5
informasi sesuai dengan tugas kuliah, penelitian dan pengambilan keputusan yang dilakukan secara cepat dan tepat. Namun kenyataannya yang diperoleh
menunjukkan bahwa masih ada beberapa mahasiswa yang masih belum memahami keterampilan literasi informasi, hal ini ditunjukkan mahasiswa kadang
merasa bingung dengan istilah-istilah ilmiah asing dan lebih memilih merangkum seluruh informasi sehingga hal ini mengindikasikan bahwa mahasiswa masih
kurang memahami cara mengevaluasi informasi untuk membangun ide-ide baru dan kurangnya pengetahuan terhadap sumber-sumber informasi seperti jurnal
yang dilanggan oleh Perpustakaan Nommensen seperti Proquest, padahal didalam jurnal terdapat banyak informasi yang dapat ditemukan.
Pelatihan literasi informasi menjadi kemampuan yang sangat penting tidak hanya bagi pustakawan, pelajar, peneliti, kalangan professional dan masyarakat
umum karena literasi informasi merupakan kemampuan yang penting dalam pembelajaran seumur hidup. Selain itu perkembangan teknologi informasi yang
membuat mudah dan banyaknya informasi tersedia, menjadikan literasi informasi semakin penting. Berdasarkan latar belakang di atas, Penulis tertarik untuk
melakukan penelitian terhadap literasi informasi yakni “Analisis Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas HKBP Nommensen
Medan” sebagai judul penelitian.
1.2. Rumusan Masalah
6
Masalah penelitian ini dirumuskan dalam pertanyaan penelitian berikut: Bagaimanakah literasi informasi mahasiswa psikologi Universitas HKBP
Nomensen Medan ?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan peneliti dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui literasi informasi mahasiswa psikologi Universitas HKBP Nomensen
Medan.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Departemen Studi Ilmu Psikologi, hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan literasi informasi bagi mahasiswa.
2. Bagi pengembangan Ilmu Perpustakaan dan Informasi, hasil penelitian ini
dapat dijadikan sebagai tambahan rujukan atau literatur untuk penelitian lanjutan terutama dalam bidang literasi informasi.
3. Penulis, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis
tentang literasi informasi.
1.5. Ruang Lingkup
7
Ruang lingkup penelitian ini merupakan kajian pengguna informasi tentang literasi informasi. Literasi informasi tersebut mencakup keterampilan mahasiswa
mengevaluasi informasi yang dimannfaatkan dan sumber-sumber informasi serta menilai informasi ilmiah yang mendukung keberhasilan studi mereka. Kasus ini
dilihat pada mahasiswa program studi Psikologi Universitas HKBP Nommensen Medan T.A 20142015.
BAB II
8
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Literasi informasi
Konsep Literasi Informasi LI dan peranan pentingnya dalam pembelajaran formal telah menjadi kajian utama, terutama dalam dunia
pendidikan. Pada pendidikan di perguruaan tinggi dalam proses belajar mahasiswa harus mampu membiasakan diri dengan cara baru dalam mengukuti pendidikan.
Mahasiswa harus mencari sendiri, melatih diri dan menyerap materi yang diberikan dosen.
Istilah literasi informasi pertama kali diperkenalkan oleh Paul Zurkowski pada tahun 1974. Zurkowski berpendapat bahwa orang yang terlatih untuk
menggunakan sumber-sumber informasi dalam menyelesaikan tugas mereka disebut melek informasi information literate Eisenberg 2004, 3. Pendapat yang
sama diberikan oleh American Library Association ALA: “ untuk menjadi orang yang melek informasi itu dibutuhkan dan memiliki kemampuan untuk
menemukan, mengevaluasi, dan menggunakan informasi yang dibutuhkan secara efektif ”.
Menurut Verzosa 2009, literasi informasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengakses dan mengevaluasi informasi secara efektif untuk
memecahkan masalah dan membuat keputusan. Seseorang yang memiliki literasi informasi adalah orang yang tahu bagaimana belajar untuk belajar learning how
to learn karena mereka biasa tahu bagaimana informasi itu dikelola, cara menemukan, dan menggunakan informasi sesuai dengan etika yang berlaku.
9
Defenisi lain dikemukan dalam Dictionary for library and Information Science dinyatakan bahwa pengertian kebutuhan informasi adalah sebagai
berikut:“Information need is a gap in a person’s knowledge that, when experienced at a conscious level as a question, gives rise to a search for and
answer” Reitz 2004, 357. Kebutuhan informasi merupakan kesadaran akan sesuatu yang tidak diketahui dan merumuskannya dalam bentuk pernyataan yang
membutuhkan jawaban. Kegiatan literasi informasi pada awalnya hanya untuk informasi tercetak.
Namun seiring dengan kemajuan teknologi informasi, maka kini kegiatan literasi informasi tidak lagi hanya pada informasi tercetak tetapi juga pada informasi
elektronik. Perkembangan
teknologi informasi dan sumber informasi
mengakibatkan ledakan informasi sehingga setiap mahasiswa dapat menerima informasi apapun dan dari manapun tanpa batas dan filter. Untuk itu setiap
mahasiswa dituntut untuk memiliki keterampilan atau skill untuk memenuhi kebutuhan informasi yang sering disebut dengan istilah literasi informasi. Literasi
Informasi dianggap sebagai keterampilan penting dan utama dalam menyelesaikan berbagai masalah atau dikenal dengan istilah ‘problem solving and decision
making skills’. Kemampuan ini teramat sangat diperlukan dan menjadi salah satu kebutuhan dasar agar dapat tetap survive di era informasi. Agar proses pemenuhan
kebutuhan akan informasi berhasil dengan sukses, maka sangat perlu seseorang memahami tentang literasi informasi.
Literasi informasi menurut Association of College and Reseach Libraries ACRL 2000 adalah “a set of abilities to recognize when information is needed
10
and have the abilitiy to locate, evaluate, and use needed information effectively”. Seseorang yang terampil dalam literasi informasi tidak hanya akan memiliki
kemampuan untuk mengenal kapan ia membutuhkan informasi, tetapi ia juga memiliki kemampuan untuk menemukan informasi, dan mengevaluasinya, serta
mampu mengeksploitasi informasi untuk mengambil berbagai keputusan yang tepat sasaran.
Individu yang information literate akan memiliki rasa percaya diri, kemandirian, penuh inisiatif, dan memiliki motivasi tinggi dalam melakukan
berbagai aktivitas. Di samping itu, ia adalah individu yang tahu bagaimana cara belajar dan terus melakukan upaya untuk melakukan lifelong learning yang
menjadi misi utama dari penyelenggaraan pendidikan. Literasi informasi pada hakikatnya merupakan prasyarat, inti core, dan dasar atau fondasi dari lifelong
learning. Sehingga, kedua konsep ini tidak dapat dipisahkan, satu dengan lainnya. Menurut Dictionary for library and information science oleh Reitz 2004,
356 literasi informasi adalah : “Skill in finding the information one needs, including and understanding
of how libraries are organized, familiarity with resource they provide including information formats and automated search tools, and
knowledge of commonly used techniques. The concept also includes the skill required to critically evaluate information contents and employ it
effectively, as well as understanding of the technological infrastructure on which information transmission is based, including its social, and cultural
context and impact”.
Merujuk pada tulisannya dapat diartikan bahwa literasi informasi adalah kemampauan dalam menemukan informasi yang dibutuhkan, termasuk
pemahaman bagaimana bahan perpustakaan diatur, akrab dengan sumber yang tersedia termasuk format informasi dan alat penelusuran otomatis dan ilmu
11
pengetahuan dari teknik yang biasa digunakan. Konsep tersebut juga mencakup kemampuan yang dibutuhkan untuk mengevaluasi isi informasi dengan kritis dan
menggunakannya secara efektif , seperti pemahaman terhadap perangkat teknologi sebagai dasar penyampaian informasi, termasuk bidang sosial, politik, konteks
budaya dan dampaknya. Chartered Institute Of Library And Information Profesional CILIP 2005,
2 mendefenisikan literasi informasi sebagai “information literacy knowing when and why you need information, where to find it, and how to evaluate, use and
communicate it in an ethical manner”. kemampuan seseorang untuk mengetahui kapan dan mengapa informasi dibutuhkan, dimana menemukan informasi
tersebut, bagaimana mengevaluasi informasi yang didapat, menggunakannya serta mengkomunikasikannya secara etis. Tidak jauh berbeda pengertian literasi
informasi juga diberikan Librarian’s Information Literacy Annual Conference LILAC 2013 yaitu “information literacy as the ability to find, use, evaluate and
communicate information. Literasi informasi dilihat sebagai landasan pembelajaran dan keterampilan penting dalam era digital dan era belajar seumur
hidup. Liputan laporan media seperti Google Generation dan Digital Britain menunjukkan bagaimana keterampilan literasi informasi semakin diakui sangat
penting oleh orang-orang diluar profesi perpustakaan. Penelitian yang sama juga dilakukan pada lima perguruan tinggi negeri
yang telah menetapkan program literasi di Ohio: College of Wooster, Denison University, Kenyon College, Oberlin College, dan Ohio Wesleyan University yang
dilakukan oleh Li Haipeng 2007, 5 yang mengatakan tujuan dari program literasi
12
informasi adalah untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan literasi informasi mahasiswa. Meningkatkan literasi informasi mahasiswa diperlukan
kolaborasi antara peranan perpustakaan untuk merancang dan melaksanakan tugas yang akan melibatkan komponen literasi informasi. Sehingga disimpulkan bahwa
perpustakaan dan fakultas bekerja sama mengenai sistem temu kembali atau mengevaluasi informasi sesuai disiplin ilmu mereka dan mengajarkan kemampuan
tersebut kepada peserta didiknya. Kolaborasi antara peranan perpustakaan dan fakultas sangat mendukung
dalam memperkenalkan istilah literasi informasi agar memperoleh literasi informasi tersebut. Penguasaan teknologi informasi juga akan sangat
memudahkan seseorang memiliki literasi informasi. Oleh karena itu literasi informasi dijadikan sebagai keterampilan penting dalam era digital saat ini dan
landasan pembelajaran seumur hidup. Berdasarkan pengertian literasi informasi yang diuraikan di atas maka yang dimaksud dengan literasi informasi adalah
kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mengakses, menganalisis, mengevaluasi, mengkomunikasikan informasi yang telah diperoleh secara efektif
dan efisien sehingga dapat memecahkan berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan informasi.
2.2. Tujuan literasi informasi