B. Analisis Kasus
1. Perlindungan Hukum Bagi Para Pihak dalam Putusan Perkara Perdata
No.577Pdt.G2013PN-Mdn
Berdasarkan dali-dalil gugatan yang dibuat oleh penggugat I,II,III,IV,V bahwa mereka adalah pemilik sah atas tanah dan bangunan rumah setempat
dikenal dengan Jalan Teuku Umar No.231 Kelurahan Madras Hulu Kecamatan Medan Polonia Kota Medan. Tanah beserta bangunan rumah toko yang ada
diatasnya merupakan hibah dari paman penggugat I,II,III,IV,V kepada penggugat I. Paman penggugat I,II,III,IV,V telah menyewakan rumah yang ada di atas tanah
tersebut kepada tergugat sebelum akhirnya tanah beserta bangunan rumah toko tersebut dihibahkan kepada penggugat I,II,III,IV,V.
Pada saat tergugat dan paman penggugat yang dikenal dengan nama Jong Khim Seng melakukan perjanjian sewa-menyewa atas bangunan rumah toko yang
berada di atas tanah tersebut, mereka tidak membuat batas waktu berakhirnya masa sewa, sehingga pada saat tanah beserta bangunan rumah toko yang berada di
atasnya dihibahkan kepada penggugat I menimbulkan perkara di antara tergugat dengan penggugat I,II,III,IV,V.
Perkara dimulai ketika salah satu dari penggugat bermaksud menempati rumah tersebut, dan meminta agar tergugat mengosongkan rumah tersebut. Upaya
lisan maupun tertulis telah dilakukan penggugat I,II,III,IV,V agar tergugat mengosongkan rumah tersebut, namun tergugat tidak mau mengosongkan rumah
tersebut dengan beralasan bahwa adanya perjanjian sewa-menyewa di antara tergugat dengan Jong Khim Seng atau paman penggugat I,II,III,IV,V.
Dalam Pasal 1548 KUH Perdata disebutkannya “waktu tertentu”, maksudnya ialah bahwa pembuat undang-undang memang memikirkan bahwa
pada perjanjian sewa-menyewa waktu sewa ditentukan misalnya sepuluh bulan,lima tahun, dan sebagainya.
Dalam sewa-menyewa tidak perlu disebutkan untuk berapa lama barang itu disewa, asal sudah disetujui berapa harga sewanya untuk satu hari,satu bulan
atau satu tahun antara penyewa dengan pihak yang menyewakan. Selain itu di dalam Pasal 1579 KUH Perdata yang berbunyi :
“Pihak yang menyewakan tidak dapat menghentikan sewanya dengan hendak memakai sendiri barangnya yang disewakan, kecuali jika telah
diperjanjikan sebelumnya.” Pasal tersebut ditujukan dan hanya dapat dipakai terhadap perjanjian sewa-
menyewa dengan waktu tertentu. Kalau seseorang yang menyewakan barang tanpa menetapkan suatu waktu tertentu, sudah tentu ia berhak untuk
menghentikan sewa setiap waktu, asalkan memberitahukan jauh sebelumnya tentang pengakhiran sewa tersebut.
71
Undang-Undang No.4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman dalam pasal 12 ayat 6 menyebutkan bahwa sewa-menyewa rumah dengan
perjanjian tidak tertulis atau tertulis tanpa batas waktu yang telah berlangsung sebelum berlakunya undang-undang ini dinyatakan telah berakhir dalam waktu 3
tiga tahun setelah berlakunya undang-undang ini.
72
Berdasarkan uraian dari pasal-pasal di atas bahwa penggugat I,II,III,IV,V selaku pihak yang menyewakan berhak untuk meminta agar tergugat selaku pihak
71
R. Subekti II, loc. cit.
72
Undang-Undang No.4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman.
penyewa untuk mengosongkan rumah yang disewakan tersebut, karena di dalam perjanjian yang dilakukan oleh tergugat dengan paman penggugat I,II,III,IV,V
tidak disebutkan batas waktu berakhirnya masa sewa.
2. Akibat Hukum Jika Di dalam Perjanjian Sewa-Menyewa Rumah Tidak