Dana Pihak Ketiga DPK Pada Bank Syari’ah 1. Pengertian Dana Pihak Ketiga

BAB II DANA PIHAK KETIGA DPK DAN PEMBIAYAAN

A. Dana Pihak Ketiga DPK Pada Bank Syari’ah 1. Pengertian Dana Pihak Ketiga

Sebagai lembaga keuangan, dana merupakan persoalan utama. Tanpa dana, bank tidak dapat berbuat apa-apa, artinya tidak berfungsi sama sekali. Dana bank adalah uang tunai yang dimiliki banak atau pun aktiva lancar yang dikuasai bank dan setiap waktu dapat diuangkan. 13 Dana yang dimiliki atau yang dikuasai bank tidaklah berasal dari milik bank sendiri, tapi juga ada dan pihak lain. Dana yang dikuasai bank bersumber dari: a. Dana modal sendiri, dana yang bersumber dari modal bank sendiri atau berasal dari para pemegang saham. Dana ini disebut dana pihak pertama. b. Dana pinjam dari pihak luar. ini disebut dana pihak kedua. c. Dana dari masyatakat. Dana ini disebut dengan dana pihak ketiga. 14 Dana dari pihak luar atau dana dari pihak ketiga adalah dana yang dimiliki bank secara tidak permanen. Dana tersebut yang sewaktu-waktu ditarik kembali. Berdasarkan data empiris selama ini, dana yang berasal dari pemilik bank itu sendiri ditambah dengan cadangan modal yang berasal dari akumulasi keuntungan yang ditanam kembali pada bank baru mencapai 7 dari total aktiva 8. 15 Jadi dana pihak ketiga adalah sejumlah uang yang dimiliki bank dan berasal dari pihak luar yang menyimpan uangnya. Dengan kata lain uang yang dimiliki bukan milik bank sendiri tapi titipan dari pihak luar. Bank hanya sebatas sebagai lembaga yang 13 Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank Edisi Kedua, Jakarta: Bumi Aksara, 1997, h. 84. 14 Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana, h. 87. 15 Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syari’ah Edisi Refisi, Jakarta: Alfabeta, 2006, h.50. menghimpun kemudian akan disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan.

2. Faktor Penyebab Nasabah Menyimpan Dana di Bank

Ada banyak faktor yang menjadi penyebab masyarakat menggunakan jasa penyimpanan uang di bank. Faktor-faktor tersebut antara lain: a. Kepercayaan masyarakat Kepercayaan masyarakat pada suatu bank jelas akan mempengarui bank dalam menghimpun dana dari berbagai sumber terutama dari masyarakat dan institusi. Tingakat kepercayaan masyarakat ini sangat dipengaruhi oleh kinerja bank yang bersangkutan, posisi keuangan, kapabelitas, integritas serta kredibelitas manajemen bank. b. Ekspektasi Ekspektasi adalah perkiraan pendapatan yang akan diterima penabung dibandingkan dengan alternatif investasi lainnya dengan tingkat resiko yang sama. c. Keamanan Jaminan keamanan oleh bank atas dana nasabah. Di Indonesia sendiri sudah berdiri Lembaga Penjamin Simpanan LPS untuk mengakomodasi kepercayaan yang dibutuhkan masyarakat. 16

3. Jenis-Jenis Dana Pihak Ketiga

16 Siamat Dahlan, Manajemen Bank umum Cetakan 2, Jakarta: UI Press, 2004 h. 113. Dalam menghimpun dana dari masyarakat, bank syari’ah menawarkan berbagai macam kemudahan dan jenis simpanan yang dapat dipilih oleh nasabah. Masyarakat dapat menyimpan uangnya dalam bentuk giro, tabungan, atau pun deposito. 17 a. Simpanan Giro Demand Deposit Simpanan giro merupakan simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan dengan menggunakan cek atau bilyet giro. Kepada setiap pemegang rekening giro akan diberikan bunga yang dikenal dengan nama jasa giro. Besarnya jasa giro tergantung dari bank yang bersangkutan. Rekening giro biasa digunakan oleh para usahawan, baik untuk perorangan maupun perusahaannya. Bagi bank jasa giro merupakan dana murah karena bunga yang diberikan kepada nasabah relative lebih rendah dari bunga simpanan lainnya. 18 b. Simpanan Tabungan Saving Deposit Merupakan simpanan pada bank yang penarikannya sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh bank. Penarikan tabungan dilakukan menggunakan buku tabungan, slip penarikan, kwitansi atau kartu Anjungan Tunai Mandiri ATM. Kepada pemegang rekening tabungan akan diberikan bunga tabungan yang merupakan jasa atas tabungannya. Sama seperti halnya dengan rekening giro, besarnya bunga tabungan tergantung dari bank yang bersangkutan. Dalam prakteknya bunga tabungan lebih besar dari jasa giro. 19 c. Simpanan Deposito Time Deposite 17 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisa Fiqih dan Keuangan, Jakarta: Raja Grapindo Persada, 2007, h. 107. 18 Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana, h. 89. 19 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisa Fiqih, h. 107. Deposito merupakan simpanan yang memiliki jangka waktu tertentu jatuh tempo. Penarikannyapun dilakukan sesuai jangka waktu tersebut. Namun saat ini sudah ada bank yang memberikan fasilitas deposito yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat. Jenis deposito pun beragam sesuai dengan keinginan nasabah. Dalam prakteknya jenis deposito terdiri dari deposito berjangka, sertifikat deposito, dan deposito on call. 20 Dalam melakukan praktek penggalangan dana dari masyarakat, bank syari’ah mempunyai prinsip tersendiri yang berbeda dengan prinsip yang digunakan bank konvensional. Prinsip tersebut adalah mudharabah dan wadi’ah. 21 1. Mudharabah a. Definisi Mudharabah Mudharabah berasal dari kata dhar, berarti memukul atau berjalan, secara teknis, mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak, di mana pihak pertama shahibul maal menyediakan seluruh 100 modal sedangkan pihak lainnya menyediakan pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangakan dalam kontrak, sedangkan jika mengalami kerugian ditanggung pemilik modal selama kerugian ini bukan kecurangan atau kelalaian pengelola. 22 b. Skema Mudharabah 20 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisa Fiqih, h. 107. 21 Adiwarman Karim, Ekonomi Islam: Suatu Kajian Kontemporer,Gema Insani: Jakarta 2001, h. 86. 22 Ahmad al-Syarbayi, al-Mu’jam al-Iqtisad al-Islami Bairut: Dar Alamil Kutub, 1997, 10. c. Landasan hukum mudharabah Akad mudharabah memiliki landasan hukum dalam al-Qur’an dan hadits nabi Muhammad SAW. 23 1. Al-Qur’an surat al-Maidah ayat 1 Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. Yang demikian itu dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya” QS.AL-Maidah 1. 2. Hadits nabi Muhammad SAW Riwayat Thabrani 23 DSN, Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional untuk Lembaga Keungan Syari’ah, DSN MUI dan Bank Indonesia, Jakarta 2001, h, 39-47. ﺻ ﺎ ﺻ ﻬ ا لﺎ : لﺎ ر ﻮ ل ﷲا ﺻ ﻰ ﷲا و : ث ﻬ ا ﺮ آ ﺔ. ا ا ا ﻰ و ا رﺎ ﺿ ﺔ وا ط ا ﺮ ﺎ ﺮ ﺎ ا ور 24 Artinya : “Dari Shaleh bin Shuhaib ra bahwa Rasulallah bersabda, “tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara tangguh, muqarabah mudharabah, dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah bukan untuk dijual.” HR. Ibn Majah Dalam melakukan akad mudharabah, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, antara lain: 1. Bank akan membiayai proyek yang disetujui sepenuhnya dalam bentuk pengadaan barang modal. 2. Proyek akan dikelola sepenuhnya pengusaha selaku pemegang amanah. 3. Bank dan pengusaha sama-sama menghitung porsi pembagian laba atau resiko untuk masing-masing sebelum pelaksanaan proyek. 4. Apabila terjadi kerugian maka bank menanggung seluruh kerugian. 25 Ada pun berdasarkan wewenang yang diberikan oleh pihak penyimpan dana, prinsip mudharabah terbagi menjadi dua yaitu mudharabah mutlaqah dan mudharabah mukayadah : 26 1. Mudharabah Mutlaqah Dalam mudharabah mutlaqah tidak ada batasan bagi bank dalam menggunakan dana yang dihimpun. Nasabah tidak memberikan persyaratan apa pun kepada bank, ke bisnis apa dan yang disimpannya itu hendak disalurkan atau penetapan penggunaan akad-akad tertentu atau pun mensyaratkan dananya 24 Abu Abdillah Muhammad ibn Yazid al-Qizwini, Sunan Ibn Majah, vol, II, Beirut: Dâr al-Fiqr, t.t, h. 768. 25 Yadi Janwari Djajuli, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat Sebuah Pengenalan, Jakarta:Raja Grapindo Persada, 2001, h. 66. 26 Adiwarman Karim, Bank Islam, h. 109. diperuntukan bagi nasabah tertentu. Jadi, bank memiliki kebebasan penuh. Dari penerapan sistem mudharabah mutlaqah di atas dikembangkan deposito mudharabah dan tabungan mudharabah. 27 Berikut akan dibahasa pengertian dan landasan hukum deposito mudharabah. a. Deposito Mudharabah Deposito adalah simpanan dana berjangka yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah. 28 Deposito yang dibenarkan secara syari’ah adalah deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah Fatwa DSN No. 03DSN-MUIIV2000. Ada pun ketentuan umum deposito berdasarkan mudharabah adalah sebagai berikut: 1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul mâl atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola. 2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah dan mengembangkannya termasuk dalamnya mudharabah dengan pihak lain. 3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang. 4. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening. 5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya. 27 Ahmad al-Syarbayi, al-Mu’jam al-Iqtisad al-Islami Bairut: Dar Alamil Kutub, 1997, 10. 28 Adiwarman Karim, Bank Islam, h. 109. 6. Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan. 29 Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening dan bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya. 30 Dalam deposito brdasarkan mudharabah, nasabah bertindak sebagai pemilik dana shahibul mâl. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak lain. 31 Penerapan sistem mudharabah mutlaqah yang keduan adalah tabungan mudharaba, berikut pembahasannya. b. Tabungan Mudharabah Tabungan mudharabah adalah simpanan dana yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang telah disepakati. 32 Tabungan yang dibenarkan secara syari’ah adalah tabungan berdasarkan prinsip mudharabah dan wadi’ah. Fatwa DSN No. 02DSN-MUIVI2000. Ada pun ketentuan umum tabungan berdasarkan mudharabah adalah sebagai berikut: 1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul mâl atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana. 29 DSN, Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah, h. 19. 30 Saeful Bakhri, dkk, Ekonomi Syari’ah dalam Sorotan,Jakarta: Yayasan Amanah, 2003, h. 175. 31 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah, h. 108. 32 Adiwarman Karim, Bank Islam, h. 110. 2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak lain. 3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang. 4. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening. 5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional tabungan dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya. 6. Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan. 33 Dalam perspektif wewenang nasabah, tabungan mudharabah yang digunakan di samping mudharabah mutlaqah adalah mudharabah muqayyadah. Berikut penjelasannya: b. Mudharabah Muqayadah Dalam mudharabah muqayyadah ada batasan bagi bank dalam menggunakan dana yang dihimpun. Nasabah memberikan persyaratan kepada bank, ke bisnis apa dana yang disimpannya itu hendak disalurkan atau penetapan penggunaan akad-akad tertentu. 34 Mudharabah muqayyadah ada dua jenis: 1. Mudharabah muqayyadah on balance sheet Jenis ini merupakan simpanan khusus karena pemilik dana dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi bank. 33 DSN, Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah, h. 12-13. 34 Ahmad al-Syarbayi, al-Mu’jam al-Iqtisad al-Islami Bairut: Dar Alamil Kutub, 1997, 10. 2. Mudharabah muqayyadah of balance sheet Jenis ini merupakan penyaluran dana mudharabah kepada pelaksana usahanya. Bank bertindak sebagai pelantara yang mempertemukan antara pemilik dengan pelaksana usaha. 35 Prinsip operasional syari’ah yang diterapkan dalam penghimpunan dana di samping mudharabah adalah wadi’ah. Berikut pembahasannya: 2. Wadi’ah Wadi’ah adalah suatu kontrak perjanjian antara pemilik asset dan kustodian bank untuk melindungi assetkapital dari kerusakan atau kehilangan serta menjaga keamanan asset. 36 Ada 2 dua jenis wadi’ah: a Wadi’ah Yad Amanah trustee safe custody, wadi’ah mensyaratkan kustodian yang dapat dipercaya, asset kapital harus terpisah dan tidak dapat digunakan serta ditransaksikan oleh kustodian. b Wadi’ah Yad Dhamamah Quaranteed safe custody, kustodian terpercaya, asset kapital tidak perlu dipisah dan dapat digunakan oleh kustodian untuk mendapat keuntungan dari penggunaan assetkapital. 37 Landasan hukum wadi’ah adalah sebagai berikut: 1. Al-Qur’an surat al-Nissa ayat 58. 35 Adiwarman Karim, Bank Islam, h. 110. 36 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah, h. 148. 37 Zulkifli, Sunarto, Panduan Praktis Transakasi Perbankan Syari’ah, Jakarta: Dzikrul Hakim, 2003, h. 93. Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan menyuruh kamu apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah maha mendengar lagi maha melihat.” QS. Al- Nissa 58. 2. Hadits أ ه ﺮ ﺮ ة لﺎ . لﺎ ا ﺻ ﻰ ﷲا و أ د ا ﻷ ﺎ ﺔـ إ ﻰ ا ﻚ و ﺎ ﻚ و دود ﻮ ا ور يذﻮ ﺮ 38 Artnya: “Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda”sampaikanlah amanat kepada yang berhak menerimanya dan jangan membalas khianat kepada orang yang mengkhianatimu.” HR. Abu Daud dan Turmudzi.

B. Pembiayaan 1. Pengertian Pembiayaan