1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi informasi saat ini penguasaan literasi informasi dipandang sangat penting dalam proses pembelajaran sehingga menjadi bagian tak
terpisahkan dari program pendidikan. Begitu pentingnya literasi informasi bagi dunia pendidikan terutama institusi pendidikan tinggi yang sudah menerapkan
KBK kurikulum berbasis kompetensi, penguasaan literasi informasi menjadi kompetensi yang perlu dimiliki oleh setiap mahasiswa.
Tujuan penguasaan literasi informasi tidak hanya untuk menjadikan mahasiswa sebagai individu yang literat informasi, yang mampu menyelesaikan
tugas-tugas akademis dengan baik, melainkan juga untuk membekali mahasiswa dengan pemahaman yang mendalam tentang literasi informasi yaitu meliputi
keberaksaraan komputer, keberaksaraan teknologi dan keberaksaraan digital Adler dalam Zulaikha, 2008. Literasi informasi mengubah dan membangun
seseorang menjadi individu yang akan mengikuti pembelajaran seumur hidup lifelong learning.
Saat ini teknologi informasi membuat berbagai informasi mudah diakses dan digunakan dengan adanya media sebagai alat penyebar informasi sehingga
menimbulkan ledakan informasi, untuk itu kompetensi literasi informasi dibutuhkan dalam memperoleh informasi secara cepat dan efektif dan disinilah
penguasaan literasi informasi tidak hanya bermanfaat bagi mahasiswa yang masih mengikuti perkuliahan tetapi juga bermanfaat di dunia kerja mereka nantinya.
2
Konsep literasi informasi mulai diperkenalkan pada tahun 1974 oleh Paul Zurkowski President Information Industries Association, ketika ia mengajukan
sebuah proposal kepada The National Commission on Libraries and Information Science NCLIS, USA. Zurkowski 1974, 6 menulis :
“People trained in the application of information resources to their work can be called information literate. They have learned techniques and skill
for utilizing the wide range of information tools as well as primary sources in molding information solutions to their problems.”
Merujuk pada tulisannya dapat diartikan orang-orang yang dilatih dalam mengaplikasikan sumber-sumber informasi untuk pekerjaan mereka dapat disebut
dengan information literate terpelajar dalam memanfaatkan informasi, mereka belajar teknik dan kemampuan dalam memanfaatkan keluasan perangkat
informasi sebagaimana pemanfaatan sumber utama dalam mencari pemecahan masalah yang dihadapi.
Standar literasi informasi menyediakan mekanisme untuk membantu
pelajar menjadi pengguna yang bertanggung jawab terhadap informasi dalam kehidupannya. Association of College Recearch Libraries ACRL telah
membuat standar kompetensi literasi informasi untuk Pendidikan Tinggi yang menginspirasi pembangunan standar yang sama di negara Inggris, Australia dan
New Zealand. Standar ACRL telah membuat suatu kerangka standar untuk menilai kemampuan literasi individu dimana mahasiswa, dosen, pustakawan, staf
lainnya dapat menentukan indikator tertentu untuk mengetahui apakah seseorang dikatakan memiliki literasi informasi.
Kompetensi literasi informasi berguna bagi mahasiswa sebagai kerangka berpikir secara kritis dan logis ketika mahasiswa berinteaksi dengan informasi
3
yang berbeda-beda. Kompetensi akan menjadikan mahasiswa lebih peka dalam mengembangkan pola pikir dalam sistem pembelajaran serta menjadikan
mahasiswa mengetahui tindakan yang diperlukan untuk mengumpulkan, menganalisis dan menggunakan informasi.
Literasi informasi wajib dimiliki oleh mahasiswa pada setiap bidang studi guna memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk menjadi sarjana yang unggul,
paham kualitas dan manfaat kesarjanaan, paham akan keadaan masyarakat yang kaya akan informasi dan berbagai sumber informasi sesuai kesarjanaannya. The
American Psychological Association APA adalah organisasi ilmiah dan professional yang mewakili psikologi terkemuka di Amerika Serikat. The
American Psychological Association menyatakan 54 divisi terdaftar mulai dari psikologi eksperimental, psikologi pendidikan, psikoterapi dan lain-lain. Masing-
masing memiliki kebutuhan khusus dan mematuhi prinsip-prinsip etika penelitian yang sama. Pedoman ini telah mempertimbangkan materi perkuliahan pokok
untuk sarjana psikologi yang relevan dengan literasi informasi. Pedoman ini mengungkapkan dasar-dasar umum sarjana psikologi untuk semua bidang.
Dengan adanya pedoman yang diberikan The American Psychological Association. Maka standar ACRL menciptakan standar khusus bagi mahasiswa
sarjana psikologi yang disebut standar literasi informasi psikologi Psychology Information Literacy Standards. Psychology Information Literacy Standards
berbeda dengan standar literasi informasi untuk perguruan tinggi yang dikeluarkan ACRL yang memberikan indikator kinerja secara umum bagi
mahasiswa. Standar ini diciptakan melalui dua cara penting yaitu, a
4
penggabungan aspek hukum dan etika literasi informasi, yang terdiri dari kelima standar ACRL untuk dokumen umum, ke dalam empat standar utama dan, b
penyedia sumber informasi konkret dan situasi penelitian. Standar ini berguna sebagai alat untuk mengatur instruksi keterampilan melek informasi dan sebagai
dasar untuk kolaborasi antara perpustakaan dan fakultas. Program studi ilmu psikologi Universitas HKBP Nommensen Medan
merupakan jurusan pada tingkat pendidikan tinggi yang berfokus pada pembelajaran mengenai perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah dengan
tujuan akhir berperan dalam menjawab kebutuhan masyarakat. Dari data yang diperoleh, program studi ilmu psikologi semester II, IV, VI T.A 20142015
memiliki mahasiswa sebanyak 63 orang yang merupakan mahasiswa yang aktif dalam kegiatan perkuliahan. Sebagai mahasiswa yang akan menjawab kebutuhan
masyarakat, maka mahasiswa dituntut untuk memiliki keterampilan literasi informasi. Hal ini dikarenakan ilmu psikologi adalah cabang ilmu yang senantiasa
mengalami perkembangan pengetahuan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan bidang ilmunya. Perkembangan tersebut terjadi disebabkan semakin kompleks
dan dinamisnya penelitian dan penemuan baru dalam bidang psikologi. Berkenaan dengan keterampilan literasi informasi, mahasiswa telah
diberikan pembekalan ketika mengikuti kegiatan pendidikan pemakai di perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan, yaitu pada saat menjadi
mahasiswa baru dengan memberikan semacam tour dan orientasi dengan mendapatkan materi litersi informasi untuk mengenal layanan dan sarana
perpustakaan yang dapat membantu mahasiswa dalam menelusur dan menemukan
5
informasi sesuai dengan tugas kuliah, penelitian dan pengambilan keputusan yang dilakukan secara cepat dan tepat. Namun kenyataannya yang diperoleh
menunjukkan bahwa masih ada beberapa mahasiswa yang masih belum memahami keterampilan literasi informasi, hal ini ditunjukkan mahasiswa kadang
merasa bingung dengan istilah-istilah ilmiah asing dan lebih memilih merangkum seluruh informasi sehingga hal ini mengindikasikan bahwa mahasiswa masih
kurang memahami cara mengevaluasi informasi untuk membangun ide-ide baru dan kurangnya pengetahuan terhadap sumber-sumber informasi seperti jurnal
yang dilanggan oleh Perpustakaan Nommensen seperti Proquest, padahal didalam jurnal terdapat banyak informasi yang dapat ditemukan.
Pelatihan literasi informasi menjadi kemampuan yang sangat penting tidak hanya bagi pustakawan, pelajar, peneliti, kalangan professional dan masyarakat
umum karena literasi informasi merupakan kemampuan yang penting dalam pembelajaran seumur hidup. Selain itu perkembangan teknologi informasi yang
membuat mudah dan banyaknya informasi tersedia, menjadikan literasi informasi semakin penting. Berdasarkan latar belakang di atas, Penulis tertarik untuk
melakukan penelitian terhadap literasi informasi yakni “Analisis Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas HKBP Nommensen
Medan” sebagai judul penelitian.
1.2. Rumusan Masalah