Penampakan Maria Ziarah Berbagai Gejala Devosi Marial 1. Doa kepada Maria

Tahun 826 M yang mengatakan bahwa mereka yang melawan gambarpatung menghina kejasmanian, dan menganggap kejasmanian jahat, bukan ciptaan Allah. Berkat inkarnasi pula Allah menjadi kelihatan, sehingga dapat digambarkan juga. Sama halnya dengan orang-orang kudus, Maria pun selagi hidup penuh dengan Roh Kudus. Maka, Roh Kudus pun tidak akan jauh dari patunggambar Maria, oleh karena itu umat Katolik seringkali menghormati patunggambar Maria. Sasaran devosi itu bukanlah patunggambar, melainkan diri Maria sendiri. Dalam pendekatan Gereja Roma Katolik, tidak ada kewajiban untuk memakai patunggambar Maria sebagai sasaran devosi, tetapi juga tidak ada larangan untuk memakainya dan terasa kurang bijaksana menentangnya. Dan tidak dapat dipungkiri pula bahwa melalui ikon, Devosi Marial berkembang dengan sangat cepat.

3. Penampakan Maria

Gejala berikutnya yang muncul dari Devosi Marial adalah ”Penampakan Maria”. Penampakan adalah terlihatnya sesuatu dari dunia yang tak kelihatan dan dianggap sebagai salah satu cara bertindak dari Allah untuk mewahyukan wejangan- Nya. 94 Bagi umat Roma Katolik, Maria tidak terlihat karena eksistensi aktualnya di surga, mana mungkin Maria dapat terlihat oleh manusia yang berada dalam keadaan ”dunia”. Tetapi, menurut keyakinan Kristiani, Allah dengan Roh Kudus memang hadir dan berkarya di dunia ini dan di dalam orang beriman. Ada beberapa Penampakan Maria yang diakui oleh Gereja Katolik dan cukup terkenal, yaitu: 94 Ibid, h. 133 1. Penampakan Maria di Guadalupe, Meksiko kepada seorang petani Indian, bernama Juan Diego Nahuatl pada tahun 1531. Pusat devosi ini adalah suatu gambar Maria yang secara ajaib muncul pada kain yang dipakai Nahuatl dan sampai sekarang ini masih dapat dilihat. 2. Penampakan Maria di Rue de Bac, Paris kepada Katarina Laboure pada tahun 1830. Penampakan ini mencetuskan tersebarnya ”medali wasiat”, yang di atasnya tertera gambar Maria seperti apa yang dialami oleh Katarina. 3. Penampakan Maria di Fatima, Perancis kepada tiga anak kecil pada tahun 1917. Ketiga anak itu adalah Yachinta, Fransisco, dan Lucia. Sampai sekarang Lucia masih hidup sebagai seorang suster. 4. Penampakan Maria di Lourdes, Perancis kepada Bernadette Soubirou pada tahun 1858. Penampakan ini terjadi empat tahun setelah pernyataan Maria dikandung tanpa noda 1854. 95 Selain penampakan-penampakan di atas, cukup banyak penampakan- penampakan Maria yang tidak diakui oleh Gereja Katolik karena dinyatakan palsu dan setelah diteliti merupakan hasil rekayasa. Selain itu, masih banyak penampakan Maria yang belum mendapat reaksi resmi dari Gereja.

4. Ziarah

Ziarah ke tempat-tempat keramat merupakan suatu gejala religius yang ada di semua agama, baik agama-agama primitif maupun agama-agama berkembang. Sama halnya dengan semua agama, umat Katolik pun memiliki praktek ziarah ke 95 Maria, Santa Perawan Maria Bunda Allaha, h. 131-132. tempat-tempat keramat, misalnya Vatikan Roma, dimana di sana ada makam Petrus dan Paulus. Setelah Maria tampil dan semakin menonjol sebagai sasaran devosi rakyat, maka Maria pun menjadi sasaran devosi yang disalurkan melalui ”berziarah”. Tempat-tempat keramat yang dijadikan target ziarah umat Katolik biasanya tempat di mana Maria secara khusus menampakkan diri dan berkarya serta mengabulkan doa. Tempat-tempat Maria menampakkan diri, seperti: Guadalupe, Lourdes, Fatima, dijadikan tempat ziarah Marial yang memiliki makna internasional. Selain itu masih banyak tempat keramat yang ramai dikunjungi orang, tetapi tidak semua berlatar belakang penampakan, mungkin ada suatu mukjizat atau kejadian luar biasa, misalnya di Loreto, Italia. 96 Di Indonesia, ada beberapa tempat ziarah marial seperti Sandojo di Muntilan, Sendangsono, dan Gua Kerep di Jawa Tengah. 97 Hampir semua tempat ziarah marial didukung dan dimanipulasikan oleh para pemimpin Katolik Pastor, Uskup, Paus atas dasar pertimbangan bahwa ziarah berguna sebagai saluran devosi rakyat. Akan tetapi, praktek ziarah tidak luput dari kritik juga. Para Reformator menolak praktek itu dengan alasan bahwa ziarah dinilai sebagai ”prestasi” manusia yang dengan jalan itu mau mengerjakan kekudusannya sendiri.

D. Respons Gereja Kristen Protestan tentang Devosi Marial