Maria Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda Immaculata Maria Diangkat ke Surga

bahwa Allah keillahian mempunyai ibu, tetapi seorang manusia yang juga Allah tentu saja memiliki ibu, selayaknya manusia sejati lainnya. Sebenarnya Konsili Efesus tidak mencerminkan refleksi para teolog, tetapi lebih kepada kepercayaan atau iman umat sensus fidelium, karena pada umumnya Maria diakui sebagai Bunda Yesus yang utuh, yaitu Yesus dengan kodrat Illahi dan kodrat manusiawi. Selain itu, sebutan Bunda Allah Theotokos sudah populer di kalangan umat sebelum Konsili Efesus. Tetapi Konsili Efesus menjelaskan secara tegas bahwa Maria disebut Bunda Allah bukan karena kodrat firman dan keIllahian Yesus berasal dari Maria, tetapi tubuh suci Yesus diambil dari Maria, dan dengan tubuh itu Firman Allah dipersatukan secara mandiri. 34

2. Maria Perawan

Matius 1:18 dengan jelas mengatakan bahwa Maria mengandung Yesus bukan didasarkan oleh hubungan biologis, melainkan melalui Roh Kudus yang diberitakan oleh malaikat Gabriel. Hal ini mengindikasikan keunikan Maria, bahwa ketika ia mengandung Yesus ia tetap perawan. Sebelum mengandung Yesus, Maria adalah perawan. Keperawanan Maria menurut Gereja Roma Katolik tidak hanya berdasarkan ketika mengandung Yesus, tetapi Maria tetap menjaga keperawanannya sebelum, ketika, dan sesudah melahirkan Yesus. Hal ini dikarenakan sebelum dan ketika mengandung Yesus, Maria tidak pernah berhubungan badan dengan laki-laki manapun, dan proses kelahiran Yesus pun tidak merusak keperawanan Maria. 34 Ibid, h. 41. Tradisi tentang keperawanan Maria dalam mengandung Yesus sangat kuat dalam Gereja Roma Katolik. Matius 1:18 dengan jelas mengatakan itu, kemudian ditegaskan kembali dalam Matius 1:25 Yusuf tidak mengenal 35 dia hingga ia melahirkan anak. 36 Sebenarnya ajaran tentang dikandungnya Yesus oleh perawan masuk ke dalam Kristologi bukan Mariologi. Tetapi secara tidak langsung ajaran itu mengatakan sesuatu tentang Maria. Sebagai perawan ia menjadi Bunda, sehingga ia menjadi perawan dalam kebundaannya dan tidak lepas darinya. 37

3. Maria Dikandung Tanpa Noda Immaculata

Pemberian Gelar Theotokos telah menjadi dasar bagi perkembangan Mariologi berikutnya. Setelah dua dogma Mariologi di atas, muncul juga ajaran tentang Maria dikandung tanpa noda Immaculata. Landasan teologis mengenai dogma Immaculata ini adalah sebagai Bunda Allah, Sang Sabda, maka Maria sudah sepantasnya suci, sesuai dengan keluhuran dan kesucian Sang Sabda. Dengan sucinya Maria, maka Sang Sabda dapat menerima kodrat kemanusiaan-Nya dengan murni dan suci. Untuk menjaga kemurnian dan kesucian Maria, maka sudah sepantasnyalah jika Allah membebaskan Maria dari noda dosa asal. Ajaran ini pertama kali diperkenalkan oleh Agustinus. 38

4. Maria Diangkat ke Surga

35 Mengenal merupakan istilah Ibrani yang berarti bersetubuh. 36 Groenen, Mariologi: Teologi dan Devosi, h. 43. 37 Ibid, h. 43 38 Maria Handoko, Santa Perawan Maria Bunda Allah, h. 28. Menurut Petrus Maria Handoko, dogma-dogma di atas membuat Maria semakin diagungkan dan disucikan. Setelah ketiga dogma di atas, kesucian Maria mulai menjadi topik utama, sehingga umat Roma Katolik dan para teolog mulai merasakan bahwa kematian dan pembusukan tubuh Maria tidak selaras dengan kemuliaan dan martabat Maria. Dari dasar pemikiran di atas, muncullah ajaran bahwa Maria tidak meninggal, tetapi diangkat ke surga bersama jiwa dan raganya. 39 Ajaran ini juga diperkuat dengan tidak diketemukannya makam dan tulang belulang Maria sampai sekarang, berbeda dengan makam dan tulang belulang para rasul dan orang-orang kudus lainnya yang diperebutkan oleh Gereja-gereja pada masa-masa awal. 39 Ibid, h. 28.

BAB III DEVOSI MARIAL DAN SEJARAH PERKEMBANGANNYA