variabel independen. Multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor VIF, serta dengan menganalisis matrik
korelasi variabel-variabel independen. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance 0,10 atau sama
dengan nilai VIF 5.
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Cara yang dapat digunakan untuk
mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai Durbin Watson DW dengan ketentuan sebagai berikut:
Tabel 1.3 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi
Hipotesis nol Keputusan
Jika Tidak autokorelasi positif
Tolak 0 DW dl
Tidak autokorelasi positif No Decision
dl DW du Tidak autokorelasi negative
Tolak 4 - dl DW 4
Tidak autokorelasi negative No Decision
4 - du DW 4 - dl Tidak autokorelasi positif atau negative Tidak Ditolak
du DW 4 - dl Keterangan : du = batas atas
dl = batas bawah
Sumber: Gujarati 1995:217
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan kepengamatan yang lain,
jika varians dari residual satu pengamatan kepengamatan lainnya tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan
jika varians berbeda, maka disebut
Universitas Sumatera Utara
heteroskedasitas. Uji Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melakukan uji glejser. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan
5, maka disimpulkan tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.
d. Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi adalah koefisien nilai yang menunjukkan besarnya variasi variabel dependen variabel terikat yang dipengaruhi oleh variasi variabel
independen variabel bebas. Pengukuran besarnya persentase kebenaran dari uji regresi tersebut dapat dilihat melalui koefisien determinasi multiple
koefisien determinan mengukur proporsi dari variasi yang dapat dijelaskan oleh variabel
bebas. Apabila nilai suatu regresi mendekati satu, maka semakin baik regresi
tersebut dan semakin mendekati 0, maka variabel independen secara keseluruhan tidak bias menjelaskan variabel dependen. Adjusted
ini digunakan untuk melihat berapa besar pengaruh factor-faktor yang ditimbulkan oleh variabel-
variabel bebas terhadap variabel terikat.
e. Pengujian Hipotesis
Model regresi yang sudah memenuhi syarat asumsi klasik tersebut akan digunakan untuk menganalisis, melalui pengujian hipotesis sebagai berikut:
1. Uji – F Uji Signifikansi Simultan
Pengujian ini dilakukan untuk menghetahui apakah semua variabel bebas secara simultan dapat diterima menjadi model penelitian terhadap variabel terikat.
Bentuk pengujiannya adalah:
Universitas Sumatera Utara
Ho : b
i
= 0, artinya Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Return on Equity, Non Performing Loans dan Firm Size secara simultan tidak berpengaruh
terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar pada perbankan di Bursa Efek Indonesia. Ha : b
i
≠ 0, Artinya Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Return on Equity, Non Performing Loans dan Firm Size secara simultan berpengaruh dan
signifikan terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar pada perbankan di Bursa Efek Indonesia.
Pada penelitian ini nilai F
hitung
akan dibandingkan dengan F
tabel
pada tingkat signifikan α = 5. Kriteria penelitian hipotesis pada uji-F ini adalah:
Ho diterima jika F
hitung
≤ F
tabel
dan Ha diterima jika F
hitung
F
tabel
2. Uji t Uji Parsial
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suatu variabel independen secara parsial terhadap variasi variabel dependen.
Bentuk pengujiannya adalah: H
: b
i
= 0, artinya Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Return on Equity, Non Performing Loans dan Firm Size secara parsial tidak berpengaruh
terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar pada perbankan di Bursa Efek Indonesia. H
a
: b
i
≠
0, artinya Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Return on Equity, Non Performing Loans dan Firm Size secara parsial berpengaruh dan
signifikan terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar pada perbankan di Bursa Efek Indonesia.
Pada penelitian ini nilai t
hitung
akan dibandingkan dengan t
tabel
pada tingkat signifikan
α = 5. Kriteria pengambilan keputusan pada uji-t ini adalah :
Universitas Sumatera Utara
H
a
ditolak H diterima jika : - t
tabel
≤ t
hitung
≤ t
tabel
H
a
diterima H ditolak jika : - t
tabel
- t
hitung
atau t
hitung
t
tabel
Universitas Sumatera Utara
BAB II URAIAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu
Anggraeni 2003 melakukan penelitian dengan judul “The Foreign Exchange Exposure pada Bank-Bank yang Go Public di Bursa Efek Jakarta”
menunjukkan adanya foreign exchange exposure yang dominan signifikan negatif -, artinya bahwa melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing
memberikan pengaruh negatif terhadap return saham. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Return on
Equity, Non Performing Loans, dan Firm Size secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap foreign exchange exposure, secara parsial Loan to
Deposit Ratio, Return on Equity dan Non Performing Loans memiliki pengaruh yang signifikan terhadap foreign exchange exposure.
Kurniawati dan Anggraeni 2005 melakukan penelitian dengan judul “Forex Exposure Pada Berbagai Sektor Industri yang Terdaftar di Bursa Efek
Jakarta”. Penelitian ini menggunakan sampel 164 perusahaan, dan 35 perusahaan yang terkena economic exposure. Penelitian ini menggunakan variabel bebas
seperti Expot Ratio, Firm Size, Quick Ratio, Book-to-Market Value, Debt on Equity Ratio dan Earning Variability. Penelitian ini menghasilkan variabel bebas
secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap economic exposure. Firm Size mempunyai pengaruh negatif terhadap economic exposure,
akan tetapi tidak signifikan. Export Ratio dan Quick Ratio secara partial
Universitas Sumatera Utara