1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Selain merupakan aset berharga bagi bangsa, pendidikan memegang peranan penting dalam setiap sektor kehidupan. Oleh karena itu, kualitas
pendidikan perlu ditingkatkan agar terbentuk generasi-generasi penerus bangsa yang mampu menghadapi segala kondisi yang senantiasa berubah dan
kompetitif. Berbagai upaya pengembangan dan peningkatan kualitas pendidikan telah dilakukan. Diantaranya yaitu mengembangkan bahkan
menciptakan metode baru dalam pendidikan dan pengajaran termasuk penyempurnaan kurikulum.
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting, namun di Indonesia perwujudan pendidikan tersebut masih terdapat banyak
permasalahan. Antara lain masih rendahnya hasil belajar siswa, masih rendahnya motivasi belajar siswa, dan masih terbatasnya fasilitas pendidikan.
Banyak hal yang kiranya perlu dilakukan agar kegiatan-kegiatan pembelajaran bisa menuju ke arah yang lebih baik. Salah satu yang
memegang peranan tidak kalah penting adalah kegiatan pengajaran di sekolah yang merupakan kegiatan pendidikan yang membimbing siswa secara
langsung. Penyelenggaraan pendidikan matematika di Indonesia bukan
merupakan hal yang mudah. Sampai saat ini, matematika masih dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit bagi sebagian besar siswa.
1
Masih diperlukan perhatian terhadap pembelajaran yang tepat agar pelajaran
matematika bisa dipelajari dengan baik dan benar. Jika hal tersebut sudah bisa dijawab dan dicarikan jalan keluarnya, mungkin siswa akan bisa mengikuti
pelajaran dengan lebih mudah, baik dan terarah.
1
Suhendra, dkk, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, Jakarta: Universitas Terbuka, 2007, h. 8. 41.
Pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah-sekolah selama ini masih menyelenggarakan pendidikan dengan segala keterbatasan yang ada. Hal ini
dipengaruhi oleh ketersediaan dana, serta kemampuan guru untuk mengembangkan model pembelajaran yang efektif.
Pendidikan matematika di Indonesia memang belum menampakkan hasil yang diharapkan. Dari hasil studi TIMSS tahun 2007 untuk siswa kelas
VIII, menempatkan siswa Indonesia pada urutan ke-36 dari 49 negara dengan nilai rata-rata untuk kemampuan matematika secara umum adalah 397. Nilai
tersebut masih jauh dari standard minimal nilai rata-rata kemampuan matematika yang ditetapkan TIMSS yaitu 500. Prestasi siswa Indonesia ini
berada dibawah siswa Malaysia dan Singapura. Siswa Malaysia memperoleh nilai rata-rata 593.
2
Skala matematika TIMSS-Benchmark Internasional menunjukkan bahwa siswa Indonesia berada pada peringkat bawah, Malaysia
pada peringkat tengah, dan Singapura berada pada peringkat atas. Padahal jam pelajaran matematika di Indonesia 136 jam untuk kelas VIII, lebih
banyak dibanding Malaysia yang hanya 123 jam dan Singapura 124 jam.
3
Menurut Leung dan Puji Fajar Shadiq, 2007 data TIMSS menunjukkan bahwa penekanan pembelajaran metematika di Indonesia lebih banyak pada
penguasaan keterampilan dasar basic skills, namun sedikit atau sama sekali tidak menekankan untuk penerapan matematika dalam konteks kehidupan
sehari-hari.
4
Pada ruang lingkup sekolah, permasalahan rendahnya prestasi belajar matematika siswa juga terjadi di MTs Mathla’ul Anwar Pusat Menes. Siswa-
siswa di sekolah tersebut masih banyak yang memiliki hasil belajar yang rendah. Hal ini terlihat dari hasil ulangan harian siswa, masih banyak yang
memperoleh nilai dibawah kriteria kelulusan minimal yang ditetapkan
2
Ina V.S. Mullis, dkk, “TIMSS 2007 International Mathematics Report”, dari
http:timss.bc.eduTIMSS2007techreport.html, 6 September 2009, h. 38.
3
Ina V.S. Mullis, dkk, “TIMSS 2007 International …………h.195.
4
Melly Andriani, “Mengembangkan Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Madrasah Ibtidaiyah Melalui Strategi Think-Talk-
Write Berbasis Modul”, dari http:mellyirzal.blogspot.com200812mengembangkan-kemampuan-komunikasi-dan.html,
6 September 2009.
sekolah. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi matematika pun menyebutkan bahwa masih banyak kesulitan-kesulitan yang dihadapi
dalam pembelajaran matematika, diantaranya adalah hanya beberapa siswa yang mau mendengarkan penjelasan dari guru dan mau menjawab soal-soal
yang diberikan guru di dalam kelas dan kebanyakan siswa tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kelas VII
MTs Mathla’ul Anwar Pusat Menes masih memiliki motivasi belajar yang rendah.
Sri Anitah W mengemukakan bahwa pemakaian media dalam proses belajar mengajar dapat memperjelas penyampaian pesan dan informasi
sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar, meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan
motivasi belajar.
5
Matematika merupakan mata pelajaran yang bersifat abstrak, sehingga dituntut kemampuan guru untuk dapat mengupayakan
metode yang tepat sesuai tingkat perkembangan mental siswa. Untuk itu diperlukan model dan media pembelajaran yang membantu siswa dalam
mencapai kompetensi dasar dan indikator pembelajaran. Sehingga diperlukan sustu media pembelajaran yang lebih menarik perhatian dan memotivasi
siswa untuk belajar matematika tanpa mengurangi fungsi media pembelajaran secara umum.
Seiring dengan kebutuhan akan metode pembelajaran yang lebih efektif, efisien dan memberikan nuansa menyenangkan pada siswa, maka
penggunaan media bisa menjadi alternatif penarik. Seiring dengan berkembangnya teknologi komputer pada saat ini, maka pemanfaatan
teknologi informasi sangat dibutuhkan. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK telah memberikan pengaruh terhadap dunia
pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Untuk itu media CAI Computer-Assisted Instruction merupakan salah satu alternatif alat bantu
pembelajaran yang cukup menarik, efektif, efisien dan dapat membangkitkan
5
Sri Anitah W, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika, Jakarta, Universitas Terbuka, 2008, h. 10.6
motivasi belajar matematika siswa. Media CAI Computer-Assisted Instruction ini merupakan media yang dibuat dengan bantuan komputer yang
didalamnya memuat unsur teks, gambar dan animasi. Dengan demikian media ini diharapkan dapat membantu dan memotivasi siswa dalam proses belajar
mengajar untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan. Fungsi khusus media dalam pendidikan matematika diantaranya untuk
membangkitkan motivasi belajar siswa, menghindari atau mengurangi terjadinya salah komunikasi dan untuk membuat konsep matematika yang
abstrak dapat disajikan dalam bentuk konkret sehingga dapat lebih difahami, dimengerti dan dapat disajikan sesuai dengan tingkat berfikir siswa. Hal ini
juga didukung dengan kelebihan media, diantaranya yaitu media menyediakan proses interaktif dan memberikan kemudahan interaktif, serta
memberikan kmudahan kontrol yang vsistematis dalam proses. Program CAI Computer-Assisted Instruction mempunyai 2 dua
karakteristik, yaitu:
pertama, CAI
Computer-Assisted Instruction
merupakan integrated multimedia yang dapat menyajikan suatu paket bahan ajar tutorial yang berisi komponen visual dan suara secara bersamaan.
Kedua, CAI Computer-Assisted Instruction mempunyai komponen intelligence yang membuat CAI Computer-Assisted Instruction bersifat
interaktif dan mampu memproses data atau jawaban dari sipengguna. Kedua karakteritik inilah yang membedakan antara program pembelajaran yang
disajikan lewat CAI Computer-Assisted Instruction dengan program pembelajaran yang disajikan lewat media lainnya. Umumnya program-
program pembelajaran yang disajikan lewat CAI Computer-Assisted Instruction terlihat lebih bermakna, karena mampu menyajikan suatu model
pembelajaran yang bersifat interaktif. Menurut McGraw terdapat empat tipe atau metode yang dapat
digunakan dalam CAI Computer-Assisted Instruction, yaitu: Drill and practice, Tutorials, Instructional Games, Simulation. McGraw dalam
bukunya Technology For Teacher: Mastering New Media and Portfolio Development mengatakan simulasi merupakan tipe yang tepat dalam proses
atau rancangan pendidikan yang kompleks, berbeda dengan tipe tradisional yaitu Drill and practice, Tutorials, Instructional Games, yang hanya fokus
kepada mengajar dan memperjelas suatu informasi yang nyata. Sedangkan simulasi selain mengajar dan memperjelas suatu informasi juga lebih
menitikberatkan kepada pengambilan keputusan decision making dan pemecahan masalah problem solving.
Berdasarkan uraian di atas, maka dipandang perlu adanya penelitian yang mengangkat masalah tersebut. Maka penelitian skripsi ini diberi judul:
“PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA CAI
COMPUTER-ASSISTED INSTRUCTION DENGAN TIPE SIMULASI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA
SISWA“.
B. Identifikasi Masalah