Elemen Literasi Informasi PENDAHULUAN

20 penelitian dan pengembangan setiap tahapan sehingga diperoleh kemampuan menciptakan informasi, dan menilai informasi. Dari penelitian sebelumnya tentang perbandingan model literasi informasi untuk pendidikan tinggi diketahui bahwa empat model tersebut dapat memenuhi standar literasi informasi bagi pendidikan tinggi yang sesuai dengan Psychology Information Literacy Standards berdasarkan ACRL.

2.5. Elemen Literasi Informasi

Konsisten dengan definisi literasi informasi yang telah dikembangkan untuk digunakan dalam pendidikan tinggi dan sebagaimana didalilkan oleh Campbell yang dikutip oleh Catts dan Jesus 2008, 12 yang berlaku di semua domain untuk perkembangan manusia. Maka elemen literasi informasi, yaitu: 1. Mengakui kebutuhan informasi recognize information need Komponen pertama literasi informasi merupakan kesadaran bahwa informasi diperlukan untuk memecahkan masalah. Langkah ini membedakan literasi informasi dengan penerimaan informasi pasif yang diberikan. Kesadaran akan kebutuhan bukan kapasitas statis akan tetapi salah satu yang perlu diterapkan. Setiap orang memilih untuk menerima informasi yang diberikan dan menguji keakuratan informasi yang disediakan dengan mencari informasi tambahan. 2. Mencari dan mengevaluasi kualitas informasi locate and evaluate the quality of information Keterampilan yang dibutuhkan untuk mencari informasi tergantung pada konteks di mana seseorang menerapkan keterampilan literasi informasinya. Dalam keadaan seperti ini, biasanya ada beberapa jaminan kualitas sumber informasi. Mencari informasi menggunakan mesin pencari di internet seringkali tidak terfilter pada kualitas informasinya. Pendidikan dan pelatihan diperlukan untuk membantu memperoleh keterampilan tidak hanya menemukan, tetapi juga untuk mengevaluasi sumber informasi. Oleh karena itu indikator literasi informasi harus mencakup keterampilan ini. 3. Menyimpan dan temu-kembali informasi store and retrieve information Orang-orang seSedangkan menghargai pentingnya penyimpanan informasi dan temu-kembali informasi untuk digunakan nanti. 21 Sebagai contoh masyarakat pribumi memiliki tempat-tempat khusus di mana informasi tersebut disimpan dan diakses untuk ditransmisikan ke setiap generasi. Perusahaan melakukan pembukuan, saham, pesanan dan profil pelanggan mereka dengan era digital. Begitu juga halnya dengan perpustakaan dalam penyimpanan pengetahuan pada era digital saat ini. Oleh karena itu, kemampuan untuk menyimpan dan temu-kembali informasi menjadi indikator literasi informasi. 4. Memanfaatkan efektivitas dan penggunaan etika informasi make effective and ethical use of information Efektivitas penggunaan informasi kemungkinan akan dicakup dalam survei pemecahan masalah dan pemikiran kritis, serta dalam aspek keaksaraan. Kesadaran akan etika penggunaan informasi tidak dapat didokumentasikan dalam survei yang ada. Jika hal ini dikonfirmasi akan menunjukkan kesenjangan yang akan dibahas dalam pembangunan masa depan. 5. Menerapkan informasi untuk membuat dan mengkomunikasikan pengetahuan apply information to create and communicate knowledge Tujuan literasi informasi adalah memungkinkan setiap orang untuk membuat dan menggunakan pengetahuan baru dan karenanya komponen ini merupakan produk dari praktek literasi informasi. Berdasarkan uraian diatas, maka ada beberapa langkah atau tahapan yang diSedangkani dalam penerapan proses literasi informasi yang disebut “siklus hidup”. Menurut Horton 2007, 8 sebelas tahapan siklus hidup literasi informasi, yaitu : 1. Tahap Satu: menyadari bahwa kebutuhan atau masalah yang ada membutuhkan resolusi informasi yang memuaskan. Ketika menghadapi masalah atau mencoba untuk membuat keputusan, informasi dapat membantu dalam merumuskan masalah atau keputusan yang lebih akurat dan lengkap. Hal ini juga dapat membantu mengidentifikasi berbagai alat, metode, pendekatan dan teknik; mengidentifikasi berbagai domain dan konteks; mengidentifikasi hasil yang fungsional dan disfungsional yang dapat terjadi. 2. Tahap Dua: mengetahui bagaimana cara akurat mengidentifikasi dan menentukan informasi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan, memecahkan masalah, atau membuat keputusan. 22 Menggunakan trik dan aturan terminologi sehingga kadang-kadang keterampilan ini disebut sebagai istilah “dicari” 3. Tahap Tiga: mengetahui bagaimana menentukan apakah informasi yang diperlukan ada atau tidak, dan bagaimana menciptakan pengetahuan baru. Di sinilah referensi perpustakaan dan mesin pencari dimainkan dan melakukan pekerjaan terbaik mereka. Jika melakukan pencarian Google dan tidak menemukan apa-apa beralihlah ke alat bantu perpustakaan yang lebih konvensional untuk membantu atau pada ahli informasi broker yang dapat membantu. 4. Tahap Empat: mengetahui bagaimana menemukan informasi yang dibutuhkan jika Anda telah menentukan bahwa hal itu memang ada. Hal ini dapat dinilai dengan menghadiri lokakarya yang akan mengajarkan bagaimana cara untuk mencari informasi sehingga setiap orang literat terhadap informasi. 5. Tahap Lima: mengetahui bagaimana cara menciptakan informasi yang tidak tersedia menjadi ada; kadang-kadang disebut Menciptakan pengetahuan baru. Diantara pilihan yang tersedia saat ini untuk memperoleh informasi yang akurat diperlukan pertimbangkan variabel seperti biaya, waktu yang telah tersedia. Saat ini Anda dapat menemukan relawan yang bersedia melakukan tugas dan menemukan sumber-sumber tambahan dengan membeli atau membayar sendiri untuk melakukan pekerjaannya. 6. Tahap enam: mengetahui bagaimana sepenuhnya memahami dan menemukan informasi, atau mengetahui cara untuk mencari bantuan jika diperlukan untuk memahami informasi yang diperoleh. Anda telah menemukan informasi yang Anda butuhkan, akan tetapi Anda tidak mampu memahami informasi tersebut. Anda kemudian meminta bantuan kepada pustakawan maupun seseorang information broker agar Anda dapat memahami sepenuhnya informasi yang telah diperoleh. 7. Tahap tujuh: mengetahui bagaimana mengatur, menganalisis, menafsirkan dan mengevaluasi informasi, termasuk keandalan sumber. Pada tahap ini, Anda perlu membuat keputusan untuk kehandalan, kredibilitas dan keaslian untuk menganalisis dan menafsirkan informasi. Analisis dan interpretasi menuju pemahaman sehingga diperoleh kesimpulan. 8. Tahap delapan: mengetahui bagaimana berkomunikasi dan menyajikan informasi kepada orang lain dalam format media yang sesuai dan bermanfaat. 9. Tahap sembilan: mengetahui bagaimana memanfaatkan informasi untuk memecahkan masalah, membuat keputusan atau memenuhi kebutuhan. 23 10. Tahap sepuluh: mengetahui bagaimana melestarikan catatan dan arsip informasi untuk penggunaan masa depan. 11. Tahap sebelas: mengetahui bagaimana membuang informasi yang tidak lagi diperlukan, dan menjaga informasi yang harus dilindungi. Penerapan proses literasi informasi sangat membantu seseorang dalam menentukan langkah atau tahapan yang dilalui dengan menyadari adanya masalah dalam memenuhi kebutuhan informasi sampai membuang informasi yang tidak lagi diperlukan, dan menjaga informasi yang harus dilindungi. Siklus hidup literasi informasi diperkenalkan agar pengguna memahami tahapan kemampuan untuk mengakses dan menciptakan pengetahuan baru yang akan berguna nantinya.

2.6. Literasi Informasi Dalam Dunia Pendidikan Tinggi