Pemberian Musik Pengiring Kerja

c. Pengarah sinar harus sedemikian rupa sehingga rata-rata terangnya baik untuk penglihatan. d. Sudut antara garis pandang horizontal dengan ketinggian sumber cahaya harus diletakkan sedemikian rupa hingga garis pandang yang paling sering dipakai jangan berhimpit dengan cahaya yang terpantul. Bertitik tolak dari latar belakang tersebut maka perlu dilakukan analisis mengenai pengaruh intensitas cahaya dan arah datang cahaya terhadap hasil kerja manusia. Untuk pekerjaan-pekerjaan kasar dan rutin, pekerjaan-pekerjaan yang detail berukuran besar, dan pekerjaan-pekerjaan dengan bahan yang jelas kontrasnya, cukup dengan illuminasi 100 lux – 200 lux. Makin halus pekerjaannya dan menyangkut inspeksi serta Quality Control, ataupun makin halus detailnya dan kurang kontrasnya, makin tinggi illuminasi yang diperlukan, yaitu 500 lux-1000 lux. Pekerjaan yang amat halus, tepat dan teliti seyogyanya diberi penerangan dengan illuminasi 1000 lux-2000 lux. Bagian pabrik yang memerlukan pengamanan visual sewaktu tidak beroperasi, dapat diberi illuminasi merata 20 lux. Dan untuk ruangan atau bagian ruangan tempat pemeriksaan warna secara teliti, sebaiknya diberi illuminasi 750 lux dengan lampu yang kualitas efek warnanya tinggi 4 .

3.2.5. Pemberian Musik Pengiring Kerja

Secara psikologi, musik pengiring ditempat kerja akan membuat pekerja berada dalam kondisi yang segar yang dapat mempengaruhi perasaan kelelahan dan produktifitas kerja. Musik mempunyai efek positif untuk menciptakan kesegaran dan

4. Eko Nurmianto, Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikas, Edisi Pertama, Jakarta: PT. Guna Midya, 1992.

M. Syafi’i Lubis : Analisa Pengaruh Alunan Musik, Intensitas Cahaya Dan Arah Datang Cahaya Pada Bagian…, 2008 USU Repository © 2009 mood yang baik untuk pekerja. Untuk pekerja yang monoton, musik dapat memberikan rangsangan yang dapat memperbaiki aktifitas kerja. Kerja monoton yang berulang-ulang seperti diperusahaan tenun, sepatu, rokok, dan sebagainya hanya membutuhkan konsentrasi yang sedikit. Oleh karena itu musik dapat dimanfaatkan untuk kepentingan dalam kerja seperti itu. Penggunaan musik yang secara sengaja dipakai untuk pengiring kerja, tidak boleh sembarangan. Pemilihan musik dilakukan secara hati-hati dan seleksi, baik jenis maupun iramanya. Dari hasil penelitian, ternyata musik instrumental dan musik dengan irama yang tidak begitu kuat atau terlalu cepat dan tidak terlalu lambat, lebih disukai para pekerja. Pada pekerja yang monoton, musik berefek stimulasi dan meningkatkan pelaksanaan pekerjaan. Musik adalah baik untuk pekerjaan yang monoton repetitive yang memerlukan sedikit perhatian. Musik dapat dimainkan pada saat sebelum kerja, ketika kerja, pada saat istirahat, dan pada saat akan selesai kerja. Tempo yang terlalu lambat akan membuat pekerja mengantuk, sedangkan yang terlalu cepat akan merangsang gerakan yang tidak teratur. Untuk itu, tempo atau irama musik yang baik ditempat kerja adalah dengan irama sedang. Sudah menjadi kebiasaan ketika bekerja pekerja ditemani oleh alunan musik. Baik itu untuk kerja yang sifatnya strategis maupun yang sifatnya eksekusi. Namun juga pekerja kadang tidak menggunakan musik dan membiarkan suasana menjadi hening. Terkadang, secara tidak sadar pekerja terganggu oleh musik. Itu karena musik yang mengalun tidak pas dengan suasana kerja yang sedang dijalankan. M. Syafi’i Lubis : Analisa Pengaruh Alunan Musik, Intensitas Cahaya Dan Arah Datang Cahaya Pada Bagian…, 2008 USU Repository © 2009 Dengan bantuan musik, pekerja dapat bertahan lebih lama di meja kerja untuk memikirkan sesuatu yang sifatnya strategis. Musik ini mampu ‘mendinginkan’ otak. Otak yang dalam keadaan ‘dingin’ ini bisa mengalirkan ide-ide yang kreatif memecahkan masalah sehingga solusilah yang di dapat. Untuk mengatasi rasa kantuk dan lelah selama bekerja, alunan musik dengan irama sedang dapat meningkatkan kewaspadaan dan ketajaman otak, sehingga pekerja terhindar dari rasa kantuk.

3.3. Uji Keseragaman Data