Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bank syari’ah adalah lembaga intermediasi yang kegiatan pokoknya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan, giro dan deposito. Dana yang telah terkumpul akan disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan. 1 Intermediasi adalah fungsi bank untuk menghimpun dana dari masyarakat kemudian menyalurkannya kembali kepada masyarakat. 2 Dana yang dikumpulkan oleh bank dari masyarakat disebut Dana Pihak Ketiga DPK sementara dana yang disalurkan oleh bank ke masyarakat disebut pembiayaan. Menurut Ramzi Ahmad Zuhdi 3 menyebutkan, pada tahun 2007 aset perbankan syari’ah mencapai Rp. 33 triliun, dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga DPK mencapai 37,3 persen year on yearyoy atau Rp. 2,64 triliun. Perkembangan yang cukup pesat bila dibandingkan dengan tahun 2006 yang hanya mencapai 32,7 persen. Menurutnya, bila dilihat dari pertumbuhan Dana Pihak Ketiga, penghimpunan Dana Pihak Ketiga DPK perbankan syari’ah lebih tinggi dibandingkan bank konvensional meski hanya sekitar 2. Pertumbuhan DPK bank syari’ah mencapai 12,8 persen sementara DPK bank konvensional 1 Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syari’ah, Jakarta: Rasindo, 2005, cet I, h. 18. 2 Wiroso, Penghimpunan Dana, h. 18. 3 Direktur Direktorat Perbankan Syari’ah Bank Indonesia. hanya mencapai 8,2 persen. DPK bank syari’ah mencapai Rp. 2,64 triliun sedangkan bank konvensional Rp. 104,4 triliun. 4 Dana yang telah terkumpul kepada bank syari’ah kemudian akan disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan. Hingga Oktober 2007 pembiayaan murabahah mencapai 60,85 atau bernilai 12,993 triliun rupiah. Sedangkan pembiayaan mudharabah dan musyarakah masing- masing pada kisaran 20,28 atau 4,323 triliun rupiah dan 12,82 atau bernilai 2,737triliun rupiah. Untuk Pembiayaan istisna’ dan lainnya masing-masing hanya mencapai 1,6 atau senilai dengan 341,691 miliyar rupiah dan 4,49 atau senilai 958,957 miliar rupiah. Bila dilihat dari data di atas, terjadi trend kenaikan dari DPK dan jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Syari’ah Indonesia. 5 Hal ini tentu saja sangat baik untuk perkembangan perbankan syari’ah ke depan. Namun disayangkan, pertumbuhan sektor pembiayaan masih didominasi oleh pembiayaan yang menggunakan akad murabahah dan ijarah yang memiliki marjin tetap. Salah satu bank syari’ah yang memberikan kontribusi penting dalam peningkatan DPK dan pembiayaan untuk masyarakat Indonesia adalah Bank Tabungan Negara BTN. Bank Tabungan Negara BTN merupakan salah satu bank terkemuka yang mengembangkan pembiayaan dalam sektor perumahan. Untuk lebih mengembangkan usaha dan memberikan kemudahan kepada masyarakat luas, Pada tahun 2008 ini BTN menambah kantor cabang syari’ah yang ke-13 yang berlokasi di Bekasi, Jawa Barat tepatnya di ruko Kalimas, Bekasi Timur. Menurut direktur utama BTN Iqbal Latanro, Pembukaan cabang 4 www.kompas.com, “BTN Perluas Cabang Syari’ah”, senin, 18 Februari 2008. 5 www.kompas.com, “BTN Perluas Cabang Syari’ah”, Senin, 18 Februari 2008. syari’ah ini dimaksudkan untuk memenuhi penyediaan alternatif layanan perbankan dual banking sistem. 6 Sebelumnya 14 Januari 2005 BTN meresmikan kantor cabang Jakarta. Pengembangan unit syari’ah di BTN dimaksud untuk mendukung kebijakan pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional terutama pembiayaan rumah bagi masyarakat berpendapatan rendah termasuk program Rusunami. 7 Berbagai fasilitas jasa keuangan disediakan oleh BTN Syari’ah untuk mempermudah para nasabah dalam memenuhi kebutuhan lalu lintas keuangannya. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan keuntungan bank secara keseluruhan. Laporan yang belum diaudit sampai dengan 31 Desember 2007, BTN Unit Syari’ah memberikan kontribusi pembiayaan Rp. 396 miliar bagi 4.156 unit rumah. Sementara total kredit yang disalurkan BTN mencapai Rp. 8,551 triliun untuk 140.192 unit. Laba yang dicapai Rp. 613 miliar, aset Rp. 36,7 triliun, kredit yang disalurkan Rp. 23,4 triliun, Dana Pihak Ketiga Rp. 24,2 triliun. Sementara untuk rasio keuangan CAR 20,84 persen, FDR 92,42 persen,NPL 2,48 persen dan modal Rp. 2,7 triliun. 8 Berdasarkan fakta tersebut, penulis tertarik untuk meneliti seberapa besar akumulasi Dana Pihak Ketiga DPK mempengaruhi alokasi penyaluran pembiayaan pada BTN Syari’ah, dengan bebarapa pertimbangan, maka akan memfokuskan meneliti penghimpunan DPK dan penyaluran pembiayaan pada BTN Syari’ah Cabang Jakarta dengan judul skripsi “Pengaruh Penghimpunan 6 Bank yang punya sistem konvensional dan sistem syari’ah www.kompas.com, “BTN Perluas Cabang Syari’ah ”, senin, 18 Februari 2008. 7 www.kompas.com, “BTN Perluas Cabang Syari’ah”, senin, 18 Februari 2008. 8 www.kompas.com, “BTN Perluas Cabang Syari’ah”, senin, 18 Februari 2008. Dana Pihak Ketiga DPK Terhadap Penyaluran Pembiayaan pada BTN Syari’ah Cabang Jakarta.”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah