Pengaruh pembelajaran matematika menggunakan media cai Computer-assisted instruction dengan tipe simulasi terhadap motivasi belajar matematika siswa

(1)

MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Nita Megawati

105017000470

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2010


(2)

Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Mei 2010.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran matematika menggunakan media CAI (Computer-Assisted Instruction) dengan tipe simulasi terhadap motivasi belajar matematika siswa. Media yang digunakan di bangun sendiri. Penelitian ini dilakukan di MTs Mathla’ul Anwar Pusat Menes Tahun Ajaran 2009/2010.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen dengan desain penelitian The Post-test Only Control Group Design. Subyek penelitian ini adalah 60 siswa yang terdiri dari 30 siswa untuk masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diperoleh dengan teknik cluster random sampling pada siswa kelas VII.

Instrumen penelitian yang diberikan berupa angket yang terdiri dari 23 pernyataan. Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji liliefors untuk menguji normalitas data, uji Fisher untuk menguji homogenitas data dan uji-t untuk menguji hipotesis. Hasil Penelitian diperoleh rata-rata skor motivasi belajar matematika yang menggunakan media CAI (Computer-Assisted Instruction) dengan tipe simulasi lebih tinggi dari rata-rata skor motivasi belajar matematika yang menggunakan media berbasis Powerpoint. Dengan demikian pembelajaran menggunakan media CAI (Computer-Assisted Instruction) dengan tipe simulasi berpengaruh terhadap motivasi belajar matematika siswa.


(3)

Motivation In Learning Mathematics." Thesis For Mathematics Education, Faculty of Tarbiya and Teaching Science, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, May 2010.

The purpose of this research is to determine the effect of learning by using CAI (computer-assisted instruction) media with simulation type of students motivation in learning mathematics. Media used in the build itself. This research conducted at MTs Mathla'ul Anwar Pusat Menes in Academic Year 2009/2010. The method of this research used quasi experiment with The Post-test Only Control Group Design. Subject for this research are 60 students consist of 30 students for each of experimental group and control group which selected in cluster random sampling technique in class VII.

The research instrument is given in the form of a questionnaire consisting of 23 statements. Analyse technique in this research use the Liliefors test for normality test, Fisher test for homogeneity test and t-test for the hypothesis. The results of this researchs obtained average scores of motivation in learning mathematics that uses media CAI (Computer-Assisted Instruction) with simulation type is higher than the average scores of motivation in learning mathematics using media of Powerpoint basis. Thus, learning to use the media CAI (Computer-Assisted Instruction) with simulation type effect on students' motivation to learn mathematics.


(4)

Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Mei 2010.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran matematika menggunakan media CAI (Computer-Assisted Instruction) dengan tipe simulasi terhadap motivasi belajar matematika siswa. Media yang digunakan di bangun sendiri. Penelitian ini dilakukan di MTs Mathla’ul Anwar Pusat Menes Tahun Ajaran 2009/2010.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen dengan desain penelitian The Post-test Only Control Group Design. Subyek penelitian ini adalah 60 siswa yang terdiri dari 30 siswa untuk masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diperoleh dengan teknik cluster random sampling pada siswa kelas VII.

Instrumen penelitian yang diberikan berupa angket yang terdiri dari 23 pernyataan. Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji liliefors untuk menguji normalitas data, uji Fisher untuk menguji homogenitas data dan uji-t untuk menguji hipotesis. Hasil Penelitian diperoleh rata-rata skor motivasi belajar matematika yang menggunakan media CAI (Computer-Assisted Instruction) dengan tipe simulasi lebih tinggi dari rata-rata skor motivasi belajar matematika yang menggunakan media berbasis Powerpoint. Dengan demikian pembelajaran menggunakan media CAI (Computer-Assisted Instruction) dengan tipe simulasi berpengaruh terhadap motivasi belajar matematika siswa.


(5)

Motivation In Learning Mathematics." Thesis For Mathematics Education, Faculty of Tarbiya and Teaching Science, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, May 2010.

The purpose of this research is to determine the effect of learning by using CAI (computer-assisted instruction) media with simulation type of students motivation in learning mathematics. Media used in the build itself. This research conducted at MTs Mathla'ul Anwar Pusat Menes in Academic Year 2009/2010. The method of this research used quasi experiment with The Post-test Only Control Group Design. Subject for this research are 60 students consist of 30 students for each of experimental group and control group which selected in cluster random sampling technique in class VII.

The research instrument is given in the form of a questionnaire consisting of 23 statements. Analyse technique in this research use the Liliefors test for normality test, Fisher test for homogeneity test and t-test for the hypothesis. The results of this researchs obtained average scores of motivation in learning mathematics that uses media CAI (Computer-Assisted Instruction) with simulation type is higher than the average scores of motivation in learning mathematics using media of Powerpoint basis. Thus, learning to use the media CAI (Computer-Assisted Instruction) with simulation type effect on students' motivation to learn mathematics.


(6)

iii

Allah SWT, karena atas rahmat dan ridha-Nya maka skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhamad Saw, keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika.

Selanjutnya, penulis dalam menyusun skripsi ini banyak mendapat kesulitan dan hambatan, namun berkat bimbingan, dorongan dan masukan-masukan positif dari berbagai pihak sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H. Dede Rosyada, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan.

2. Ibu Maifalinda Fatra, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika sekaligus Pembimbing I yang penuh kesabaran dan keikhlasan membimbing dalam penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Otong Suhyanto, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika.

4. Ibu Dra. Afidah Mas’ud, selaku penasihat akademik yang selalu memberikan bimbingan dan nasihat kepada penulis selama proses perkuliahan.

5. Ibu Tita Khalis Maryati, S.Si, M.Kom, selaku pembimbing II yang dengan sabar selalu memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Matematika.

7. Bapak M. Abdurohim, S.Ag, selaku kepala MTs Mathla’ul Anwar Pusat Menes yang telah banyak membantu penulis selama penelitian berlangsung. 8. Ibu Maemunah, S.Pd, selaku guru pamong mata pelajaran matematika yang

telah membantu dan memberikan arahan selama penulis melakukan penelitian. 9. Seluruh Guru dan Staff MTs Mathla’ul Anwar Pusat Menes yang telah


(7)

iv

dukungan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 12.Siswa dan Siswi kelas VII MTs Mathhla’ul Anwar Menes, kelas VII-B dan

VII-C yang telah bersikap kooperatif selama penulis melakukan penelitian. 13.Teman-temanku tercinta, mahasiswa dan mahasiswi jurusan pendidikan

matematika angkatan 2005 semoga kebersamaan kita menjadi pelajaran-pelajaran yang terindah dan tak terlupakan untuk menggapai kesuksesan dimasa depan.

14.Teman-teman seperjuanganku, Eny, Ubay, Novi, Ria, Cory, Dewi yang selalu memberikan semangat, dukungan, berbagi dalam suka dan duka dan telah melewati hari-hari yang penuh perjuangan yang tidak akan terlupakan.

15.Untuk Ipunk dan Fadil terimakasih atas bantuan medianya.

16.Khusus untuk Aldo terimakasih atas support dan doanya atas kesuksesan skripsi ini.

17.Semua pihak yang ikut terlibat dan berpartisipasi memberikan bantuan, informasi dan dukungan kepada penulis yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat penulis gunakan untuk menyempurnakan laporan yang akan datang. Penulis berharap mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi khasanah ilmu pengetahuan.

Jakarta, Mei 2010 Penulis


(8)

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Kgunaan Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN RUMUSAN HIPOTESIS A. Kerangka Teori... 8

1. Pembelajaran Matematika ... 8

2. Motivasi Belajar ... 12

a. Pengertian Motivasi ... 12

b. Macam-Macam Motivasi ... 14

c. Pengertian Motivasi Belajar ... 17

3. Media Pembelajaran CAI (Computer-Assisted Instruction).. 18

a. Pengertian Media Pembelajaran ... 18

b. Pengertian CAI (Computer-Assisted Instruction) ... 21

c. Faktor-Faktor Pendukung Keberhasilan CAI ( Computer-Assisted Instruction) ... 23

d. Format Penyajian Media CAI (Computer-Assisted Instruction)... 24


(9)

6. Perbedaan Pembelajaran Menggunakan Media CAI (Computer-Assisted Instruction) dengan Pembelajaran

Menggunakan Media Berbasis Power Point ... 31

B. Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan ... 31

C. Kerangka Berfikir... 32

D. Perumusan Hipotesis ... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 34

B. Populasi dan Sampel ... 34

C. Metode Penelitian ... 35

D. Variabel Penelitian ... 36

E. Teknik Pengumpulan Data ... 36

1. Kisi-Kisi Instrumen ... 36

2. Validitasi Instrumen ... 38

a. Validitas ... 38

b. Reliabilitas ... 39

F. Analisis Data ... 40

1. Pengujian Prasyarat Analisis ... 40

a. Uji Normalitas Data ... 40

b. Uji Homogenitas Data ... 41

2. Pengujian Hipotesis ... 42

G. Hipotesis Statistik ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ... 45


(10)

Diajar dengan Menggunakan Media CAI (Computer-Assisted

Instruction) Tipe Simulasi (Kelompok Eksperimen) ... 73

3. Deskripsi Hasil Rancangan Pembelajaran Matematika Media Berbasis Power Point (Kelompok Kontrol) ... 75

4. Deskripsi Data Motivasi Belajar Matematika Siswa yang Diajar Menggunakan Media Berbasis Power Point (Kelompok Kontrol) ... 85

B. Pengujian Prasyaratan Analisis ... 87

C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan ... 89

D. Keterbatasan Penelitian ... 93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 94

B. Saran ... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 96


(11)

viii

Assisted Instruction) dengan Pembelajaran Menggunakan

Media Berbasis Power Point ... 31

Tabel 3. 1 : Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Belajar Matematika ... 37

Tabel 4. 1 : Distribusi Frekuensi Skor Motivasi Belajar Matematika Kelompok Eksperimen ... 73

Tabel 4. 2 : Distribusi Frekuensi Skor Motivasi Belajar Matematika Kelompok Kontrol ... 85

Tabel 4. 3 : Rekapitulasi Data Statistika Motivasi Belajar Matematika Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 87

Tabel 4. 4 : Hasil Uji Normalitas ... 88

Tabel 4. 5 : Hasil Uji Homogenitas ... 89


(12)

Gambar 4. 2 : Macam-macam Bangun datar ... 46

Gambar 4. 3 : Cara persegi panjang menempati bingkainya ... 46

Gambar 4. 4 : Sifat sisi persegi panjang ... 47

Gambar 4. 5 : Sifat sudut-sudut persegi panjang ... 47

Gambar 4. 6 : Sifat diagonal-diagonal persegi panjang ... 48

Gambar 4. 7 : Keliling persegi panjang ... 48

Gambar 4. 8 : Luas persegi panjang ... 49

Gambar 4. 9 : Contoh persegi panjang ... 49

Gambar 4.10 : Tampilan awal kuis persegi panjang ... 50

Gambar 4. 11 : Soal kuis persegi panjang ... 50

Gambar 4. 12 : Soal kuis persegi panjang selanjutnya ... 51

Gambar 4. 13 : Jawaban kuis benar semua ... 51

Gambar 4. 14 : Jawaban kuis yang salah ... 52

Gambar 4. 15 : Jawaban akhir kuis ... 52

Gambar 4. 16 : Cara 1 dan 2 persegi menempati bingkaianya ... 53

Gambar 4. 17 : Cara 3 dan 4 persegi menempati bingkaianya ... 53

Gambar 4. 18 : Cara 5 dan 6 persegi menempati bingkainya ... 54

Gambar 4. 19 : Cara 7 dan 8 persegi menempati bingkaianya ... 54

Gambar 4. 20 : Sifat sisi-sisi persegi ... 55

Gambar 4. 21 : Sifat diagonal persegi ... 55

Gambar 4. 22 : Keliling persegi ... 56

Gambar 4. 23 : Luas Persegi ... 56

Gambar 4. 24 : Contoh persegi ... 57

Gambar 4. 25 : Contoh persegi lanjutan... 57

Gambar 4. 26 : Pengertian trapesium ... 58

Gambar 4. 27 : Sifat-sifat trapesium ... 58

Gambar 4. 28 : Keliling trapesium ... 59


(13)

Gambar 4. 34 : Sifat diagonal jajargenjang ... 62

Gambar 4. 35 : Luas jajargenjang ... 63

Gambar 4. 36 : Contoh jajargenjang ... 63

Gambar 4. 37 : Pengertian belah ketupat ... 64

Gambar 4. 38 : Sifat sisi belah ketupat ... 64

Gambar 4. 39 : Sifat diagonal belah ketupat ... 65

Gambar 4. 40 : Sifat belah ketupat di balik menurut diagonal BD ... 65

Gambar 4. 41 : Sifat belah ketupat di balik menurut diagonal AC ... 66

Gambar 4. 42 : Definisi belah ketupat ... 66

Gambar 4. 43 : Keliling dan luas belah ketupat ... 67

Gambar 4. 44 : Contoh 1 belah ketupat... 67

Gambar 4. 45 : Contoh 2 belahketupat... 68

Gambar 4. 46 : Pengertian layang-layang ... 68

Gambar 4. 47 : Sifat dan sisi layang-layang ... 69

Gambar 4. 48 : Sifat 1 diagonal layang-layang ... 69

Gambar 4. 49 : Sifat 2 diagonal layang-layang ... 70

Gambar 4. 50 : Definisi layang-layang ... 70

Gambar 4. 51 : Keliling layang-layang ... 71

Gambar 4. 52 : Luas layang-layang ... 71

Gambar 4. 53 : Contoh 1 layang-layang ... 72

Gambar 4. 54 : Contoh 2 layang-layang ... 72

Gambar 4. 55 : Histogram dan poligon skor motivasi belajar matematika kelas eksperimen ... 74

Gambar 4. 56 : Tampilan awal power point ... 75

Gambar 4. 57 : Macam-macam bangun datar ... 75

Gambar 4. 58 : Tampilan awal power point ... 76


(14)

Gambar 4. 64 : Sifat-sifat persegi ... 79

Gambar 4. 65 : Keliling persegi panjang dan persegi ... 79

Gambar 4. 66 : Luas persegi panjang dan persegi ... 80

Gambar 4. 67 : Latihan soal luas persegi panjang dan persegi ... 80

Gambar 4. 68 : Jenis-jenis trapesium ... 81

Gambar 4. 69 : Sifat-sifat trapesium ... 81

Gambar 4. 70: Latihan soal sudut trapesium ... 82

Gambar 4. 71: Keliling trapesium ... 82

Gambar 4. 72: Latihan soal keliling trapesium ... 83

Gambar 4. 73: Luas trapesium ... 83

Gambar 4. 74: Latihan soal luas trapesium ... 84

Gambar 4. 75: Histogram dan poligon Skor Motivasi Belajar Matematika Kelas Kontrol ... 86


(15)

xii

Lampiran 2 : Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar Matematika

Sebelum uji validitas ... 121

Lampiran 3 : Angket motivasi belajar matematika Sebelum Uji Validitas . 122 Lampiran 4 : Perhitungan Validitas Instrumen Motivasi Belajar Matematika ... 126

Lampiran 5 : Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Belajar Matematika Setelah uji validitas ... 127

Lampiran 6 : Angket Motivasi Belajar Matematika ... 128

Lampiran 7 : Perhitungan Reliabilitas Instrumen Motivasi Belajar Matematika (setelah drop yang tidak valid) ... 131

Lampiran 8 : Perhitungan Uji Validitas Motivasi Belajar Matematika Siswa ... 132

Lampiran 9 :Perhitungan Reliabilitas Instrumen Motivasi Belajar Matematika Sebelum Perlakuan ... 133

Lampiran 10 :Skor Motivasi Belajar Matematika Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 134

Lampiran 11 : Perhitungan Daftar Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen . 135 Lampiran 12 :Perhitungan Daftar Distribusi FrekuensiKelas Kontrol ... 138

Lampiran 13 : Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen ... 141

Lampiran 14 : Perhitungan Uji Normalitas Kelas Kontrol ... 143

Lampiran 15 : Perhitungan Uji Homogenitas ... 145

Lampiran 16 : Perhitungan Pengujian Statistik ... 147

Lampiran 17 : Hasil Wawancara Pra Penelitian Dengan Guru Matematika . 149 Lampiran 18 : Hasil Wawancara Dengan Guru TIK ... 152


(16)

A. Latar Belakang Masalah

Selain merupakan aset berharga bagi bangsa, pendidikan memegang peranan penting dalam setiap sektor kehidupan. Oleh karena itu, kualitas pendidikan perlu ditingkatkan agar terbentuk generasi-generasi penerus bangsa yang mampu menghadapi segala kondisi yang senantiasa berubah dan kompetitif. Berbagai upaya pengembangan dan peningkatan kualitas pendidikan telah dilakukan. Diantaranya yaitu mengembangkan bahkan menciptakan metode baru dalam pendidikan dan pengajaran termasuk penyempurnaan kurikulum.

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting, namun di Indonesia perwujudan pendidikan tersebut masih terdapat banyak permasalahan. Antara lain masih rendahnya hasil belajar siswa, masih rendahnya motivasi belajar siswa, dan masih terbatasnya fasilitas pendidikan. Banyak hal yang kiranya perlu dilakukan agar kegiatan-kegiatan pembelajaran bisa menuju ke arah yang lebih baik. Salah satu yang memegang peranan tidak kalah penting adalah kegiatan pengajaran di sekolah yang merupakan kegiatan pendidikan yang membimbing siswa secara langsung.

Penyelenggaraan pendidikan matematika di Indonesia bukan merupakan hal yang mudah. Sampai saat ini, matematika masih dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit bagi sebagian besar siswa.1 Masih diperlukan perhatian terhadap pembelajaran yang tepat agar pelajaran matematika bisa dipelajari dengan baik dan benar. Jika hal tersebut sudah bisa dijawab dan dicarikan jalan keluarnya, mungkin siswa akan bisa mengikuti pelajaran dengan lebih mudah, baik dan terarah.

1

Suhendra, dkk, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h. 8. 41.


(17)

Pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah-sekolah selama ini masih menyelenggarakan pendidikan dengan segala keterbatasan yang ada. Hal ini dipengaruhi oleh ketersediaan dana, serta kemampuan guru untuk mengembangkan model pembelajaran yang efektif.

Pendidikan matematika di Indonesia memang belum menampakkan hasil yang diharapkan. Dari hasil studi TIMSS tahun 2007 untuk siswa kelas VIII, menempatkan siswa Indonesia pada urutan ke-36 dari 49 negara dengan nilai rata-rata untuk kemampuan matematika secara umum adalah 397. Nilai tersebut masih jauh dari standard minimal nilai rata-rata kemampuan matematika yang ditetapkan TIMSS yaitu 500. Prestasi siswa Indonesia ini berada dibawah siswa Malaysia dan Singapura. Siswa Malaysia memperoleh nilai rata-rata 593.2 Skala matematika TIMSS-Benchmark Internasional menunjukkan bahwa siswa Indonesia berada pada peringkat bawah, Malaysia pada peringkat tengah, dan Singapura berada pada peringkat atas. Padahal jam pelajaran matematika di Indonesia 136 jam untuk kelas VIII, lebih banyak dibanding Malaysia yang hanya 123 jam dan Singapura 124 jam.3 Menurut Leung dan Puji (Fajar Shadiq, 2007) data TIMSS menunjukkan bahwa penekanan pembelajaran metematika di Indonesia lebih banyak pada penguasaan keterampilan dasar (basic skills), namun sedikit atau sama sekali tidak menekankan untuk penerapan matematika dalam konteks kehidupan sehari-hari.4

Pada ruang lingkup sekolah, permasalahan rendahnya prestasi belajar matematika siswa juga terjadi di MTs Mathla’ul Anwar Pusat Menes. Siswa-siswa di sekolah tersebut masih banyak yang memiliki hasil belajar yang rendah. Hal ini terlihat dari hasil ulangan harian siswa, masih banyak yang memperoleh nilai dibawah kriteria kelulusan minimal yang ditetapkan

2

Ina V.S. Mullis, dkk, “TIMSS 2007 International Mathematics Report”, dari http://timss.bc.edu/TIMSS2007/techreport.html, 6 September 2009, h. 38.

3Ina V.S. Mullis, dkk, “TIMSS 2007 International …………h.195 .

4 Melly Andriani, “Mengembangkan Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Madrasah Ibtidaiyah Melalui Strategi Think-Talk-Write Berbasis Modul”, dari http://mellyirzal.blogspot.com/2008/12/mengembangkan-kemampuan-komunikasi-dan.html, 6 September 2009.


(18)

sekolah. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi matematika pun menyebutkan bahwa masih banyak kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pembelajaran matematika, diantaranya adalah hanya beberapa siswa yang mau mendengarkan penjelasan dari guru dan mau menjawab soal-soal yang diberikan guru di dalam kelas dan kebanyakan siswa tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kelas VII MTs Mathla’ul Anwar Pusat Menes masih memiliki motivasi belajar yang rendah.

Sri Anitah W mengemukakan bahwa pemakaian media dalam proses belajar mengajar dapat memperjelas penyampaian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar, meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar.5 Matematika merupakan mata pelajaran yang bersifat abstrak, sehingga dituntut kemampuan guru untuk dapat mengupayakan metode yang tepat sesuai tingkat perkembangan mental siswa. Untuk itu diperlukan model dan media pembelajaran yang membantu siswa dalam mencapai kompetensi dasar dan indikator pembelajaran. Sehingga diperlukan sustu media pembelajaran yang lebih menarik perhatian dan memotivasi siswa untuk belajar matematika tanpa mengurangi fungsi media pembelajaran secara umum.

Seiring dengan kebutuhan akan metode pembelajaran yang lebih efektif, efisien dan memberikan nuansa menyenangkan pada siswa, maka penggunaan media bisa menjadi alternatif penarik. Seiring dengan berkembangnya teknologi komputer pada saat ini, maka pemanfaatan teknologi informasi sangat dibutuhkan. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Untuk itu media CAI (Computer-Assisted Instruction) merupakan salah satu alternatif alat bantu pembelajaran yang cukup menarik, efektif, efisien dan dapat membangkitkan

5

Sri Anitah W, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika, (Jakarta, Universitas Terbuka, 2008), h. 10.6


(19)

motivasi belajar matematika siswa. Media CAI (Computer-Assisted Instruction) ini merupakan media yang dibuat dengan bantuan komputer yang didalamnya memuat unsur teks, gambar dan animasi. Dengan demikian media ini diharapkan dapat membantu dan memotivasi siswa dalam proses belajar mengajar untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan.

Fungsi khusus media dalam pendidikan matematika diantaranya untuk membangkitkan motivasi belajar siswa, menghindari atau mengurangi terjadinya salah komunikasi dan untuk membuat konsep matematika yang abstrak dapat disajikan dalam bentuk konkret sehingga dapat lebih difahami, dimengerti dan dapat disajikan sesuai dengan tingkat berfikir siswa. Hal ini juga didukung dengan kelebihan media, diantaranya yaitu media menyediakan proses interaktif dan memberikan kemudahan interaktif, serta memberikan kmudahan kontrol yang vsistematis dalam proses.

Program CAI (Computer-Assisted Instruction) mempunyai 2 (dua) karakteristik, yaitu: pertama, CAI (Computer-Assisted Instruction) merupakan integrated multimedia yang dapat menyajikan suatu paket bahan ajar (tutorial) yang berisi komponen visual dan suara secara bersamaan. Kedua, CAI (Computer-Assisted Instruction) mempunyai komponen intelligence yang membuat CAI (Computer-Assisted Instruction) bersifat interaktif dan mampu memproses data atau jawaban dari sipengguna. Kedua karakteritik inilah yang membedakan antara program pembelajaran yang disajikan lewat CAI (Computer-Assisted Instruction) dengan program pembelajaran yang disajikan lewat media lainnya. Umumnya program-program pembelajaran yang disajikan lewat CAI (Computer-Assisted Instruction) terlihat lebih bermakna, karena mampu menyajikan suatu model pembelajaran yang bersifat interaktif.

Menurut McGraw terdapat empat tipe atau metode yang dapat digunakan dalam CAI (Computer-Assisted Instruction), yaitu: Drill and practice, Tutorials, Instructional Games, Simulation. McGraw dalam bukunya Technology For Teacher: Mastering New Media and Portfolio Development mengatakan simulasi merupakan tipe yang tepat dalam proses


(20)

atau rancangan pendidikan yang kompleks, berbeda dengan tipe tradisional yaitu Drill and practice, Tutorials, Instructional Games, yang hanya fokus kepada mengajar dan memperjelas suatu informasi yang nyata. Sedangkan simulasi selain mengajar dan memperjelas suatu informasi juga lebih menitikberatkan kepada pengambilan keputusan (decision making) dan pemecahan masalah (problem solving).

Berdasarkan uraian di atas, maka dipandang perlu adanya penelitian yang mengangkat masalah tersebut. Maka penelitian skripsi ini diberi judul:

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN

MEDIA CAI (COMPUTER-ASSISTED INSTRUCTION) DENGAN TIPE

SIMULASI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

SISWA“.

B.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat di identifikasikan beberapa masalah, yaitu:

1. Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar matematika siswa?

2. Upaya apakah yang dapat dilakukan untuk memotivasi belajar matematika siswa?

3. Apakah ada perbedaan motivasi belajar matematika antara siswa yang di ajar menggunakan media CAI (Computer-Assisted Instruction) dengan tipe simulasi dengan yang menggunakan media berbasis Power Point? 4. Apakah penggunaan media CAI (Computer-Assisted Instruction) dengan

tipe simulasi dapat memberikan motivasi lebih tinggi dari pada pembelajaran yang menggunakan media berbasis Power Point?

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, masalah hanya dibatasi pada motivasi belajar matematika siswa, khususnya siswa kelas VII di MTs Mathla’ul Anwar Pusat pada materi bangun segi empat. Motivasi belajar ini diperoleh dari nilai


(21)

posttes siswa, sedangkan proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan media CAI (Computer-Assisted Instruction) dengan tipe simulasi yang dibangun sendiri.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka perumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana motivasi belajar matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan media CAI (Computer-Assisted Instruction) dengan tipe simulasi?

2. Apakah ada pengaruh penggunaan Media CAI (Computer-Assisted Instruction) dengan tipe simulasi terhadap motivasi belajar matematika siswa?

E.

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui motivasi belajar matematika siswa yang diajarkan dengan pembelajaran yang menggunakan Media CAI (Computer-Assisted Instruction) dengan tipe simulasi.

2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media CAI (Computer-Assisted Instruction) dengan tipe simulasi terhadap motivasi belajar matematika siswa

F.

Kegunaan Penelitian

Secara umum penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran dalam upaya meningkatkan prestasi belajar matematika siswa MTs berdasarkan motivasi belajar matematika siswa. Secara khusus penelitian ini diharapkan:


(22)

1. Bagi guru

Menambah wawasan tentang salah satu alternatif media pembelajaran yang dapat dipilih untuk memotivasi belajar siswa.

2. Bagi siswa

Untuk menumbuhkan motivasi belajar matematika dan sebagai salah satu cara mengatasi kejenuhan dalam belajar matematika.

3. Bagi sekolah

Sebagai bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran matematika.

4. Bagi peneliti

Bisa lebih memahami dan dapat memilih media yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran matematika.

5. Bagi pembaca

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan suatu kajian yang menarik yang perlu diteliti lebih lanjut dan lebih mendalam.


(23)

BAB II

KERANGKA TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN

PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Kerangka Teori

1.

Pembelajaran Matematika

Dalam kerangka teori pembelajaran matematika, akan diuraikan terlebih dahulu pengertian belajar. Belajar adalah suatu tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif positif dan menetap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.1 Drs. Slameto merumuskan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.2

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku maupun pengetahuan seseorang yang relatif positif dan menetap sebagai hasil dari pengalaman atau latihan dalam interaksi dengan lingkungannya.

Pembelajaran adalah upaya untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa.3 Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai, guru harus mampu mengorganisir semua komponen sedemikian rupa sehingga antara komponen yang satu dengan komponen yang lainnya dapat berinteraksi dengan harmonis.

1 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru Edisi Revisi, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005), Cet.XI, h.115

2

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008),Cet.II, h.13

3

Model Pembelajaran Creative Problem Solving dengan VCD dalam Pembelajaran

Matematika”, http://www.mathematic.transdigit.com/mathematic-journal/model-pembelajaran-creative-problem-solving-dengan-video-compact-disk-dalam-pembelajaran-matematika.html. 10 Oktober 2009, jam 22.10


(24)

Menurut Gagne bahwa “pembelajaran sebagai perangkat acara peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung terjadinya beberapa proses belajar yang sifatnya internal.”4

Suatu pengertian yang hampir sama dikemukakan oleh Correy bahwa “pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.”5

Menurut Zurinal dan Wahdi, Pembelajaran adalah suatu usaha dan proses yang dilakukan secara sadar dengan mengacu pada tujuan (pembentukan kompetensi), yang dengan sistematik dan terarah pada terwujudnya perubahan tingkah laku.6

Dari pengertian-pengertian yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses yang disengaja atau upaya yang dirancang oleh pendidik dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan (kelas/sekolah) yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan belajar serta terjadinya interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa.

Setelah dikemukakan pengertian pembelajaran, selanjutnya akan dibahas mengenai pengertian matematika. Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani, Mathematike, yang berarti “relating to learning“.

Perkataan itu mempunyai akar kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu. Perkataan mathematike berhubungan sangat erat dengan sebuah kata lainnya yang serupa, yaitu mathanein yang mengandung arti belajar (berpikir).7

Matematika adalah cara atau metode berpikir dan bernalar. Matematika dapat digunakan untuk membuat keputusan apakah suatu ide itu benar atau salah atau paling tidak ada kemungkinan benar. Matematika

4 Ismail, et.al., Kapita Selekta Pembelajaran Matematika, (Jakarta: UT, 2002), h.1.13 5 Ismail, et.al., Kapita Selekta… , (Jakarta: UT, 2002), h.1.13

6 Dr. Hj. Zurinal Z dan Wahdi Sayuti S.Ag. Ilmu Pendidikan (Pengantar dan Dasar-dasar Pendidikan), (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet.1.h. 117.

7 Erman Suherman,dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: JICA-UPI.2001), h. 18


(25)

adalah suatu eksplorasi dan penemuan, disitulah setiap hari ide-ide baru ditemukan. Matematika adalah metode berpikir yang digunakan untuk memecahkan semua jenis permasalahan yang terdapat di dalam sains, pemerintahan, dan industri.8

Johnson dan Myklebust, Lerner, Kline adalah beberapa ahli yang menitikberatkan matematika sebagai bahasa simbolis. Secara lebih spesifik Johnson dan Myklebust mengemukakan bahwa “matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir.”9

James dan James (dalam Erman Suherman, 2001) dalam kamus matematikanya mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak terbagi kedalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri.10 Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa dalam pembelajaran matematika antara satu topik matematika dengan topik matematika yang lain saling berkaitan. Dari beberapa pengertian matematika yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah cara berfikir dengan bahasa simbolis yang bernalar deduktif dan induktif yang terdiri dari pengetahuan tentang bilangan-bilangan, bentuk, susunan besaran, konsep-konsep yang berhubungan dan terbagi ke dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis dan geometri.

Dengan demikian, pembelajaran matematika adalah proses yang harus lebih dulu dirancang oleh guru agar mampu mengorganisir semua komponen dalam belajar matematika dan hendaknya antara komponen

8 Sukardjono, dkk, Hakikat dan Sejarah Matematika, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), h. 1.3

9 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003), Cet.II, h. 252.

10


(26)

yang satu dengan yang lainnya dapat berinteraksi secara harmonis dengan tujuan untuk menciptakan belajar matematika yang efektif.

Pembelajaran matematika tidak bisa terlepas dari sifat-sifat matematika yang abstrak dan sifat perkembangan intelektual siswa yang kita ajar. Oleh karena itulah kita perlu memeperhatikan beberapa sifat atau karakteristik pembelajaran matematika.11

a. Pembelajaran matematika adalah berjenjang

Bahan kajian matematika diajarkan secara berjenjang atau bertahap, yaitu dimulai dari hal yang konkrit dilanjutkan ke hal yang abstrak, dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks, dari konsep yang mudah menuju konsep yang lebih sukar.

b. Pembelajaran matematika mengikuti metode spiral

Dalam setiap memperkenalkan konsep atau bahan yang baru perlu memperhatikan konsep atau bahan yang telah dipelajari siswa sebelumnya. Metoda spiral bukanlah mengajarkan konsep hanya dengan pengulangan atau perluasan saja tetapi harus ada peningkatan. Spiralnya harus spiral naik bukan spiral datar.

c. Pembelajaran matematika menekankan pola pikir deduktif

Pemahaman konsep-konsep matematika melalui contoh-contoh tentang sifat-sifat yang sama yang dimiliki dan yang tidak dimiliki oleh konsep-konsep tersebut merupakan tuntutan pembelajaran matematika. d. Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi

Kebenaran-kebenaran dalam matematika pada dasarnya merupakan kebenaran konsistensi, tidak ada pertentangan antara kebenaran suatu konsep dengan yang lainnya. Suatu pernyataan dianggap benar bila didasarkan atas pernyataan-pernyataan terdahulu yang telah diterima kebenarannya.

2.

Motivasi Belajar

a.

Pengertian Motivasi


(27)

Motivasi berasal dari kata motif. Motif berarti segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif adalah daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau daya penggerak dari dalam diri untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.12 Jadi dapat dikatakan bahwa seseorang melakukan sesuatu tindakan tentu ada motivasinya, ada maksud dan tujuannya. Motif dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: 13

1) Motif biogenetis, yaitu motif-motif yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan organisme demi melanjutkan hidupnya.

2) Motif sosiogenetis, yaitu motif-motif yang berkembang berasal dari lingkungan kebudayaan tempat orang tersebut berada. Jadi motif ini tidak berkembang dengan sendirinya, tetapi dipengaruhi oleh lingkungan kebudayaan setempat.

3) Motif teologis, dalam motif ini manusia adalah sebagai makhluk yang berketuhanan, sehingga ada interaksi antara manusia dengan Tuhan-Nya.

Sedangkan motivasi adalah „pendorongan’ suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.14 Motivasi adalah keadaan internal yang kompleks yang tidak dapat diamati secara langsung. Motivasi secara umum dianggap bersumber pada kebutuhan-kebutuhan manusia. Para individu merespon kebutuhan dengan melakukan sesuatu yang berkaitan dengan upaya pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut.

Menurut Vroom, motivasi mengacu kepada suatu proses mempengaruhi pilihan-pilihan individu terhadap bermacam-macam bentuk kegiatan yang dikehendaki. Kemudian Jhon P. Campbell dan kawan-kawan menambahkan rincian dalam definisi tersebut dengan mengemukakan bahwa motivasi mencakup di dalamnya arah atau

12 Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), h. 73

13 Hamzah B. Uno., Teori Motivasi dan Pengukurannya, Analisis di Bidang Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cet 4, h. 3

14


(28)

tujuan tingkah laku, kekuatan respons, dan kegigihan tingkah laku. Disamping itu, istilah itu pun mencakup sejumlah konsep seperti dorongan (drive), kebutuhan (need), rangsangan (incentive), ganjaran (reward), penguatan (reinforcement), ketetapan tujuan (goal setting), harapan (expectancy), dan sebagainya.15

Sementara itu sebagai pakar psikologi, Maslow mengemukakan adanya lima tingkatan kebutuhan pokok manusia dari yang terendah sampai yang tertinggi berdasarkan prioritas:16

1) Kebutuhan fisiologis

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan dasar, yang bersifat primer dan vital, yang menyangkut fungsi-fungsi biologis dari dasar organism manusia seperti kebutuhan akan pangan, sandang, papan, kesehatan fisik, kebutuhan seks, dan sebagainya.

2) Kebutuhan rasa aman (safty and security)

Seperti terjamin keamanannya, terlindung dari bahaya dan ancaman penyakit, perang, kemiskinan, kelaparan, perlakuan tidak adil, dan sebagainya.

3) Kebutuhan sosial (social needs)

Kebutuhan sosial antara lain kebutuhan akan dicintai, diperhitungkan sebagai pribadi, diakui sebagai kelompok, rasa setia kawan, kerjasama.

4) Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs)

Yang termasuk didalamnya yaitu kebutuhan akan dihargai karena prestasi, kemampuan, kedudukan atau status, pangkat, dan sebagainya.

5) Kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization)

Antara lain kebutuhan mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki, pengembangan diri secara maksimum, kreatifitas dan ekspresi diri.

Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakikatnya adalah untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis. Oleh karena itu menurut teori ini, apabila seorang pendidik bermaksud memberikan motivasi kepada seseorang, ia harus berusaha mengetahui terlebih dahulu apa kebutuhan-kebutuhan orang yang akan dimotivasinya.

15 Ngalim Purwanto, Psikolog………., h. 72 16 Ngalim Purwanto, Psikolog………., h. 78


(29)

Adapun untuk mengetahui apakah seseorang individu mempunyai motivasi atau tidak, dapat dilihat pada tingkat kecenderungan yang timbul pada diri individu tersebut dengan ciri-ciri sebagai berikut:17

a) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

b) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).

c) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah. d) Lebih senang bekerja sendiri.

e) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, hingga kurang kreatif).

f) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).

g) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya itu. h) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Dari beberapa pengertian dan ciri-ciri tentang motivasi yang diungkapkan oleh beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah daya pendorong atau penggerak yang dapat mendorong seseorang melakukan suatu usaha atau tindakan yang ditandai dengan munculnya perasaan atau keinginan untuk bertindak melakukan sesuatu yang di dasari oleh pengaruh dari dalam dan luar dirinya diarahkan bagi tercapainya tujuan yang berakhir pada pemuasan kebutuhan.

b.

Macam-macam Motivasi

Berbicara tentang macam-macam motivasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Namun dalam hal ini hanya akan difokuskan pada dua sudut pandang saja, yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi seseorang atau disebut juga dengan motivasi instrinsik dan motivasi yang berasal dari luar atau yang disebut juga dengan motivasi ekstrinsik.

17


(30)

Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.18 Bila seseorang telah memiliki motivasi instrinsik dalam dirinya, maka ia secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Dalam kegiatan belajar motivasi instrinsik sangat diperlukan, karena seseorang yang tidak memiliki motivasi instrinsik sulit sekali untuk melakukan aktivitas belajar. Seseorang yang memiliki motivasi instrinsik selalu ingin maju dalam belajar. Motivasi instrinsik berisi:19

1. Penyesuaian tugas dengan minat 2. Perencanaan yang penuh variasi 3. Umpan balik atas respons siswa

4. Kesempatan respons peserta didik yang aktif, dan

5. Kesempatan peserta didik untuk menyesuaikan tugas pekerjaannya. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.20 Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik apabila siswa menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar. Siswa belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajarinya. Misalnya untuk mencapai angka tinggi, gelar, kehormatan, dan sebagainya.

Motivasi ekstrinsik diperlukan agar siswa mau belajar. Motif ini sering digunakan karena bahan pelajaran kurang menarik perhatian siswa atau karena sikap tertentu pada guru atau orang tua.

Bagi siswa yang mempunyai motivasi instrinsik bukanlah masalah bagi guru, karena bagi siswa yang mempunyai motivasi instrinsik biasanya dengan kesadaran sendiri akan memperhatikan penjelasan dari guru, rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi

18

Sardiman A.M., Interaksi dan…………..., h. 89 19

Hamzah B. Uno., Teori Motivasi dan Pengukurannya……….., h.9 20


(31)

pelajaran yang diberikan, walaupun banyak berbagai gangguan yang ada disekitarnya kurang dapat mempengaruhinya.

Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik mutlak diperlukan. Dalam hal ini tugas guru adalah membangkitkan motivasi siswa sehingga Ia mau belajar.

Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, yaitu:21

1. Menjelaskan tujuan belajar kepada siswa.

Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapainya kepada siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.

2. Hadiah

Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Disamping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengajar siswa yang berprestasi.

3. Saingan/Kompetisi

Guru berusaha mengadakan persaingan diantara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.

4. Pujian

Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang sifatnya membangun.

5. Hukuman

Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau mengubah diri dan berusaha memecu motivasi belajarnya.

6. Membangkitkan dorongan kepada siswa untuk belajar

Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal kepada siswa.

7. Membentuk kebiasaan belajar yang baik

8. Membantu kesulitan belajar siswa secara individual maupun kelompok

9. Menggunakan metode yang bervariasi, dan

21

M. Sobry Sutikno, Pembelajaran efektif, bukan membuat Anda pusing, akan tetapi bagaimana tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan mudah dan menyenangkan, dari http://www.bruderfic.or.id/h-129/peran-guru-dalam-membangkitkan-motivasi-belajar-siswa.html 13/11/2009 jam 12.41


(32)

10.Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Selain bentuk-bentuk motivasi sebagaimana yang telah diuraikan di atas, sudah tentu masih banyak bentuk dan cara yang bisa dimanfaatkan. Hanya yang penting bagi guru adanya bermacam-macam motivasi itu dapat dikembangkan dan diarahkan untuk dapat melahirkan hasil belajar yang bermakna.

c.

Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi belajar ialah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan.22 Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi dalam kegiatan belajar, dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan, dan memberikan arah kegiatan belajar sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan melakukan aktivitas belajar.

Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Tetapi harus diingat, kedua faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat.

Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan gairah atau semangat dalam belajar, sehingga siswa yang

22


(33)

bermotivasi kuat memiliki energi banyak untuk melakukan kegiatan belajar. Keberhasilan dan kegagalan dalam belajar dipengaruhi oleh motivasi belajar, dengan demikian keberhasilan dan kegagalan dalam belajar bukan ditentukan oleh orang lain, tetapi oleh diri sendiri.

Berdasarkan uraian di atas maka jelaslah bahwa motivasi sangat mempengaruhi tingkah laku seseorang, yang ditunjukkan dengan bersungguh-sungguh, menunjukkan minat, mempunyai perhatian, rasa ingin tahu yang kuat untuk ikut serta dalam kegiatan belajar, berusaha keras, memberikan waktu yang cukup untuk melakukan kegiatan, terus bekerja sampai tugas-tugas terselesaikan. Dengan motivasi tersebut maka kualitas hasil belajar akan terwujud.

3.

Media Pembelajaran CAI (Computer-Assisted Instruction)

a.

Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang berarti tengah, perantara, atau pengantar.23 Sedangkan Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.24 AECT (Association of Education and Comunication Technology, 1977) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.25

Dari beberapa pengertian media yang telah dikemukakan di atas dapat di disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan oleh guru untuk menyalurkan pesan ke penerima pesan (siswa) sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, minat, motivasi dan tingkah laku sedemikian sehingga terjadi proses belajar pada diri siswa.

23 Sri Anitah W, dkk, Strategi ……….. h. 10.4

24 Arief S. Sadiman, Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan dan pemanfaatannya), (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), h.6


(34)

Secara umum media mempunyai kegunaan:26 1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indera. 3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara siswa

dengan sumber belajar.

4) Memungkinkan siswa belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori & kinestetiknya.

5) Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & menimbulkan persepsi yang sama.

Pengertian media sangatlah luas, namun pada hal ini kita membatasi pada media pendidikan saja, yaitu media yang digunakan sebagai alat dalam proses pembelajaran. Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sedangkan, National Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar serta peralatannya.27

Sudjana dan Rivai (1992;2) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:28

1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;

2) Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran;

3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran;

4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

26Prinsip Pengembangan Media Pendidikan -Sebuah Pengantar -dari,

http://teknologipendidikan.wordpress.com/2006/03/21/prinsip-pengembangan-media-pendidikan-sebuah-pengantar/ 13 November 2009, jam 15.40

27http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/media-pembelajaran/13 November 2009, jam 16.15

28


(35)

Supaya tidak terjadi verbalisme pada diri siswa sebaiknya dalam pembelajaran matematika menggunakan media, agar memperjelas materi pelajaran. Dengan menggunakan media, siswa akan tertarik dengan pelajaran karena siswa melihat langsung benda atau objek yang sedang dipelajarinya. Sehingga, media pembelajaran dapat memberikan pengalaman serta mempertinggi daya serap siswa dalam menerima pelajaran sehingga proses belajar mengajar berlangsung dengan menarik.

Jadi, media dalam pembelajaran matematika dimaksudkan sebagai segala sesuatu yang bisa digunakan sebagai perantara dalam menyampaikan ide-ide atau konsep-konsep matematika. Media tersebut bisa berupa benda konkret, misalnya benda-benda yang menyerupai bangun geometri atau ilustrasi dari suatu konsep yang sedang dipelajari.

Selain itu media juga mempunyai kemampuan untuk membangkitkan motivasi belajar siswa, membuat konsep matematika yang abstrak, dapat disajikan dalam bentuk konkret sehingga lebih dapat dipahami, dimengerti dan dapat disajikan sesuai dengan tingkat-tingkat berpikir siswa. Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri siswa.

Media yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika berdasarkan jenisnya antara lain:29

1) Media Visual: grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik. 2) Media Audial: radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan

sejenisnya.

3) Projected still media: slide, over head projektor (OHP), in focus dan sejenisnya.

4) Projected motion media: film, televisi, video (VCD, DVD), komputer dan sejenisnya.

29

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/media-pembelajaran/13 November 2009, jam 16.15


(36)

Penggunaan komputer sebagai media menjadi salah satu alternatif yang diandalkan untuk penyesuaian dengan kemajuan teknologi terkini.

b.

Pengertian CAI (Computer-Assisted Instruction)

Perkembangan zaman dapat ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi canggih. Karena itu dalam proses pembelajaran perlu juga dikembangkan cara-cara mengajar yang baru pula, di antaranya ialah cara mengajar dengan mempergunakan komputer. Metode mengajar ini dikembangkan karena pertama-tama sudah jelas pada kehidupan modern di masa sekarang, komputer merupakan suatu alat yang penting. Media pembelajaran dengan bantuan komputer dapat digunakan untuk mencari informasi baru, yaitu dengan menyeleksi dan mengolah pertanyaan, sehingga terdapat jawaban terhadap suatu pertanyaan.

Komputer adalah sistem elektronik untuk memanipulasi data yang cepat dan tepat serta dirancang dan diorganisasikan supaya secara otomatis menerima dan menyimpan data (input), memprosesnya, dan menghasilkan output dibawah pengawasan suatu langkah-langkah instruksi program yang tersimpan di memori (stored program).30

Satu unit komputer terdiri atas empat komponen dasar, yaitu input (misalnya keybord, writting pad), prosesor (CPU: unit pemroses data yang di input), penyimpanan data (memori yang menyimpan data yang akan diproses oleh CPU baik secara permanen/ROM maupun untuk sementara/RAM), dan output (misalnya layar monitor, printer atau plotter).31

30

Jogiyanto Hartono, Pengenalan Komputer, (Jogjakarta: ANDI, 2002), Cet. III, h. 1 31


(37)

Komputer sebagai media pembelajaran dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efektivitas proses pembelajaran, yaitu: 32

1. Memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara siswa dan materi pelajaran.

2. Proses belajar dapat berlangsung secara individu sesuai dengan kemampuan belajar siswa.

3. Dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar.

4. Dapat memberikan umpan balik terhadap respons siswa dengan segera.

5. Dapat menciptakan proses belajar yang berkesinambungan.

Komputer dewasa ini memiliki kemampuan untuk menggabungkan dan mengendalikan berbagai peralatan lainnya, seperi CD player, video tape, audio tape, dapat dihubungkan dengan proyektor (Infokus). Di samping itu, komputer dapat merekam, menganalisis dan memberi reaksi kepada respon yang di input oleh pemakai atau siswa. Pemanfaatan komputer untuk pendidikan yang dikenal sering dinamakan pengajaran dengan bantuan komputer (CAI).33

CAI (Computer-Assisted Instruction) yaitu penggunaan komputer secara langsung dengan siswa untuk menyampaikan isi pelajaran, memberikan latihan dan mengetes kemajuan belajar siswa. Komputer dapat mengajarkan konsep-konsep aturan, prinsip, langkah-langkah, proses, dan kalkulasi yang kompleks. Sehingga cocok untuk kegiatan pembelajaran mandiri.

Media pembelajaran CAI (Computer-Assisted Instruction) ini memiliki kemampuan dalam mengintegrasikan komponen warna dan animasi grafik (graphic animation). Keberadaan animasi dapat memperjelas uraian konsep sehingga pemahaman konsep lebih mudah jika dibandingkan dengan memakai sumber belajar yang statis berupa buku teks, papan tulis, ataupun LKS. Media pembelajaran CAI

32

http://www.geocities.com/agoes66_gt/Pemanfaatan_Komputer_sebagai_Media.pdf, 18 Oktober 2009, jam 20.47

33


(38)

(Computer-Assisted Instruction) ini juga mampu memberikan balikan (feedback) sehingga siswa dapat aktif berinteraksi dengan media yang diproduksi. Selain itu, media juga dapat meningkatkan motivasi dan perhatian siswa untuk belajar dan mampu memberikan pengalaman belajar yang lebih langsung untuk menjelaskan materi.

c.

Faktor-faktor Pendukung Keberhasilan CAI

(Computer-Assisted Instruction)

Beberapa hal yang mendukung keberhasilan penggunaan media CAI (Computer-Assisted Instruction), yaitu:34

1) Belajar harus menyenagkan. a. Belajar harus menantang. b. Rasa ingin tahu

c. Membuat siswa dapat berfantasi. 2) Interaktivitas.

a. Dukungan komputer yang dinamis. b. Dukungan sosial yang dinamis. c. Aktif dan interaktif.

d. Keluasan. e. Power.

3) Kesempatan berlatih harus memotivasi, cocok, dan tersedia feedback.

a. Tugas-tugas latihan harus sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.

b. Kesempatan latihan dengan bantuan komputer harus mempersiapkan umpan balik yang dapat dipahami, segera, dan produktif.

c. Untuk tugas latihan yang kompleks komputer dapat mendukung salah satu aspek performansi.

34


(39)

d. Lingkungan latihan dan praktek harus memotivasi. 4) Menuntun dan melatih siswa dengan lingkungan informal.

a. Memberikan saran yang berkenaan dengan kelemahan dan kekurangan siswa.

b. Memberikan contoh atau kegiatan alternatif yang langkahnya lebih baik dari langkah siswa.

c. Memberikan langkah atau kegiatan yang membuat siswa itu terhindar dari kesalahan ketika dia akan salah.

d. Jangan memberikan dua kali atau dua langkah secara berturut-turut.

e. Memberikan ucapan selamat ketika langkah atau kegiatannya berhasil.

f. Memberikan kesempatan siswa untuk mandiri dalam menyelesaikan masalah.

g. Jangan memaksakan siswa untuk menyelesaikan suatu masalah.

d.

Format Penyajian Media CAI (Computer-Assisted

Instruction)

Karena program CAI (Computer-Assisted Instruction) dikerjakan melalui layar monitor, maka perlu diperhatikan jenis informasi, komponen tampilan, dan keterbacaan. Jenis informasi yang ditampilkan bisa berupa teks, gambar, suara, animasi atau video klip. Ilustrasi dan warna bisa menarik perhatian siswa, tetapi bila berlebihan akan mengecohkan. Satu layar bila mungkin berisi satu ide atau pokok bahasan saja. Komponen tampilan yang penting adalah identifikasi tampilan seperti nomor halaman, judul atau subjudul yang sedang dipelajari, perintah-perintah seperti untuk maju, mundur, berhenti dan sebagainya. Keterbacaan tampilan perlu mendapat perhatian karena umumnya resolusi layar monitor lebih rendah dari pada halaman buku. Ukuran huruf hendaknya tidak terlalu kecil dan jenis huruf juga yang sederhana dan mudah dibaca.


(40)

Program dalam media CAI (Computer-Assisted Instruction) tipe simulasi yang akan di pakai menggunakan FLASH. Dalam penyampaian materinya atau presentasi penulis menggunakan FLASH PLAYER. Flash player merupakan program untuk menjalankan file dalam bentuk flash.35

e. Keuntungan dan Keterbatasan CAI (Computer-Assisted

Instruction)

Berikut ini dikemukakan beberapa kekuatan dan keterbatasan komputer yang digunakan untuk tujuan-tujuan pendidikan, yaitu:36 1) Keuntungan

a. Komputer dapat memberikan iklim yang lebih bersifat efektif, tidak pernah lupa, tidak pernah bosan, sangat sabar dalam menjalankan instruksi seperti yang diinginkan program yang digunakan.

b. Tersedinya animasi gerak, warna, dan musik yang dapat menambah realisme. Sehingga komputer dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan.

c. Komputer dapat berinteraksi dengan siswa secara perorangan misalnya dengan bertanya dan menilai jawaban, sehingga tingkat kecepatan belajar siswa dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaannya.

d. Memberi kesempatan lebih baik untuk pembelajaran secara perorangan dan perkembangan setiap siswa selalu dapat dipantau karena komputer dapat merekam aktivitas siswa selama menggunakan suatu program pembelajaran.

35 Priyanto, Hidayatullaah, Making Educational Animation Using Flash, (Bandung: Informatika, 2008), cet. 1, h. 34


(41)

e. Dengan program pengendali dari komputer, maka dapat dihubungkan dengan peralatan lain seperti compact disk, video tape, dan lain-lain.

2) Keterbatasan

a. Pengembangan perangkat lunaknya semakin mahal, meskipun harga perangkat keras komputer cenderung menurun.

b. Diperlukan pengetahuan dan keterampilan khusus tentang komputer untuk dapat menggunakannya.

c. Program (software) yang tersedia untuk satu model seringkali tidak cocok (kompatibel) dengan model lainnya, hal ini disebabkan keragaman model komputer (perangkat keras). d. Tidak dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena program

yang tersedia saat ini belum dapat diperhitungkan.

e. Untuk kelompok yang besar diperlukan tambahan peralatan lain yang mampu memproyeksikan pesan-pesan di monitor ke layar yang lebih lebar, sehingga komputer hanya efektif bila digunakan oleh satu orang atau beberapa orang dalam kelompok kecil.

4.

Tipe Simulasi

Simulasi merupakan suatu model atau penyederhanaan dari situasi, obyek, atau kejadian sesungguhnya. Program CAI (Computer-Asissted Instruction) dengan tipe simulasi memungkinkan siswa seolah-olah terlibat dan mengalami kejadian sesungguhnya dan umpan balik diberikan sebagai akibat dari keputusan yang diberikannya.

Program CAI (Computer-Assisted Instruction) tipe simulasi merupakan suatu presentasi atau model dari suatu kejadian nyata atau


(42)

imajinasi dari suatu obyek, sistem atau beberapa kejadian.37 Program simulasi pada komputer merupakan suatu program yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara dinamis, interaktif, dan perorangan. Sehingga siswa akan memperoleh suatu pengalaman belajar yang menyerupai kehidupan nyata.

Ciri-ciri simulasi yang efektif adalah:38

a. Belajar menjadi relatif lebih singkat dibanding metode lain;

b. Efektivitas belajar meningkat bila model atau simulasinya benar-benar mendekati realita;

c. Belajar menjadi efisien karena tergetnya pada kemajuan dan hasil belajar.

Pembelajaran matematika yang mempergunakan media CAI (Computer-Assisted Instruction) dengan tipe simulasi membawa siswa langsung dihadapkan pada lingkungan atau situasi tertentu, sehingga seolah-olah siswa berada pada kondisi tersebut.

5.

Microsoft Power Point

Microsoft PowerPoint atau Microsoft Office PowerPoint adalah sebuah program komputer untuk presentasi yang dikembangkan oleh Microsoft di dalam paket aplikasi kantoran mereka, Microsoft Office, selain Microsoft Word, Excel, Access dan beberapa program lainnya.39

37

Gifalytwinsa,Model Pembelajaran Cai Dan Penerapannya Di SD, dari

http://gifalytwinsa.wordpress.com/2009/04/07/model-pembelajaran-cai-dan-penerapannya-di-sd/, 15 november 2009, jam 20.15

38

Cara Penulisan Naskah program Multimedia Interaktif, dari

http://www.google.co.id/cara-penulisan-naskah-program-multimedia-interaktif.htm, 15 november 2009, jam 20.15

39Microsoft PowerPoint, dari

WikimediaFoundation,Inc,Microsoft_PowerPoint,http://id.wikipedia.org/wiki/Microsoft_PowerPo int, 02 Agustus 2009, 09:03


(43)

PowerPoint berjalan di atas komputer PC berbasis sistem operasi Microsoft Windows dan juga Apple Macintosh yang menggunakan sistem operasi Apple Mac OS, meskipun pada awalnya aplikasi ini berjalan di atas sistem operasi Xenix. Aplikasi ini sangat banyak digunakan, apalagi oleh kalangan perkantoran dan pebisnis, para pendidik, siswa, dan trainer. Dimulai pada versi Microsoft Office System 2003, Microsoft mengganti nama dari sebelumnya Microsoft PowerPoint saja menjadi Microsoft Office PowerPoint. Versi terbaru dari PowerPoint adalah versi 12 (Microsoft Office PowerPoint 2007), yang tergabung ke dalam paket Microsoft Office System 2007.

Versi terbaru adalah Microsoft Office PowerPoint 2007 (PowerPoint 12), yang dirilis pada bulan November 2006, yang merupakan sebuah lompatan yang cukup jauh dari segi antar muka pengguna dan kemampuan grafik yang ditingkatkan. Selain itu, dibandingkan dengan format data sebelumnya yang merupakan data biner dengan ekstensi *.ppt, versi ini menawarkan format data XML dengan ekstensi *.pptx.

Power point adalah program aplikasi yang banyak digunakan untuk keperluan presentasi, baik berupa seminar, promo sebuah produk, maupun kegiatan yang bersifat ilmiah yang melibatkan banyak peserta.40 Power point merupakan program aplikasi yang digunakan untuk membuat presentasi yang berupa teks, table, gambar, grafik, diagram dan sebagainya.41 Presentasi adalah suatu cara yang digunakan untuk menjelaskan tentang sesuatu hal dalam bentuk slide yang telah dirangkum dan dikemas dengan visualisasi yang menarik.42 Presentasi merupakan sebuah kegiatan aktif dimana seorang pembicara menyampaikan dan mengkomunikasikan informasi kepada sekelompok audiens.

40 Hadi Purnomo Catur, Power Point 2007 mudah, praktis dan lengkap, (Jakarta: PT. Mediakita, 2008), h.1

41 Gumawang Atang, Belajar Otodidak word, exel, power point 2007, (Bandung: PT Informatika, 2009), h.334


(44)

Presentasi yang akan disampaikan dibuat dalam bentuk slide presentasi. Slide presentasi adalah lembar atau tempat untuk membuat data presentasi yang bisa berupa teks, grafik, tabel, dan sebagainya.43 Slide yang ditampilakan tentunya harus baik dan berkualitas. Slide presentasi yang dikatakan baik harus memenuhi beberapa aturan, antara lain: 44

a. Slide presentasi harus sederhana.

b. Antara teks dan gambar harus pada jarak yang aman. c. Slide berisi point-point saja.

d. Teks harus menggunakan ukuran font yang besar dan slide dalam bentuk landscape.

e. Isi slide harus mudah di baca.

f. Slide menggunakan themes yang konsisten.

Di dalam proses pendidikan dan pembelajaran, guru sebagai tenaga pendidik juga bisa menggunakan program power point sebagai media untuk menyampaikan materi pelajaran. Di dalam mempresentasikan materi pengajaran dengan power point, tentunya harus ditunjang oleh komponen lain yang mendukung diantaranya adalah LCD dan Komputer. Tanpa adanya kedua komponen tersebut, maka data power point yang telah dirancang tidak dapat disajikan.

Didalam menyajikan data atau materi pelajaran dengan program power point, guru harus memperhatikan beberapa hal agar presentasi yang disampaikan mudah diterima siswa. Presentasi yang baik harus memperhatikan beberapa aspek, antara lain:

a. Isi Presentasi

Isi presentasi yang disajikan haruslah jelas dan mudah diterima oleh siswa.

b. Struktur presentasi

43 Gumawang Atang, Belajar Otodidak word ………..., h.344

44Muhammad Noer, Contoh Slide Presentasi Yang Baik dan Alasan Penggunaannya, dari http://www.muhammadnoer.com/2009/02/6-prinsip-penggunaan-slide-dalam-presentasi/, 09 februari 2010, jam 16.32


(45)

Presentase yang disampaikan haruslah terstruktur dengan rapi. Mulai dari bagian awal presentasi, kemudian isi pokok materi, dan bagian akhir presentasi.

c. Kemasan

Presentase harus dikemas sedemikian rupa hingga menarik. Hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan gambar atau animasi yang nantinya dapat membantu memperjelas siswa dalam memahami materi yang disampaikan.

d. Faktor Pembicara

Dalam hal ini tentunya guru sebagai pendidik yang berperan sebagai pembicara didalam proses belajar mengajar harus bisa menguasai program power point tersebut. Disamping itu perlu diperhatikan pula cara guru dalam menjelaskan tiap-tiap slide yang ditampilkan. Dengan menggunakan bahasa yang jelas, teratur, dan sistematis tentunya akan membuat proses pembelajaran tersebut menjadi menarik.

6.

Perbedaan Pembelajaran Menggunakan Media CAI

(Computer-Assisted

Instruction)

dengan

Pembelajaran

Menggunakan Media Berbasis Power Point


(46)

CAI (Computer-Assisted

Instruction) Power Point

1.Proses pembelajaran dilakukan di laboratorium komputer.

2.Dalam proses pembelajaran setiap siswa menggunakan komputer (siswa sebagai operator).

3.Dapat sebagai tutor yang menggantikan guru di dalam kelas.

4.Animasi tidak terbatas. 5.Tidak banyak membutuhkan

memori.

1.Proses pembelajaran dilakukan di kelas.

2.Media di operasikan oleh guru (guru sebagai operator)

3.Dalam proses pembelajaran siswa hanya memperhatikan penjelasan dari guru

(pembelajaran berpusat pada guru).

4.Animasinya terbatas. 5.Memorinya terlalu besar.

B.

Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan

1. Sirlai Gunawan, dalam penelitiannya yang berjudul “pengembangan media pembelajaran berbasis CAI (Computer-Assisted Instruction) tipe simulasi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi perkembangan prenatal manusia kelas XI semester 2 SMA Negeri 2 Lamongan” menunjukkan bahwa siswa sangat termotivasi belajar materi perkembangan prenatal manusia menggunakan media CAI ( Computer-Assisted Instruction) dan lebih mudah dalam memahami materi tersebut.

2. Amat Misnadi, dalam penelitiannya yang berjudul “penerapan pembelajaran matematika Interaktif dengan pola CAI ( Computer-Assisted Instruction) tipe simulasi untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif siswa SMA (Penelitian terhadap siswa kelas 2 semester II SMA Negeri 22 Bandung)”, menunjukkan bahwa sebagian besar siswa bahkan hampir seluruh siswa merasa senang dengan bahan ajar yang dikembangkan dan model pembelajaran yang dilaksanakan.


(47)

C. Kerangka Berfikir

Belajar adalah suatu proses yang dialami oleh setiap manusia, yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku berupa pengetahuan, ketrampilan, kemampuan maupun sikap yang berbeda dan lebih baik dari sebelumnya. Pembelajaran matematika di sekolah merupakan hal yang penting, matematika merupakan dasar bagi mata pelajaran yang lain. Mengingat matematika sangat bermanfaat bagi siswa baik dalam mempelajari pelajaran lain maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Di dalam proses pembelajaran yang terjadi di sekolah-sekolah hasilnya terkadang tidak memuaskan, yakni tidak sesuai seperti yang diharapkan, khususnya pembelajaran matematika. Hal ini dipengaruhi oleh ketersediaan dana, serta kemampuan guru untuk mengembangkan model pembelajaran yang efektif. Akibatnya siswa tidak merasa senang, takut untuk belajar matematika, dan mereka menganggap bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, ada faktor yang dapat mempengaruhi pembelajaran, baik itu yang berasal dari dalam diri individu maupun yang berasal dari luar diri individu. Salah satu faktor yang berasal dari dalam diri individu adalah motivasi. Motivasi adalah daya pendorong/penggerak yang dapat mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Motivasi perlu ditumbuhkembangkan di dalam proses pembelajaran, karena apabila siswa memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar maka ia akan bersungguh-sungguh untuk belajar tanpa merasa terpaksa dan hasil yang diperoleh akan lebih memuaskan.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi suatu proses pembelajaran yang berasal dari luar individu salah satunya adalah pemilihan media pembelajaran. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.


(48)

Seiring dengan kebutuhan akan metode pembelajaran yang lebih efektif, efisien, dan memberikan nuansa menyenangkan pada siswa, serta dengan berkembangnya teknologi komputer saat ini, maka pemanfaatan informasi sangat dibutuhkan. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran. Untuk itu media CAI (Computer-Assisted Instruction) dengan tipe simulasi merupakan salah satu alternatif alat bantu pembelajaran yang cukup menarik, efektif dan efisien.

Dengan demikian media ini diharapkan dapat membantu dan memotivasi siswa dalam proses belajar mengajar untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Oleh karena itu, berdasarkan uraian di atas dapat di duga proses pembelajaran dengan menggunakan media CAI (Computer-Assisted Instruction) tipe simulasi dapat meningkatkan motivasi belajar matematika siswa.

D. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dikemukakan diatas, maka ditentukan hipotesis penelitian sebagai berikut:

“Motivasi belajar matematika siswa yang di ajar menggunakan media CAI (Computer-Assisted Instruction) dengan tipe simulasi lebih tinggi dari pada siswa yang diajar dengan menggunakan media berbasis power point”.


(49)

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTs Mathla’ul Anwar Pusat Menes yang beralamat di Jl. Raya Labuan Cimanying Menes-Pandeglang.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2009/2010 pada bulan Maret.

B.

Populasi dan Sampel

Penggunaan teknik sampling dalam penelitian ini diperlukan untuk memperoleh sampel yang refresentatif. Sehingga hasil penelitian dapat dipergunakan dalam memprediksi pada situasi lain. Untuk itu dalam penelitian ini digunakan teknik sampling sebagai berikut:

1. Populasi Target

Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh siswa MTs

Mathla’ul Anwar Pusat.

2. Populasi Terjangkau

Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII yang terdiri dari 5 kelas.

3. Sampel

Sampel diambil dari populasi terjangkau sebanyak dua kelas dan pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling. Dengan teknik ini, maka setiap kelas yang berada dalam populasi terjangkau memperoleh kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel penelitian. Pengambilan unit siswa yaitu mengambil 2 kelas dari 5 kelas yang ada, yaitu satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol. Dari kedua kelas tersebut diambil lagi secara acak


(50)

untuk mendapatkan mana yang menjadi kelas kontrol dan kelas eksperimen. Setelah dilakukan pengambilan secara acak maka yang menjadi kelas eksperimen adalah VII-B dan yang menjadi kelas kontrol adalah VII-C.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen, dimana peneliti tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi semua variabel yang relevan kecuali dari beberapa variabel tersebut.

Dalam pelaksanaan penelitian ini, sampel dibagi menjadi dua bagian yaitu kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan dengan menggunakan media CAI (Computer-Assisted Instruction) dengan tipe simulasi dan kelompok kontrol diberikan pembelajaran menggunakan media berbasis power point. Kemudian setelah diberikan perlakuan kedua kelompok tersebut diberikan angket yang sama berupa skala motivasi belajar matematika. Selanjutnya skor angket tersebut dianalisis untuk menguji hipotesis penelitian sehingga dapat diketahui apakah terdapat perbedaan motivasi belajar matematika siswa antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

Adapun desain penelitian yang digunakan adalah Desain Randomized Control Group Only:1

Keterangan:

E : Kelompok eksperimen K : Kelompok kontrol R : Random

1

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rhineka Cipta, 2006), h.87.

E XE T

K XK T R


(51)

X : Perlakuan T : Hasil post-test

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas : Pembelajaran matematika menggunakan media CAI (Computer-Assisted Instruction) dengan tipe simulasi pada pokok bahasan segi empat.

2. Variabel Terikat : Motivasi belajar matematika siswa MTs Mathla’ul Anwar Pusat Menes.

E.

Teknik Pengumpulan Data

Di dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan angket untuk instrument motivasi belajar dalam bentuk skala likert. Skala likert merupakan salah satu skala sikap yang digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek tertentu. Skala likert ini dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden, apakah pernyataan itu di dukung atau di tolaknya melalui rentang nilai tertentu. Pernyataan yang diajukan dibagi ke dalam dua kategori, yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif. Dengan demikian instrument itu akan menghasilkan total skor bagi setiap responden. Sebelum angket motivasi belajar disebarkan, angket tersebut harus diuji coba terlebih dahulu untuk mengetahui apakah angket tersebut memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas.

1.

Kisi-Kisi Instrumen

Instrumen tes motivasi belajar digunakan untuk memperoleh data tingkat motivasi belajar siswa. Indikator yang akan diukur melalui angket motivasi belajar dapat digambarkan sebagaimana terdapat pada tabel berikut:


(52)

Tabel 3. 1

Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Belajar Matematika

No Indikator

Nomor Item Pernyataan Uji Coba Nomor Item Pernyataan Valid Positif Negatif Positif Negatif

1 Bersungguh-sungguh 2, 31, 34 19 2, 31, 34

2 Menunjukkan minat 1, 9 14, 17, 23 1 14, 17 3 Mempunyai perhatian 7, 22, 33 4, 15, 18 7, 22,

33 4, 18 4

Rasa ingin tahu yang kuat untuk ikut serta dalam kegiatan belajar

5, 29, 16 10, 25 16, 29 10

5 Berusaha keras 11, 28 6, 20, 26 28 6, 20

6

Memberikan waktu yang cukup untuk melakukan kegiatan

3, 24, 35 12, 27, 30 3, 24 12, 27

7

Terus bekerja sampai tugas-tugas

terselesaikan

13, 32 8, 21 13 8

Jumlah 16 19 13 10

Angket ini diberikan kepada siswa untuk memperoleh informasi tentang motivasi belajar matematika setelah siswa tersebut diberi perlakuan. Dalam penelitian ini, menggunakan skala likert yang terdapat 5 kategori jawaban yaitu: SS (Sangat Setuju), S (Setuju), R (Ragu-ragu), TS (Tidak Setuju) dan STS (Sangat Tidak Setuju). Item skor berdasarkan jawaban yang dipilih dan jenis pernyataan yang positif dan pernyataan yang negatif. Untuk jawaban pernyataan positif skor bergerak dari jawaban Sangat Setuju skornya adalah 5, Setuju skornya 4, Ragu-ragu skornya 3, Tidak Setuju skornya 2 dan Sangat Tidak Setuju skornya 1. Untuk jawaban pernyataan negatif penskoran bergerak sebaliknya.


(1)

pada kelas berdasarkan kemampuan kognitif, mereka masih memiliki prestasi belajar yang rendah. mungkin karena motivasinya yang kurang, tetapi ada juga siswa yang menunjukkan prestasi belajar yang sudah baik. Namun belum bisa dikatakan kemampuan matematikanya tinggi.

4. Peneliti : Upaya apa saja yang ibu lakukan untuk menangani kesulitan belajar matematika siswa?

Guru : Saya melakukan pendekatan pada siswa-siswa yang memiliki kesulitan belajar, misalnya mengajak siswa menyelesaikan berbagai bentuk soal latihan, memberikan keluasan bertanya dan melakukan pembelajaran dengan metode tutor sebaya. 5. Peneliti : Metode belajar apa yang selama ini ibu terapkan dalam

mengajarkan matematika?

Guru : Metode ceramah, pemberian tugas dan tutor sebaya

6. Peneliti : Kendala atau kesulitan apa saja yang ibu hadapi dalam mengajarkan matematika, khususnya pada pokok bahasan bangun segiempat?

Guru : Kadang saya memberikan soal latihan dari buku, tetapi setelah dilakukan penghitungan hasilnya tidak sama. Jadi terkadang saya sulit memberikan contoh-contoh latihan yang tidak membingungkan siswa. Saya harus hati-hati memberikan soal agar siswa tidak bingung ketika diberi soal latihan atau PR.

7. Peneliti : Apa saja kendala atau kesulitan yang dihadapi siswa dalam memahami konsep-konsep bangun segiempat?

Guru : Kesulitannya adalah siswa terkadang tertukar dalam menentukan rumus, dikarenakan kurangnya pemahaman


(2)

8. Peneliti : Menurut ibu, bagaimana peran media pembelajaran dalam mengajarkan matematika?

Guru : Menurut saya, peran media dalam mengajarkan matematika penting. Karena media bisa dapat digunakan sebagai alat bantu pembelajaran, yang membuat siswa dapat lebih mudah memahami materi. Media bisa juga membuat siswa termotivasi karena ada juga siswa yang bosan atau jenuh dengan metode ceramah. Selain itu media juga bisa menjelaskan materi-materi yang sulit dipaparkan atau dijelaskan melalui metode ceramah. Namun, terkadang sulit bagi kita memilih media yang pas dengan tujuan pembelajaran.

9. Peneliti : Dalam mengajarkan matematika, media pembelajaran apa saja yang sudah ibu gunakan?

Guru : Selama ini kebanyakan saya hanya menggunakan papan tulis, karena metode yang saya gunakan metode ceramah. Tetapi sesekali saya menggunakan proyektor

10. Peneliti : Apakah sebelumnya ibu sudah menggunakan media CAI dengan menggunakan flash dalam pembelajaran matematika? Guru : Belum. Sejauh ini saya hanya menggunakan alat praga dalam pembelajaran matematika. Tetapi, ketika saya coba di kelas siswa terlihat jenuh


(3)

Lampiran 18

HASIL WAWANCARA DENGAN GURU TIK

1. Peneliti : Selama ini laboratorium komputer digunakan untuk kegiatan belajar apa saja?

Guru : Selama ini laboratorium hanya digunakan untuk pembelajaran TIK saja

2. Peneliti : Apa sja yang siswa sudah kuasai dalam penggunaan komputer?

Guru : Untuk kelas VII yang sudah dikuasai yaitu program aplikasi microsoft office word, kelas VIII dan IX excel dan internet basic.

Untuk penggunaan komputernya bisa dikatakan masih kurang, tetapi minat belajar komputer siswa relatif tinggi. Hal ini terlihat dari antusias siswa jika masuk ke laboratorium komputer untuk melakukan praktek

3. Peneliti : Adakah keterbatasan fasilitas dari laboratorium di sekolah ini, jika ada faktor apa saja yang melatarbelakangi

keterbatasan tersebut?

Guru : Ada, misalnya keterbatasan biaya dan belum adanya penanggung jawab (pengajar dan teknisi) yang sudah handal. 4. Peneliti : Bagaimana menurut bapak tentang penggunaan media CAI

dengan tipe simulasi menggunakan flash?

Guru : Sangat bagus, karena menarik bagi siswa, membuat suasana belajar baru, pembelajaran menjadi lebih efektif, waktunya lebih cepat dan dengan menggunakan media biasanya


(4)

pembelajaran akan jauh lebih efisien sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.


(5)

Lampiran 19


(6)