BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sarana yang mempunyai peran strategis dalam menyerasikan dan menyeimbangkan masing-masing unsur dari trilogi pembangunan adalah
perbankan. Peran yang strategis tersebut terutama disebabkan oleh fungsi utama bank sebagai suatu sarana yang dapat menghimpun dan menyalurkan dana
masyarakat secara efektif dan efisien, yang mendukung pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan
dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak
.
Sektor perbankan merupakan pelaku pasar valuta asing yang terbesar dan paling aktif. Perbankan terutama bank devisa
yang melakukan transaksi internasional yang menggunakan kurs valuta asing akan mengalami eksposur nilai tukar karena akan berdampak bagi likuiditas ataupun
nilai perusahaanbank yang bersangkutan. Perubahan nilai perusahaan yang disebabkan oleh perubahan-perubahan
mata uang kurs yang tidak terantisipasi mencerminkan bahwa perusahaan tersebut mengalami foreign exchange exposure eksposur nilai tukar atau yang
sering disebut eksposur ekonomi economic exposure. Eksposur nilai tukar mencakup keberadaan perubahan-perubahan yang tidak pasti dari nilai
perusahaanvariabilitis future cash flows perusahaan. Penelitian ini memfokuskan pada eksposur ekonomi. Hal ini dikarenakan eksposur ekonomi ini lebih penting
Universitas Sumatera Utara
sebab eksposur ekonomi berkaitan dengan kelangsungan bisnis perusahaan dalam jangka panjang.
Eksposur fluktuasi nilai tukar berfokus pada dampak dari fluktuasi- fluktuasi mata uang terhadap nilai perusahaan. Fluktuasi nilai tukar rupiah
terhadap mata uang asing yang menimbulkan resiko pada dunia perbankan sangat berkaitan dengan laba dan rugi perbankan. Ketidakpastian akan besarnya nilai
tukar mata uang asing yang mendenominasi kekayaan perusahaan mengakibatkan fluktuasi nilai tukar tersebut akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Eksposur Fluktuasi nilai tukar sangat mempengaruhi nilai dan kinerja operasional perusahaan secara keseluruhan. Ketidakpastian fluktuasi kurs tersebut
akan berimbas pada berbagai bidang, tidak terkecuali kinerja internal perusahaan secara individual. Hal ini diakibatkan karena aliran dana masuk ataupun keluar
perusahaan yang di dominasi dalam mata uang domestik akan terpengaruh. Beban bunga hutang luar negeri yang didominasi dalam rupiah akan semakin tinggi.
Kenyataannya menunjukkan, bahwa merosotnya kurs Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat tidak selamanya berdampak negatif bagi perusahaan. Perusahaan
yang melakukan transaksi ekspor akan diuntungkan dengan merosotnya kurs mata uang Rupiah. Pendapatan yang diperoleh dari transaksi tersebut apabila di
dominasi dalam rupiah akan mengalami peningkatan. Fluktuasi kurs nilai tukar juga berpengaruh terhadap harga saham. Harga
saham terpengaruh oleh kurs mata uang melalui dampak perubahan kurs terhadap arus kas masuk ataupun arus kas keluar perusahaan. Tindakan investor asing yang
menggunakan saham sebagai sarana untuk mengambil keuntungan dari spekulasi
Universitas Sumatera Utara
mata uang turut mempengaruhi nilai dari saham tersebut. Sehingga kondisi dimana nilai dan kinerja perusahaan terekspos terpengaruh terhadap kurs valuta.
Transaksi bisnis internasional melibatkan penggunaan berbagai mata uang negara lain sebagai alat pertukaran. Penggunaan suatu mata uang untuk transaksi
bisnis internasional salah satunya didasari atas kestabilan nilainya hard currency. Mata uang Amerika Serikat US sebagai salah satu mata uang yang
stabil telah dipergunakan secara luas diberbagai negara di dunia sebagai alat pertukaran untuk berbagai transaksi bisnis internasional.
Kebanyakan bank menempatkan operasi valas sebagai suatu pusat laba frofit center tersendiri. Banyak bank yang memperoleh laba yang menggiurkan
dari bermain valuta asing karena kepiawaian dalam membaca kondisi pasar, akses terhadap informasi, kemampuan berdagang valuta asing dan kemampuan
memegang investasi berisiko tinggi. Bank juga terkadang dapat menderita rugi yang cukup besar. Berbagai langkah dilakukan dalam rangka mengatasi krisis
pada saat krisis melanda, bahkan dengan asset liability management juga belum mampu mengatasinya. Oleh karena itu, langkah pengamanan seperti currency rate
swap ataupun hedging wajib diterapkan dalam manejemen perbankan untuk menghadapi perubahan yang drastis atas nilai tukar valuta asing.
Eksposur fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing khususnya Dolar Amerika terjadi akibat adanya permintaan dan penawaran yang terjadi di
pasar. Ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran yang terjadi yang diakibatkan oleh beberapa faktor yang mempengaruinya, maka akan terjadi nilai
tukar yang berfluktutif. Apabila terjadi fluktuasi nilai tukar tersebut memberikan
Universitas Sumatera Utara
dampak terhadap nilai perusahan yang dicerminkan oleh harga sahamnya, lalu dilakukan pengukuran terhadap eksposur yang terjadi dan untuk melakukan
tindakan lebih lanjut maka harus dilihat kinerja perusahaan. Kinerja keuangan suatu perusahaan dalam hal ini perusahaan perbankan
dapat dilihat dari rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio kredit bermasalah dan ukuran perusahaan. Penelitian ini menggunakan rasio seperti rasio likuiditas
diwakili Capital Adequacy Ratio dan Loan to Deposit Ratio, rasio profitabilitas diwakili Return on Equity, rasio kredit bermasalah diwakili Non Performing
Loans serta Firm Size ukuran perusahaan . Rasio likuiditas mengukur seberapa baik perusahaan memenuhi
kewajibannya tanpa harus melikuidasi atau terlalu tergantung pada persediannya. Capital Adequacy Ratio atau sering disebut rasio permodalan merupakan modal
dasar yang harus dipenuhi oleh bank. Modal ini digunakan untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap kinerja bank. Loan to Deposit Ratio
mencerminkan aktivitas dan fungsi bank sebagai lembaga intermediasi. Rasio likuiditas yang tinggi merupakan peningkatan permodalan bank, dengan demikian
bank akan semakin tahan dalam menghadapi berbagai resiko yang dihadapi khususnya yang berkaitan dengan exchange rate.
Rasio profitabilitas memiliki arti yang penting bagi pemegang saham, karena melalui rasio ini dapat menjelaskan bahwa manajemen mempunyai
kemampuan dalam mengelola capital yang tersedia untuk mendapatkan net income. Pengelolaan modal perusahaan dengan baik maka perusahaan akan kuat
menghadapi eksposur fluktuasi nilai tukar.
Universitas Sumatera Utara
Rasio kredit bermasalah mengukur tingkat keefektifan pengembalian kredit oleh deposan. Rasio kredit bermasalah yang semakin rendah yang diwakili
oleh rasio Non Performing Loans dapat membantu perusahaan dalam memperbaiki profitabilitasnya, sehingga perusahaan dapat mengatasi berbagai
resiko terutama resiko fluktuasi nilai tukar. Ukuran perusahaan Firm Size di hitung berdasarkan kapitalisasi
pasarnya, digunakan mengukur tingkat skala ekonomis perusahaannnya. Perusahaan yang besar mempunyai tingkat akses yang lebih tinggi untuk
melakukan hedging atas setiap transaksinya dibanding dengan perusahaan yang lebih kecil. Penggunaan hedging atau lindung nilai pada perusahaan dapat
membuat perusahaan lebih mudah mengatasi eksposur fluktuasi nilai tukar. Tabel 1.1
Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Eksposur Fluktuasi Nilai Tukar Pada Perbankan Tahun 2008-2009
Bank Eksposur
CAR LDR
ROE 2008
2009 2008
2009 2008
2009 2008
2009 BRI
-0.269 -0.282 0.1318 0.1320 0.7993 0.8088 0.3450 0.3522
BNI -0.229
-0.007 0.1350 0.1380 0.6860 0.6410 0.0901 0.1634 BCA
-0.279 -0.187 0.1530 0.1580 0.5380 0.5030 0.3020 0.3180
Mandiri -0.199
-0.225 0.1570 0.1560 0.8050 0.6820 0.1810 0.2210
Niaga -0.251
-0.228 0.1559 0.1359 0.9510 0.8780 0.0808 0.1620
Bank Eksposur
NPL Firm Size
2008 2009
2008 2009
2008 2009
BRI -0.269
-0.282 0.0278
0.0352 33.1367
33.3898 BNI
-0.229 -0.007
0.0174 0.0084
32.938 33.0582
BCA -0.279
-0.187 0.006
0.0073 33.1346
33.2743 Mandiri
-0.199 -0.225
0.0109 0.0042
33.5128 33.6089
Niaga -0.251
-0.228 0.0142
0.0104 32.2677
32.3048
Sumber: www.bi.go.id dan www.idx.co.id, diakses tanggal 2 Februari 2010 diolah
Universitas Sumatera Utara
Perbandingan kinerja keuangan perusahaan terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar tahun 2008 dan 2009 pada 5 bank yang mempunyai Total Asset
terbesar yang dapat dilihat pada Tabel 1.1. Berdasarkan Tabel 1.1 menunjukkan bahwa peningkatan kinerja keuangan dalam hal ini Capital Adequacy Ratio, Loan
to Deposit Ratio, Return on Equity, Non Performing Loans dan Firm Size pada perusahaan perbankan tidak selalu berdampak positif bagi kemampuan
perusahaan perbankan dalam menghadapi eksposur fluktuasi nilai tukar, dan sementara penurunan kinerja keuangan dalam hal ini Capital Adequacy Ratio,
Loan to Deposit Ratio, Return on Equity, Non Performing Loans dan Firm Size pada perusahaan perbankan tidak selalu berdampak negatif bagi kemampuan
perusahaan perbankan dalam menghadapi eksposur fluktuasi nilai tukar. Sistem ekonomi terbuka yang diterapkan Indonesia membuat
perekonomian Indonesia mudah terpengaruh dari kondisi perekonomian global. Negara-negara di dunia pada tahun 2008 mengalami krisis finansial global.
Keadaan ini memberi dampak bagi perekonomian Indonesia. Nilai tukar Rupiah pada tahun 2008 secara umum mengalami tekanan depresiasi yang besar sehingga
berdampak pada sektor perbankan di Indonesia. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian
dengan judul “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Eksposur Fluktuasi Nilai Tukar Pada Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia”.
Universitas Sumatera Utara
B. Perumusan Masalah