Respons Gereja Kristen Protestan tentang Devosi Marial

tempat-tempat keramat, misalnya Vatikan Roma, dimana di sana ada makam Petrus dan Paulus. Setelah Maria tampil dan semakin menonjol sebagai sasaran devosi rakyat, maka Maria pun menjadi sasaran devosi yang disalurkan melalui ”berziarah”. Tempat-tempat keramat yang dijadikan target ziarah umat Katolik biasanya tempat di mana Maria secara khusus menampakkan diri dan berkarya serta mengabulkan doa. Tempat-tempat Maria menampakkan diri, seperti: Guadalupe, Lourdes, Fatima, dijadikan tempat ziarah Marial yang memiliki makna internasional. Selain itu masih banyak tempat keramat yang ramai dikunjungi orang, tetapi tidak semua berlatar belakang penampakan, mungkin ada suatu mukjizat atau kejadian luar biasa, misalnya di Loreto, Italia. 96 Di Indonesia, ada beberapa tempat ziarah marial seperti Sandojo di Muntilan, Sendangsono, dan Gua Kerep di Jawa Tengah. 97 Hampir semua tempat ziarah marial didukung dan dimanipulasikan oleh para pemimpin Katolik Pastor, Uskup, Paus atas dasar pertimbangan bahwa ziarah berguna sebagai saluran devosi rakyat. Akan tetapi, praktek ziarah tidak luput dari kritik juga. Para Reformator menolak praktek itu dengan alasan bahwa ziarah dinilai sebagai ”prestasi” manusia yang dengan jalan itu mau mengerjakan kekudusannya sendiri.

D. Respons Gereja Kristen Protestan tentang Devosi Marial

96 Tempat ziarah Marial di Loreto, Itali awalnya tidak begitu dikenal secara internasional, tetapi kemudian menjadi terkenal, karena menurut legenda, para malaikat pernah menerbangkan rumah Maria di Nazaret ke Loreto. Hingga sekarang Loreto merupakan salah satu tempat ziarah Marial yang paling banyak dikunjungi umat Katolik. Lihat Maria Handoko, Santa Perawan Maria Bunda Allah, h. 132. 97 Groenen, Mariologi Teologi dan Devosi, h. 190. Peran Maria memang sangat sentral dalam transmisi sejarah keselamatan lewat Tuhan Yesus, hal ini membuat Maria diberikan tempat yang layak untuk mendapatkan anugerah pujian dan penghormatan tersendiri dalam nurani jemaah Roma Katolik. Namun, bagi Gereja Kristen Protestan, rasa hormat terhadap Maria tidaklah pantas untuk diberikan secara berlebihan, penghormatan tersebut tidak boleh mengarah kepada devosi, devosi hanya boleh ditujukan kepada Tuhan Yesus. Maria hanya ciptaan, Segala sesuatu diciptakan oleh Kristus, untuk Kristus dan di dalam Kristus Kol 1:16. Dengan demikian, Maria tidak lebih tinggi daripada Yesus dan tidak layak disetarakan sebagai sumber rahmat. Sebagai konsekuensi imani dari pernyataan di atas, Maria tidak boleh dijadikan objek doa. Landasan biblikal yang dipakai untuk mendukung pernyataan itu adalah ”Aku tidak akan membagi kemuliaan-Ku pada yang lain” Yes 42:8. 98 Bagi Gereja Kristen Protestan, berdoa kepada Maria merupakan sebuah penyimpangan terhadap devosi sejati kepada Tuhan. Alkitab tidak pernah mengajarkan untuk berdoa kepada Maria, Rasul-rasul pun tidak pernah berdoameminta apa pun kepada Maria. Doa hanya boleh ditujukan kepada Allah. Selain itu, untuk dapat mendengarkan doa-doa manusia, tentu konsekuensinya Maria harus menjadi Allah yang maha tahu, dan ia juga harus menjadi Allah yang maha kuasa untuk dapat mengabulkan doa-doa itu. Hal ini tidak mungkin bagi Maria, karena ia hanya manusia yang tetap bergantung kepada Tuhan Kristus untuk ditebus. 99 Gelar ”Mediatrix” pengantara yang diberikan Gereja Roma Katolik kepada Maria membuat Maria dipandang sebagai intermediator bagi doa-doa manusia. Hal ini 98 Sola Fide, “Kontroversi Maria,“ artikel diakses pada 25 Februari 2008 dari http:www.ekaristi.org 99 Budi Asali, ”Ajaran Mengenai Maria Mariologi,” artikel diakses pada 18 Februari 2008 dari http:www.geocities.comreformedmovement disanggah dengan keras oleh pihak Kristen Protestan, bagi mereka pengantara umat Kristiani hanya satu, yaitu Tuhan Yesus sendiri. Tuhan Yesus dapat menjadi pengantara karena Dia Illahi sekaligus manusiawi. ”Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus” 1 Tim 2:5. Wibowo Ardhi mengatakan bahwa Santa Perawan Maria berjanji mau membantu manusia berdoa, tetapi ia juga mengharapkan supaya manusia memohon kepadanya. Maria akan lebih mudah membantu kita menjadi murid Yesus yang baik, bila kita sungguh-sungguh berniat mau menjadi baik. 100 Bagi Gereja Kristen Protestan pernyataan ini mengindikasikan penyembahan kepada Maria. Gereja Kristen Protestan menganggap bahwa semua praktek dan ajaran tentang Devosi Marial pada hakikatnya merupakan ajaran paganisme, yaitu suatu ajaran tentang penyembahan berhala. 101 Secara resmi Gereja Roma Katolik menyangkal menyembah Maria dan membedakan 3 macam penyembahan: • Latria : Penyembahan yang tertinggi, penyembahan ini hanya ditujukan kepada Allah • Dulia : Penghormatan terhadap malaikatorang-orang suci • Hyper-Dulia : Penghormatan yang lebih tinggi dari Dulia dan ini ditujukan kepada Maria Ajaran Gereja Roma Katolik di atas disanggah oleh pihak Gereja Kristen Protestan, menurut mereka Alkitab tidak pernah mengajarkan adanya 3 macam penyembahan seperti yang diajarkan oleh Gereja Roma Katolik. Sekalipun umat Roma Katolik mengatakan praktek dan ajaran kepada Maria merupakan penghormatan bukan 100 Wibowo Ardhi, Mari Berdoa Salam Maria, Yogyakarta: Kanisius, t.t., h.43. 101 Norman Pittenger, Our Lady: The Mother of Jesus in Christian Faith and Devotion, London: SCM Press, 1996, p. 85. penyembahan, tetapi bagi umat Kristen Protestan praktek-praktek tersebut merupakan penyembahan, karena mereka berdoa kepada Maria, berlutut di bawah patung Maria, dan menyanyi memuji Maria. Dengan dijadikannya Maria sebagai obyek penyembahan, jelas Maria menggantikan atau menggeser tempat AllahYesus. Alkitab melarang penyembahan pada manusia maupun malaikat. Dalam Kis 10 25:26 diceritakan Kornelius menyambut Petrus dengan tersungkur di kakinya, ia menyembah Petrus. Tetapi Petrus menegakkan dia, dan berkata: ”Bangunlah, aku hanya manusia saja.” dalam Why 22:8-9 dikisahkan ketika Yohanes menyembah malaikat, tetapi malaikat menolak sembah dan mengalihkannya kepada Allah. 102 Selain itu, umat Kristen Protestan juga mengemukakan bahwa Alkitab melarang orang yang masih hidup untuk mengadakan kontak dengan orang yang sudah mati Ul 18:9-12, Im 20:6, Yes 8:19-20. 103 Sekalipun Maria ibu Yesus, tetapi ia tetap sudah mati, sehingga orang yang masih hidup tidak boleh berdoa ataupun melakukan kontak dengan dia. 104 manusia biasa yang tetap bergantung kepada Yesus Kristus untuk ditebus, oleh karena itu Maria tetap terkena dampak dosa asal, yaitu berada di bawah kuasa maut. Dalam pandangan Gereja Kristen Protestan, Maria memang dipandang sebagai wanita yang kudus karena telah melahirkan Yesus. Tidak hanya itu, bila dilihat dari sisi keluarga dan sisi sosialisasinya semasa hidup Yesus, Maria juga dipandang sebagai 102 Arkhimandrit Daniel Bambang, Kontroversi Maria Jakarta: Satya Widya Graha, 2001, h. 172-174. 103 Bagi umat Protestan, Maria tetap manusia biasa yang bergantung kepada Yesus Kristus untuk ditebus, oleh karena itu Maria tetap terkena dampak dosa asal, yaitu berada di bawah kuasa maut. Dalam hal ini pandangan Gereja Protestan tidak jauh berbeda dengan Gereja Kristen Ortodox Lihat Ibid, h. 80. 104 Budi Asali, ”Kontroversi Maria.” wanita Yahudi yang taat. Akan tetapi, bukan berarti Maria memperoleh sesuatu yang unik melebihi tokoh-tokoh yang ada di Alkitab, terlebih-lebih Yesus. 105 Pada umumnya, Maria tidak berperan sama sekali dalam teologi dan praksis jemaah-jemaah Gereja Kristen Prostestan, dan dapat dilewatkan tanpa ada kerugian sedikit pun untuk keutuhan iman. Oleh karena itu, Maria tidak termasuk dalam sistem teologia Gereja Kristen Protestan Protestan. Hal ini disebabkan reaksi terhadap penghormatan yang berlebih-lebihan yang diberikan kepada maria oleh umat Roma Katolik. 106 Praktek penghormatan dan ajaran kepada Maria dalam Gereja Roma Katolik lebih banyak dilandasi oleh tradisi-tradisi suci Gereja. Memang, otoritas Gereja Roma katolik selalu berpendapat bahwa, tidak semua praktek dan ajaran harus ada dalam Alkitab, karena masih ada tradisi suci, Gereja Roma Katolik biasanya akan mengemukakan ayat- ayat pembelaan dari Alkitab sebagai argumen. “Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu.” Yoh 21:25 dan “Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun tertulis.” 2 Tes 2:15. Bagi Gereja Kristen Protestan, pendapat demikian sah-sah saja, namun umat Kristen Protestan mengingatkan bahwa tradisi yang diwariskan itu tidak boleh bertentangan dengan Kitab suci. Tradisi-tradisi tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan validitasnya secara moral, sumber dan asalnya, dan tidak boleh bertentangan dengan Alkitab sebagai basis kebenaran, karena adat-istiadat bisa saja salah. Yesus Kristus sendiri mengingatkan, bahwa adat-istiadat dapat menyesatkan: ”Dengan 105 Wawancara pribadi dengan Abn. Andreas Kemal, Jakarta, 18 Maret 2008. 106 Arkhimandrit Kontroversi Maria, h. 57. demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat-istiadatmu sendiri” Mat 15:6. Gereja Kristen Protestan memberikan kritik tajam kepada Gereja Roma Katolik dalam hal berdevosi kepada Maria. Umat Roma Katolik terlalu berlebihan dalam menghormati Maria, misalnya dengan berdoa kepada Maria, umat Roma Katolik seolah- olah ingin menyingkirkan Yesus sebagai satu-satunya yang berkuasa mengabulkan doa. Menurut Gereja Kristen Protestan, ibadat hanya kepada Yesus, tidak ada ibadat selain kepada Yesus. Tetapi Gereja Roma Katolik memberikan bantahan atas pernyataan Gereja Kristen Protestan tersebut. Maria merupakan seorang manusia biasa yang dimuliakan karena peranannya dalam karya keselamatan, dalam hal ini mengandung dan melahirkan Yesus. Sebagai seorang manusia yang dimuliakan dan sangat dekat dengan Yesus kita sepatutnya meneladani dan menghormatinya. 107 Pada kenyataannya memang seringkali ditemukan praktek devosi kepada Maria tidak berlandaskan biblis-teologis, tetapi lebih kepada perasaan. Karena lebih mengedepankan perasaan dibandingkan dengan akal budi dan iman, maka perasaan itu mudah sekali diombang-ambing oleh kejadian-kejadian yang sensasional –seperti penampakan-penampakan yang masih diragukan kebenarannya. Pokok kontroversi yang timbul dalam devosi kepada Maria sebenarnya adalah pencampuradukan antara devosi dan adorasi, 108 dimana di satu pihak ada kecenderungan untuk mengubah Maria menjadi sejajar dengan Allah, sedangkan di lain pihak, sebagai reaksi atas ketakutan akan sikap pertama tadi, ada kecenderungan untuk meninggalkan Maria. 107 Wawancara pribadi dengan Bapak Thomas Suharjono, Depok, Jawa Barat, 06 April 2008. 108 Adorasi berasal dari bahasa Latin adoratio yang artinya “penyembahan”, target dari adorasipenyembahan ini hanya kepada Allah saja.

E. Catatan Kritis