = Pertukaran panas secara konduksi Konv = Pertukaran panas secara konveksi
R = Panas radiasi
2.1.7 Pengendalian Lingkungan Kerja Panas
Untuk mengendalikan pengaruh pemaparan tekanan panas terhadap tenaga kerja perlu dilakukan koreksi tempat kerja, sumber-sumber panas lingkungan dan
aktivitas kerja yang dilakukan. Koreksi tersebut dimaksudkan untuk menilai secara cermat faktor-faktor tekanan panas dan mengukur Indeks Suhu Bola Basah ISBB
pada masing-masing pekerjaan sehingga dapat dilakukan langkah pengendalian secara benar. Koreksi tersebut juga dimaksudkan untuk menilai efektifitas dari sistem
pengendalian terhadap pemaparan tekanan panas di perusahaan dapat dijelaskan sebagai berikut Tarwaka dkk, 2004 :
Universitas Sumatera Utara
a. Mengurangi faktor beban kerja dengan mekanisasi
b. Mengurangi beban panas radian dengan cara :
1. Menurunkan temperatur udara dari proses kerja yang menghasilkan panas
2. Relokasi proses kerja yang menghasilkan panas
3. Penggunaan tameng panas dan alat pelindung diri yang dapat memantulkan
panas c.
Mengurangi temperatur dan kelembaban. Cara ini dapat dilakukan melalui ventilasi pengenceran atau pendinginan secara mekanis. Cara ini telah terbukti
secara drastis dapat menghemat biaya dan meningkatkan kenyamanan. d.
Meningkatkan pergerakan udara. Peningkatan pergerakan udara melalui ventilasi buatan dimaksudkan untuk memperluas pendinginan evaporasi, tetapi tidak
boleh 0,2 mdet, sehingga perlu dipertimbangkan bahwa menambah pergerakan udara pada temperatur yang tinggi 40°C dapat berakibat kepada peningkatan
tekanan panas. e.
Pembatasan terhadap waktu pemaparan panas dengan cara : 1.
Melakukan pekerjaan pada tempat panas pada pagi dan sore hari 2.
Penyediaan tempat sejuk yang terpisah dengan proses kerja untuk pemulihan 3.
Mengatur waktu kerja-istirahat secara tepat berdasarkan beban kerja dan nilai ISBB.
Pengendalian diatas ditegaskan kondisi yang harus dipertimbangkan dalam setiap desain atau redesain sistem ventilasi adalah adanya sirkulasi udara pada tempat
kerja yang baik, sehingga terjadi pergantian udara dalam ruangan dengan udara segar
Universitas Sumatera Utara
dari luar secara terus-menerus. Faktor pakaian dan pemberian minum harus juga dipertimbangkan dalam mengatasi masalah panas lingkungan.
Menurut Harrianto 2009 pengendalian paparan lingkungan panas sebagai berikut :
1. Pengendalian Administratif
a. Periode aklimatisasi yang cukup sebelum melaksanakan beban kerja yang
penuh. b.
Untuk mempersingkat pajanan dibutuhkan jadwal istirahat yang pendek tetapi sering dan rotasi pekerja yang memadai.
c. Ruangan dengan penyejuk rasa AC perlu disediakan untuk memberikan efek
pendingin pada pekerja waktu istirahat. d.
Penyediaan air minum yang cukup. 2.
Pengendalian Teknik a.
Mengurangi produksi panas metabolik tubuh. b.
Automatisasi dan mekanisasi beban tugas akan meminimalisasi kebutuhan kerja fisik pekerja.
c. Mengurangi penyebaran panas radiasi dari permukaan-permukaan benda yang
panas, dengan cara isolasipenyekat melapisi permukaan benda-benda yang panas dengan bahan yang memiliki emisi yang rendah seperti aluminium atau
cat, perisai bahan yang dapat memantulkan panas dan remote control.
Universitas Sumatera Utara
d. Mengurangi bertambahnya panas konveksi, seperti penggunaan kipas angin
untuk meningkatkan kecepatan gerak udara di ruang kerja panas. e.
Mengurangi kelembaban. AC, peralatan penarik kelembaban dan upaya lain untuk mengeleminasi uap panas sehingga dapat mengurangi kelembaban di
lingkungan tempat kerja. 3.
Alat Pelindung Diri a.
Untuk bekerja di tempat kerja yang panas dan lembab, perlu disediakan baju yang tipis dan berwarna terang hingga pengeluaran panas tubuh dengan proses
evaporasi keringat menjadi lebih efisien. b.
Kaca mata yang dapat menyerap panas radiasi bila bekerja dekat dengan benda-benda yang sangat panas, misalnya cairan logam atau oven yang panas.
2.1.8 Standar Iklim Kerja Panas