Definisi Devosi Marial DEVOSI MARIAL DAN SEJARAH PERKEMBANGANNYA

BAB III DEVOSI MARIAL DAN SEJARAH PERKEMBANGANNYA

A. Definisi Devosi Marial

Devosi menurut David Kinsley diartikan sebagai semangat kasih sayang, ketaatan, dedikasi, loyalitas, kesalehan, penghormatan, kesetiaan, rasa kagum, dan cinta kepada beberapa obyek seperti roh, dewa, atau manusia yang dianggap kudus. Devosi bisa juga diartikan sebagai hasil dari refleksi teologis yang berupa tindakan action, seperti pemujaan dan berdoa. 40 Gereja Roma Katolik mengenal banyak devosi yang objeknya ditujukan kepada orang-orang sucikudus, seperti: Petrus, Paulus, Yusuf, dan lain sebagainya. Di antara sekian banyak devosi itu, devosi kepada Santa Perawan Maria yang lebih besar dengungnya. Hal ini dikarenakan Maria dianggap sebagai makhluk yang paling unggul di antara manusia lainnya, bahkan di antara para malaikat. Keunggulan Maria dikarenakan keikutsertaannya dalam karya penyelamatan. Secara etimologis, devosi kepada Maria merujuk pada kata Mario-duli yang berarti “kebaktian kepada Santa Perawan Maria”. 41 Mario-duli sendiri berasal dari bahasa Yunani, kata Mario menunjuk kepada Maria, sedangkan kata duli asal kata Doulia mengacu pada kata Doulos, yang artinya “budak atau hamba”. Dalam istilah teologi 40 David Kinsley, “Devotion,” in Mircea Eliade ed., Encyclopedia of Religion, vol. 4 New York: Macmillan Publishers, 1987, p. 326. 41 Groenen, Mariologi: Teologi dan Devosi, h. 149. 21 Kristen, kata Doulia diartikan sebagai kebaktian kepada seseorang manusia orang kudus. 42 Kata Doulia sendiri harus dibedakan dengan kata Latreia Latin: Adoratio, yang berarti kebaktian yang sasarannya hanya kepada Allah saja, 43 sedangkan sasaran Doulia ialah seorang kudus yang mengabdikan dirinya hanya demi Allah. Oleh karena Santa Perawan Maria menjadi makhluk yang paling unggul di antara ciptaan Allah yang lain, maka terbentuk istilah khusus bagi Maria, yaitu: hyper-doulia yang berarti “adi- kebaktian”. 44 Menurut Eddy Kristiyanto, Devosi kepada Maria termasuk ibadat khusus dalam Gereja Katolik –meskipun bukan liturgi resmi Gereja. Walaupun Devosi Marial merupakan ibadat yang khusus, tetapi hakikatnya berbeda dengan ibadat sujud yang diberikan kepada Kristus. Hal ini diperkuat dengan dokumen Lumen Gentium no. 66. “Ibadat ini, seperti yang selalu ada di dalam Gereja, walaupun merupakan ibadat yang khusus sekali, toh berbeda secara hakiki dengan ibadat sujud, yang diberikan kepada Sabda yang menjadi daging, sama seperti Bapa dan Roh Kudus, namun sangat memupuknya. Bermacam-macam bentuk kesalehan terhadap Bunda Allah, yang disetujui Gereja dalam batas-batas ajaran yang sehat dan ortodoks, sesuai dengan keadaan waktu dan tempat, dan sesuai dengan ciri-ciri serta bakat para beriman…” LG no. 66 45 Lumen Gentium no.66 ingin menegaskan bahwa Maria dan Yesus Kristus hakikatnya berbeda. Perbedaan hakiki ini menyangkut siapa Maria dan siapa Yesus Kristus. Maria adalah manusia, sedangkan Yesus Kristus adalah Allah Putra yang diserahkan Bapa kepada kematian untuk menebus semua manusia dari kuasa maut. 42 Ibid, h. 149. 43 Surip Stanislaus, Perempuan Itu Maria? Yogyakarta: Kanisius,2007, h.101. 44 Groenen, Mariologi Teologi dan Devosi, h. 149. 45 Eddy Kristiyanto, Maria Dalam Gereja, h. 79. Dengan demikian Maria termasuk salah seorang yang ditebus Putranya. Jadi, keselamatan Illahi yang dialami Maria harus bergantung pada Yesus Kristus. Keunggulan Maria terjadi berkat relasinya yang tak terpisahkan dengan Yesus Kristus. Dasar pemikiran seperti ini bukan hanya persoalan akal, tetapi juga persoalan hati dan iman. Iman itu harus dihayati, pengahayatan iman itulah yang disebut devosi. Jadi bisa dikatakan devosi merupakan bagian integral dari penghayatan iman. 46 Oleh karena itu, secara terminologis, Devosi Marial bisa diartikan sebagai sikap hati baca: kebaktian serta perwujudannya, dengan menjalin relasi personal, menjunjung tinggi, menghormati, menghargai, mencintai, dan meneladani Maria.

B. Tujuan Devosi Marial