pemberitahuan pemberhentian oleh pihak penggugat. Maka berdasarkan hal tersebut, pihak tergugat yang tidak mau menyerahkan rumah tersebut
adalah dikatakan sebagai perbuatan melawan hukum dan menghukum
tergugat untuk membayar ganti kerugian yang diderita oleh penggugat.
B. Saran
1. Perjanjian sewa-menyewa lebih baik dibuat secara tertulis. Pentingnya
membuat perjanjian secara tertulis apabila di antara para pihak akan melakukan perjanjian sewa-menyewa rumah, yaitu apabila terjadi
perselisihan atau perkara diantara mereka, maka perjanjian tertulis tersebut dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan di dalam menyelesaikan
perkara tersebut. 2.
Para pihak yang akan melakukan perjanjian sewa-menyewa rumah juga harus memakai batas waktu masa sewa, walaupun waktu tertentu tidak
menjadi syarat mutlak di dalam perjanjian sewa-menyewa, namun dengan disebutkannya jangka waktu tertentu, maka pihak penyewa dapat dengan
jelas mengetahui kapan berakhirnya masa sewa dari barang atau benda yang disewanya tersebut.
3. Para pihak yang melakukan perjanjian sewa-menyewa rumah tersebut,
harus mematuhi syarat-syarat yang telah disepakati bersama, misalnya kewajiban dan hak bagi penyewa dan pihak yang menyewakan. Karena
apabila di dalam perjanjian sewa-menyewa rumah, pihak yang menyewakan dan pihak penyewa tidak melaksanakan hak maupun
kewajibannya, maka hal tersebut dapat menimbulkan suatu perkara.
4. Disarankan bagi para pihak yang melakukan perjanjian sewa-menyewa
tersebut, agar tidak melakukan perbuatan-perbuatan melanggar hukum yang dapat merugikan salah satu pihak. Karena berdasarkan hal tersebut
salah satu pihak yang merasa dirugikan dapat menggugat pihak yang melakukan perbuatan tersebut di pengadilan.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Asyhadie, Zaeni Arief Rahman, 2013, Pengantar Ilmu Hukum, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta;
Cahyono, Akhmad Budi Surini Ahlan Sjarif, 2008, Mengenal Hukum Perdata, CV Gitama Jaya, Jakarta;
Sudarsono, 2004, Pengantar Ilmu Hukum, Rineka Cipta, Jakarta; Khairuddin, OK, 1991, Sosiologi Hukum, Sinar Grafika, Jakarta;
Marzuki, Peter Mahmud, 2010, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta; Muhammad, Abdulkadir, 2011, Hukum Perdata Indonesia, PT Citra Aditya
Bakti, Bandung; __________________,2006, Hukum Perjanjian, PT Alumni, Bandung;
Prodjodikoro, R.Wirjono, 2000, Perbuatan Melanggar Hukum Dipandang Dari Sudut Hukum Perdata, CV Mandar Maju, Bandung;
Purba, Hasim, 2006, Suatu Pedoman Memahami Ilmu Hukum, CV Cahaya Ilmu, Medan;
Raharjo, Handri, 2009, Hukum Perjanjian di Indonesia, Pustaka Yustisia, Yogyakarta;
Rasaid, M.Nur, 2013, Hukum Acara Perdata, Sinar Grafika, Jakarta; Rusli, Hardijan, 1996, Hukum Perjanjian Indonesia dan Common Law,
Pustaka Sinar Harapan, Jakarta; Santoso, Lukman, 2012, Hukum Perjanjian Kontrak, Cakrawala,Yogyakarta;
Satrio, J, 1992, Hukum Perjanjian Perjanjian Pada Umumnya, PT Citra Aditya Bakti, Bandung;
Simanjuntak, P.N.H, 2009, Pokok-Pokok Hukum Perdata Indonesia, Djambatan, Jakarta;
Dirdjosisworo, Soedjono, 2010, Pengantar Ilmu Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta;
Subekti,1995, Aneka Perjanjian, PT Citra Aditya Bakti, Bandung; ______,2002, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta;
Suharnoko, 2014, Hukum Perjanjian: Teori dan Analisis Kasus, Kencana Prenamedia, Jakarta;
Sunggono, Bambang, 1997, Metodologi Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo, Jakarta;
Syahrani, H. Riduan, 2000, Materi Dasar Hukum Acara Perdata, PT Citra Aditya Bakti, Bandung;
_______________,2004, Seluk-Beluk dan Asas-Asas Hukum Perdata, Alumni, Bandung;
Widjaja, Gunawan Kartini Mukjadi, 2003, Hapusnya Perikatan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta;
B. Perundang-Undangan