Pengujian Hipotesis Pembahasan Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas atau uji kesamaan dua varians populasi dua kelompok dilakukan dengan uji Fisher. Dari hasil pengujian diperoleh F hitung = 1,443 dan F tabel = 2,101 pada taraf signifikan = 0,05 untuk derajat kebebasan pembilang 29 dan derajat kebebasan penyebut 29. Lampiran 15 Lebih jelasnya hasil dari uji homogenitas dapat dilihat pada tabel. Tabel 4. 5 Hasil Uji Homogenitas Kelompok Banyaknya Sampel Varians F Kesimpulan Hitung Tabel Eksperimen 30 86,3 1,443 2,101 Homogen Kontrol 30 124,5 Karena F hitung  F tabel 1,443  2,101 maka H o diterima. Dengan demikian dari data di atas dapat disimpulkan bahwa H o diterima. Jadi populasi dari kedua kelompok mempunyai varians yang homogen sama.

C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

1. Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan uji prasyaratan analisis, maka dapat disimpulkan kedua kelompok tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan homogen. Pengujian selanjutnya yaitu pengujian hipotesis. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata skor motivasi belajar matematika siswa pada kelompok eksperimen yang dalam pembelajarannya menggunakan media CAI Computer-Assisted Instruction dengan Tipe Simulasi lebih tinggi dibandingkan dengan rata- rata skor motivasi belajar matematika siswa pada kelompok kontrol yang pembelajarannya menggunakan media berbasis power point. Analisis yang digunakan adalah statistik uji-t. Setelah melakukan perhitungan dengan menggunakan uji-t, dengan kriteria pengujian yaitu jika t hitung  t tabel maka H o diterima dan H a ditolak. Sedangkan jika t hitung  t tabel maka H a diterima dan H o ditolak, pada taraf kepercayaan 95 atau taraf signifikan = 5. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh t hitung sebesar 4,62 dan t tabel sebesar 2,001. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa t hitung  t tabel 4,62  2,001. Dengan demikian, H o ditolak dan H a diterima, atau dengan kata lain rata- rata skor motivasi belajar matematika siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari rata-rata skor motivasi belajar matematika siswa pada kelompok kontrol. Secara singkat, hasil perhitungan uji-t tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4. 6 Hasil Uji-t t hitung t tabel Kesimpulan 4,62 2,001 H o ditolak

2. Pembahasan

Perbedaan rata-rata skor motivasi belajar matematika siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan media CAI Computer-Assisted Instruction dengan tipe simulasi lebih baik dari pada pembelajaran menggunakan media berbasis power point. Hasil penelitian yang diperoleh pada kelompok eksperimen yaitu kelas VII-B, wawancara dengan guru sebelum dilakukan pembelajaran dengan menggunakan media CAI Computer-Assisted Instruction, kegiatan pembelajaran berlangsung dengan pembelajaran konvensional yang berousat pada guru. Setelah diterapkan pembelajaran menggunakan media CAI Computer-Assisted Instruction dengan ipe simulasi pada kelas eksperimen, siswa dapat belajar lebih aktif dan proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Hal ini dikarenakan pembelajaran menggunakan media CAI Computer- Assisted Instruction lebih menarik, karena ditunjang oleh unsur warna dan animasi yang tidak terbatas. Selain itu, pembelajarannya pun dilakukan di laboratorium komputer. Jadi siswa bisa langsung berinteraksi dengan materi yan diajarkan. Pada pembelajaran matematika menggunakan media CAI Computer-Assisted Instruction guru hanya berperan sebagai fasilitator, karena peran guru telah digantikan oleh media CAI Computer-Assisted Instruction tersebut. Sebelum pembelajaran dimulai, siswa diberi penjelasan fungsi menu dan cara menjawab kuis yang terdapat pada media CAI Computer-Assisted Instruction . Misalnya, “Lanjut” untuk ke materi selanjutnya, “Kembali” untuk melihat materi sebelumnya, “Kembali ke depan” untuk kembali ke menu utama, dan “Exit” untuk menutup materi pelajaran. Pada pertemuan pertama, siswa masih terlihat bingung dalam mengoprasikan media CAI Computer-Assisted Instruction tersebut, terutama ketika diperintahkan untuk mengerjakan kuis. Siswa belum memahami cara atau strategi pada kuis tersebut. Tetapi, pada pertemuan selanjutnya siswa sudah terbiasa bagimana cara penggunaan media CAI Computer-Assisted Instruction ini. Hal ini dapat dilihat ketika proses pembelajaran berlangsung, siswa tidak ada lagi yang bertanya tentang cara pengorpasiannya. Selain itu siswa terlihat lebih antusias dalam mengerjakan kuis dan latihan untuk bisa lebih cepat menyelesaikan tugasnya sebelum waktu yang ditentukan. Siswa yang diberi pembelajaran menggunakan media CAI Computer-Assisted Instruction memiliki keunggulan untuk meningkatkan proses berpikir. Karena, dalam proses pembelajaran ini siswa belajar menurut kecepatan masing-masing. Untuk hasil penelitian pada kelas kontrol yaitu kelas VII-C, pembelajaran dilakukan dengan menggunakan media berbasis power point, dan pembelajaran dilakukan oleh guru di sekolah tersebut. Dari hasil pengamatan pada proses pembelajaran menggunakan media power point siswa terlihat pasif dan bosan, karena siswa hanya duduk diam mendengarkan penjelasan dari guru dan mengerjakan soal yang mirip contoh yang diberikan guru. Sehinga dalam pembelajaran yang berlangsung kurang menarik dan menyenangkan, hanya beberapa siswa saja yang mau memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru. Dari skor motivasi belajar matematika siswa pada materi bangun segi empat dapat dilihat bahwa kelompok eksperimen yang memperoleh skor tertinggi sebesar 108 dan skor terendah sebesar 74, sedangkan pada kelompok kontrol yang memperoleh skor tertinggi sebesar 96 dan skor terendah sebesar 57. Ini dapat dikatakan bahwa perbedaan motivasi belajar pada kedua kelas ini mempunyai efek dari perlakuan. Adanya kelompok kontrol sebagai pembanding memperkuat bahwa pembelajaran menggunakan media CAI Computer-Assisted Instruction tipe simulasi merupakan media yang efektif dalam pembelajaran untuk memperoleh motivasi belajar matematika. Sehingga siswa menjadi lebih aktif, mudah dalam memahami materi dan pembelajaran pun menjadi lebih menyenangkan. Dalam penelitian ini lebih tingginya skor motivasi belajar matematika siswa yang diajar menggunakan media CAI Computer- Assisted Instruction tipe simulasi dibuktikan oleh perbedaan perolehan skor dan rata-rata serta diperkuat dengan hasil pengujian hipotesis. Selain itu ditunjang oleh hasil penelitian Sirlai Gunawan menunjukkan bahwa “siswa sangat termotivasi menggunakan media CAI Computer-Assisted Instruction dan lebih mudah dalam memahami materi tersebut ”. Dengan demikian, penggunaan media CAI Computer-Assisted Instruction tipe simulasi dapat dijadikan salah satu alternatif media yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika dalam upaya meningkatkan motivasi belajar matematika siswa.

D. Keterbatasan Penelitian