Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Santa Perawan Maria memiliki posisi yang sangat penting dan sangat dihormati dalam Gereja Roma Katolik. Hal ini disebabkan karena Maria dipandang ikut berperan serta dalam karya keselamatan. Dengan menerima Kristus dalam rahimnya, melahirkan- Nya, mengasuh-Nya, dan turut menderita bersama Kristus saat wafat-Nya di tiang salib, Maria telah ambil bagian dalam karya keselamatan bersama putranya. Menurut Gereja Roma Katolik, Maria adalah seorang pribadi yang agung, dan merupakan orang kudus yang harus disucikan setelah Yesus Kristus karena peranannya dalam karya keselamatan. Karena peranannya itu, Maria sangat dihormati di antara para manusia, bahkan di antara para malaikat. 1 Penghormatan atau kebaktian kepada Santa Perawan Maria yang lebih populer dengan sebutan Devosi Marial merupakan ibadat khusus dan juga ciri khas yang ada di Gereja Roma Katolik. Laurensius Mugito dalam tulisan singkatnya menjelaskan bahwa Devosi Marial adalah seluruh kebaktian kepada Santa Perawan Maria Ibu Yesus dengan bentuk puji-pujian, kagum, hormat, dan cinta dengan meneladani cara hidupnya sambil memohon bantuan pengantaraan doanya. 2 1 Wawancara pribadi dengan Bapak Thomas Suharjono, Depok, Jawa Barat, 06 April 2008. 2 Laurensius Mugito, ”Devosi kepada Maria dalam Gereja Katolik”, Ekawarta, no. 2VIII1988: h. 82. 1 Santa Perawan Maria memiliki pengaruh cukup besar dalam penghayatan iman umat Katolik. Umat Katolik menganggap Maria sebagai seorang manusia yang patut diteladani dan dihormati karena ketaatan dan kepasrahan dirinya dalam menerima perintah Allah untuk melahirkan Sang Juru Selamat, Yesus Kristus. Hal inilah yang menguatkan devosi kepada Maria dalam kalangan jemaat Gereja Roma Katolik. Kuatnya devosi kepada Maria dibuktikan dengan banyaknya Jumlah buku dan karangan, organisasi, kongres, serta tempat ziarah. Selain itu, pesta-pestanya dirayakan, doa “Salam Maria” dan “Malaikat TuhanAngelus” didoakan setiap hari. 3 Banyak pula Gereja yang menggunakan berbagai nama Maria sebagai Pelindung. Selain itu, dua bulan dalam setahun dirayakan sebagai bulan Maria Mei: Bulan Maria,dan Oktober: Bulan Rosario. 4 Devosi kepada Santa Perawan Maria juga mengalami pasang-surut dari masa ke masa. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik itu pandangan teologis dari berbagai aliran, sosial, politik, dan ekonomi umat. Namun secara keseluruhan, hal ini tidak begitu mempengaruhi kuatnya devosi umat kepada Maria. Kuatnya devosi kepada Maria bukan tanpa persoalan. Pada umumnya persoalan itu timbul karena seringkali ditemukan devosi tidak dilandasi dasar biblis-teologis, tetapi lebih kepada perasaan. Perasaan dan khayalan yang tidak sehat cenderung menjadikan Maria sejajar dengan Allah, sehingga Maria dijadikan semacam “berhala”. 5 3 Masalah doa kepada Maria akan dibahas tersendiri pada bab IV tentang berbagai gejala Devosi Marial. 4 Bulan Maria. Devosi ini sudah terdapat sejak zaman kuno dalam Gereja Latin yang jatuh pada bulan Mei, bulan khusus untk mengormati Maria. Namun baru memasyarakat dan menjadi praktek di Gereja Universal sejak diperkenalkan oleh Paus Pius XI pada abad XVIII. Bulan Rosario. Diperkenalkan oleh Paus Leo XIII pada tahun 1883 untuk memperingati kemenangan tentara Kristen atas Turki di Lpanto 1572. Umat percaya bahwa kemenangan ini diperoleh berkat pertolongan Maria Bunda Rosario. Rosario sendiri berarti rangkaian bunga mawar, penjelasan lebih lanjut akan dibahas pada bab IV. Bagian ini disarikan dari Petrus Maria Handoko, Santa Perawan Maria Bunda Allah dalam Misteri Kristus dan Gereja Malang: Dioma, 2006, h. 35-36 5 Ibid, h. 13. Menurut Eddy Kristiyanto dalam bukunya Maria dalam Gereja, kadar devosi kepada Maria terhadap liturgi 6 resmi Gereja sekunder. Devosi kepada Maria harus mengalir dari roh liturgi resmi dan kembali kepada roh liturgi resmi yang bertitik tolak Yesus Kristus. Apabila devosi kepada Maria dipraktekkan dengan melepas roh liturgi resmi dikhawatirkan akan muncul bahaya ”Marianisme”. Artinya, timbul kesan yang meyakinkan bahwa Maria sebagai sasaran devosi dapat menyelamatkan. 7 Oleh karena itu, untuk menghindari masalah itu para Bapa Gereja melalui Konsili Vatikan II 8 merumuskan kembali pokok-pokok ajaran tentang Maria dan menempatkan Maria pada bab VIII dari Lumen Gentium. 9 Konsili Vatikan II LG No. 66 menegaskan bahwa telah ambil bagiannya Maria dalam karya keselamatan memberikan alasan cukup bagi Gereja untuk menghormatinya. Penghormatan ini diungkapkan melalui tata peribadatan yang khusus. Sifat ”khusus” tata peribadatan Gereja kepada Maria menunjukkan perbedaan yang sangat hakiki dengan ibadat serta hormat bakti yang hanya ditujukan kepada Allah. 10 Kemudian pada LG. No.67, para Bapa Gereja ingin menegaskan kembali ajaran Gereja Roma Katolik tentang Maria yang terkandung pada nomor sebelumnya, yaitu 6 Liturgi bisa dimengerti sebagai karya aktif penebusan yang diterapkan oleh Yesus Kristus dan diteruskan oleh Gereja dalam kurban suci dan sakramen-sakramen. Dalam hal ini ”liturgi” bisa diartikan sebagai hidup Gereja itu sendiri. Selain itu, liturgi bisa juga diartikan sebagai data konkret misalnya teks- teks resmi liturgy dari tradisi Gereja yang membentuk norma atau petunjuk dasar untuk praktek ibadat pada masa sekarang,. Singkatnya Liturgi bisa dikatakan sebagai ibadat resmi Gereja. Lihat Ibid, h. 119-120. 7 A. Eddy Kristiyanto, Maria Dalam Gereja: Pokok-Pokok Ajaran Konsili Vatikan II tentang Maria dalam Gereja Kristus Yogyakarta: Kanisius, 1987, h. 83. 8 Konsili Vatikan II adalah konsili ekumenis pertama yang menerangkan pentingnya Maria dalam keseluruhan teologis dan praksis Gereja Roma Katolik. 9 Konsili Vatikan II menghasilkan 16 enam belas dokumen. Di antara dokumen-dokumen Konsili itu, konstitusi dogmatis Lumen Gentium dokumen tentang gerejaeklesiologi menduduki peringkat tertinggi dikarenakan oleh kadar dogmatis yang terkandung di dalamnya. Lihat Eddy Kristiyanto, Maria Dalam Gereja,, h. 12-14. 10 Ibid, h. 79. tentang dasar-dasar penghormatan kepada Maria, kaitannya dengan Yesus, kesucian dan pemuliaan Maria, serta orientasi keseluruhan Devosi Marial kepada Yesus Kristus. Penghormatankebaktian devosi yang ditujukan kepada Maria memberikan khas tersendiri dalam Gereja Roma Katolik. Karena itu, dalam skripsi ini Penulis mengangkat tema “Devosi Marial: Kebaktian kepada Santa Perawan Maria dalam Gereja Roma Katolik”, guna memahami Santa Perawan Maria lebih jauh melalui ajaran-ajaran yang terkandung dalam Gereja Roma Katolik.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah