Sistem Nilai Tukar Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar

lebih murah dinilai dalam US Dolar, artinya Rupiah mengalami depresiasi terhadap US Dolar Kuncoro, 2003:114-117. Menurut Faisal 2001:20 bahwa kurs exchange rate adalah harga mata uang yang diekspresikan terhadap mata uang lainnya. Kurs dapat diekspresikan sebagai sejumlah mata uang lokal yang dibutuhkan untuk membeli satu unit mata uang asing disebut direct quote atau sebaliknya sejumlah mata uang asing yang dibutuhkan untuk membeli satu unit mata uang lokal disebut indirect quote.

F. Sistem Nilai Tukar

Sistem nilai tukar menurut Madura 2006:219-225 dapat dikategorikan dalam beberapa jenis berdasarkan seberapa kuat tingkat pengawasan pemerintah pada nilai tukar. Secara umum nilai tukar dapat dibagi menjadi: a. Sistem Nilai Tukar Tetap Fixed Exchange Rate Sistem nilai tukar tetap, nilai tukar mata uang dibuat konstan ataupun hanya diperbolehkan berfluktuasi dalam kisaran yang sempit. Apabila pada suatu saat nilai tukar mulai berfluktuasi terlalu besar, maka pemerintah akan melakukan intervensi untuk menjaga agar fluktuasi tetap berada dalam kisaran yang diinginkan. b. Sistem Nilai Tukar Mengambang Bebas Freely Floating Exchange Rate Pada sistem nilai tukar mengambang bebas, nilai tukar ditentukan sepenuhnya oleh pasar tanpa intervensi dari pemerintah. Apabila pada sistem teta, tidak diperbolehkan adanya fleksibilitas nilai tukar, pada sistem mengambang bebas Universitas Sumatera Utara diperbolhkan adanya fleksibilitas secara penuh. Pada kondisi nilai tukar mengambang, nilai tukar akan disesuaikan secara terus-menerus sesuai dengan kondisi penawaran dan permintaan dari mata uang tersebut. c. Sistem Nilai Tukar Terikat Pegged Exchange Rate Pada sistem nilai tukar terikat, mata uang lokal dikaitkan nilainya pada sebuah valuta asing atau pada sebuah jenis mata uang tertentu. Nilai mata uang lokal akan mengikuti fluktuasi dari nilai mata uang yang dijadikan ikatan tersebut.

G. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar

Menurut Madura 2000:89 menyatakan bahwa nilai tukar equilibrium akan berubah sepanjang waktu seiring dengan berubahnya permintaan dan penawaran. Faktor-faktor yang menyebabkan berubahnya permintaan dan penawaran tersebut antara lain: laju inflasi ralatif, suku bunga relatif, tingkat pendapatan relatif, kontrol pemerintah, ekspektasi, dan interaksi antar faktor. Teori disequilibrium dari kurs valas menyatakan bahwa perubahan kurs valas nominal disebabkan oleh guncangan-guncangan moneter yang mengarah pada perubahan-perubahan kurs valas riil, karena harga barang dan pasar uang menyesuaikan pada kecepatan yang berbeda. Teori equilibrium menyatakan bahwa perubahan-perubahan harga relatif, termasuk kurs valas disebabkan oleh guncangan-guncangan riil real shocks terhadap supply atau demand pada pasar barang Faisal, 2001:31. Faktor-faktor di atas tentu saja memberikan pengaruh yang berbeda-beda untuk masing-masing negara. Menurut para pelaku bisnis dan pengamat ekonomi, Universitas Sumatera Utara untuk negara Indonesia nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing, terutama US Dolar sangat dipengaruhi oleh kestabilan kondisi keamanan dan politik dalam negeri. Pada kondisi dimana situasi politik memanas dan keamanan negara yang tidak stabil yang ditandai dengan kerusuhan-kerusuhan maka hal ini akan memberikan tekanan yang cukup kuat terhadap Rupiah di pasar valuta asing Anggraeni, 2003. Perkembangan kebijakan nilai tukar Indonesia sejak tahun 1978 sampai dengan Agustus 1997 Indonesia menganut sistem nilai tukar mengambang terkendali dan dalam perkembangannya muncul berbagai permasalahan yang telah memaksa Indonesia untuk secara bertahap menyesuaikan kebijakan nilai tukar hingga akhirnya beralih kesistem nilai tukar mengambang penuh. Beberapa masalah yang dihadapi Indonesia dalam era nilai tukar mengambang penuh: Goeltom, dalam Anggraeni: a. Hilangnya kepercayaan dalam dan luar negeri terhadap sistem perbankan b. Rendahnya kepercayaan telah membuat harga diri instrumen keuangan meningkat sedemikian tinggi sehingga secara ekonomis tidak layak digunakan. Seiring dengan kontraksi permintaan domestik yang sangat tajam, maka anjloknya nilai tukar rupiah tidak hanya berdampak negatif terhadap kinerja perusahaan yang memiliki beban utang luar negeri, kinerja perusahaan- perusahaan lain juga ikut memburuk. Universitas Sumatera Utara

H. Analisis Fundamental dan Rasio Keuangan

Dokumen yang terkait

Analisa Pendekatan Neraca Pembayaran Terhadap Nilai Tukar Rupiah

2 49 18

Pengaruh Faktor Internal Perusahaan Terhadap Eksposur Fluktuasi Nilai Tukar pada Industri Perbankan yang Go Public di Indonesia.

0 56 97

Estimasi Perubahan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Amerika Tahun 2005 Menggunakan Estimasi Model ARCH-GARCH

1 42 52

Pengaruh Faktor-Faktor Internal Perusahaan Terhadap Eksposur F1uktuasi Nilai Tukar Pada Industri Perbankan Yang Go Public Di Bursa Efek Jakarta

0 38 127

Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Inflasi Dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004 – 2008

2 70 81

Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia

0 42 84

Pengaruh Nilai Tukar Riil Terhadap Neraca Perdagangan Bilateral Indonesia (Marshall-Lerner Condition Dan Fenomena J-Curve)

3 54 93

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia.

0 2 14

ANALISIS KINERJA KEUANGAN INDUSTRI PERBANKAN DI INDONESIA (Studi Empiris Pada Industri Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 0 9

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA INDUSTRI PERBANKAN DI INDONESIA ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA INDUSTRI PERBANKAN DI INDONESIA (Studi Empiris di Bursa Efek Indonesia/BEI Periode 2008-2009).

0 1 16