Pembiayaan musyarakah BTN Syari’ah adalah pembiayaan yang diberikan bank kepada pengembang atau developer berbentuk Perseroan Terbatas, Koperasi, CV,
atau perorangan, untuk membantu modal kerja pengembang dalam pendanaan pembangunan proyek perumahan yang meliputi rumah atau bangunan berikut
sarana dan prasarananya. 4. Pembiayaan Mudharabah modal Kerja BTN Syari’ah
Pembiayaan Mudharabah modal kerja BTN Syari’ah adalah penyediaan dana oleh bank shahibul mâl untuk memenuhi kebutuhan modal kerja nasabah
mudharib berbentuk PT, CV, Koperasi, BUMN, Swasta, BMT, BPRS. 5. Pembiayaan KPR indensya BTN Syari’ah
Pembiayaan kepemilikan rumah inden syari’ah adalah fasilitas pembiayaan kepemilikan rumah yang diberikan bank kepada nasabah untuk
membeli tanah atau rumah dari pengembang dengan kondisi rumah belum terbangun atau sedang dalam tahap pembangunan berdasarkan pesanan sesuai
dengan prinsip Istisna’. Dari prodak pembiayaan ini yan banyak dilakukan BTN Syari’ah adalah
pebiayaan KPR BTN Syari’ah murabahah.
73
Berikutnya akan dipaparkan informasi keuangan BTN Syari’ah Cabang Jakarta:
C. Informasi Keuangan BTN Syariah Cabang Jakarta
1. Neraca
73
Wawancara Pribadi dengan Herry, Jakarta, 2 Juli 2008.
Neraca adalah laporan menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada satu tangal tertentu. Neraca menggambarkan posisi harta, utang, dan modal pada
tanggal tetentu.
74
Tabel 3.1. Neraca aktiva BTN Syari’ah Cabang Jakarta 2007
No Pos-Pos
Aktiva
Per Desember 2007
Jutaan rupiah 1
Kas
6.877
2
Giro Bank Indonesia
32.355
3 Sertifikat Wadiah Bank Indonesia
-
4 Penempatan Pada Bank Lain
56.099
5 PPA-Penempatan Pada Bank Lain
564
6 Surat Berharga yang Dimiliki
142.407
7 PPA-Surat Berharga yang Dimiliki
1.424
8 Piutang Murabahah
399.519
9 PPA-Piutang Murabahah
4.624
10 Piutang Istishna
876
11
PPA-Piutang Istishna
9
12
Piutang Lainnya
-
13 PPA-Piutang Lainnya
-
14 Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
146.547
15 PPA-Pembiayaan
1.470
74
Sopian Safri Harahap, Analisa Kritis atas Laporan Keuangan, Jakarta:Raja Grapindo Persada, 1998, h. 5.
16 Pendapatan yang Masih Akan Diterima
5.079
17 Biaya Yang Dibayar Dimuka
1.230
18 Aktiva Tetap
6.436
19
Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap
3.173
20
Aktiva Lain-lain
2.844
Jumlah Aktiva 789.005
Sumber: Laporan Keuangan Tahunan BTN Syari’ah Dari tabel neraca aktiva BTN Syari’ah Cabang Jakarta di atas hingga bulan
Desember 2007 mencapai Rp. 789.005. Jumlah tersebut jauh lebih besar bila dibanding dengan aktiva 2006 yang berjumlah Rp. 57.365.
75
Selanjutnya akan dikemukakan jumlah pasiva 2007.
Tabel 3.2. Neraca pasiva BTN Syari’ah Cabang Jakarta 2007
NO Pos-pos pasiva
Pasiva
Per Desember 2007 Jutaan rupiah
1
Dana Simpanan Wadiah
51.358
2
Kewajiban Segera Lainnya
6.226
3
Kewajiban Kepada Bank Indonesia
-
4
Kewajiban Kepada Bank Lain
-
5
Surat Berharga Yang Diterbitkan
-
6
Kewajiban Lain-lain
228.087
7
Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontijensi
142
8
Dana Investasi Tidak Terikat
-
75
Neraca BTN Syari’ah Cabang Jakarta, 2006.
a. Tabungan Mudharabah
b. Deposito Mudharabah
46.609 452.535
9
Saldo Laba Rugi
4.048
Jumlah
789.005
Sumber: Laporan Keuangan Tahunan BTN Syari’ah Dari tabel neraca pasiva BTN Syari’ah Cabang Jakarta di atas hingga
bulan Desember 2007 mencapai Rp. 789.005. Jumlah tersebut jauh lebih besar bila dibanding dengan aktiva 2006 yang berjumlah Rp. 57.365. Hal ini
menandakan aktiva dengan pasiva sudah sesuai. Untuk informasi keuangan selanjutnya adalah laba rugi. Berikut
tabelnya: 2. Laba Rugi
Laba rugi adalah laporan yang menggambarkan kinerja dan kegiatan usah bank syari’ah pada suatu periode tertentu yang meliputi pendapatan dan beban
yang timbul pada operasi utama bank dan operasi lainya.
76
Tabel 3.3. Laporan laba rugi BTN Syari’ah Cabang Jakarta 2007
No Pos-pos laba rugi
Per 31 Desember 2007
jutaan rupiah A.
Pendapatan Operasional
1
Margin murabahah 35.958
2
Margin istisna’ 17
3
Bagi hasil mudharabah 5.466
76
Biro Perbankan Syari’ah Bank Indonesia, Pedoman Akuntansi Perbankan Syari’ah Indonesai
, Jakarta: Ikatan Akutansi Indonesia, 2003, h. 195.
4
Bagi hasil musyarakah 1.889
5
Bonus wadi’ah 14
6
Pendapatan operasional lainnya 25.263
Jumlah Pendapatan Operasional 68.607
Bagi Hasil untuk Investor Dana Investor tidak Terikat
A. Bank -
B. Bukan bank 32.216
B
C. Bank indonesia -
Jumlah Bagi Hasil 32.216
C
Pendapatan Operasional Setelah Distribusi Bagi Hasil Untuk Investor Dana Investasi tidak
Terikat 36.391
Beban Operasional 1. Bonus wadi’ah 1.181
2. Penyisihan penghapusan aktiva produktif 3.654
3. Beban umum administrasi 5.968
4. Beban personalia 8.931
D
5. Beban lainnya 6.716
Jumlah Beban Operasional 26.450
E Pendapatan Beban Operasional Bersih
9.941
F Pendapatan Non Operasional
26.261
G Beban Non Operasional
32.632
H
Laba Rugi Non Operasional 6.371
I
Laba Rugi Tahun Berjalan 3.570
Sumber: Laporan Keuangan Tahunan BTN Syari’ah Sejalan dengan meningkatnya kinerja BTN Syari’ah, pada akhir tahun
2007, total aset tercatat sebesar Rp. 789 miliar, naik sebesar 47 dari tahun 2006 yang tercatat sebesar Rp. 413 miliar. Sedangkan terhadap aset perbankan syari’ah
nasional yang mencapai Rp. 36, 57 trilyun, porsi aset BTN Syari’ah tercatat sebesar 2.
Dari sisi kegiatan penghimpunan dana, terjadi peningkatan yang cukup pesat. Dimana total pembiayaan yang disalurkan pada akhir 2007 sebesar Rp.
546,9 miliar. Naik sebesar 112 dibandingkan tahun 2006 yang tercatat sebesar Rp. 256,8 miliar. Total pembiayaan tersebut dibagi dalam tiga pos, yaitu
murabahah , istisna’, serta mudharabah-musyarakah. Pada tahun 2007
pembiayaan murabahah tercatat sebesar Rp. 399,5 miliar, naik sebesar 69 dari tahun 2006 yang tercatat sebesar Rp. 236 miliar. Untuk pembiayaan mudharabah-
musyarakah pada tahun 2007 tercatat sebesar Rp. 146,5 miliar, naik sebesar 603
dari pembiayaan tahun sebelumnya sebesar Rp. 20,8 miliar. Sedangkan untuk pembiayaan istina’ baru diluncurkan pada tahun 2007 sebesar Rp. 876 juta.
Sejalan dengan peningkatan penghimpunan dana dan pembiayaan yang diberikan maka FDR financing to deposit ratio tahun 2007 tercatat sebesar 99.
Turun sebesar 69 dari tahun sebelumnya yang mencapai 168. FDR yang mencapai 168 tentu tidak sehat, karena modal bank terlalu banyak tersedot ke
pembiayaan, jauh melebihi dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun. Namun hal tersebut masih dapat ditoleransi mengingat pada tahun 2006, BTN syari’ah masih
satu tahun berjalan, sehingga dalam menyalurkan pembiayaan jauh melebihi DPK untuk mengejar tingkat pengembalian yang tinggi. Namun pada tahun berikutnya,
hal tersebut sudah terkoreksi dimana FDR tercatat dalam posisi yang ideal, yaitu 99. Ini berarti hampir seluruh dana yang berhasil dihimpun dapat disalurkan
kembali pada sektor pembiayaan. Sedangkan NPF non performing financing tercatat sebesar 0,78 pada akhir tahun 2007. Suatu pencapaian prestasi yang
sangat baik. Dari sisi profitabilitas, ROA return on asset BTN Syari’ah tercatat
sebesar 0,4 pada akhir tahun 2007. Tidak berubah dari tahun sebelumnya yang juga mencatat ROA sebesar 0,4. Dalam pasar keuangan syari’ah, BTN syari’ah
tidak menempatkan dananya sama sekali pada SWBI Sertifikat Wadiah Bank Indonesia sampai akhir tahun 2007. BTN Syari’ah menempatkan dananya pada
Bank Indonesia dalam bentuk giro sebesar Rp. 32,3 miliar. Naik sebesar 66 dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp. 19,4 miliar. Sedangkan untuk
kepemilikan surat berharga, BTN Syari’ah mencatat sebesar Rp. 105,6 miliar pada tahun 2006 yang kemudian meningkat sebesar 34 pada tahun berikutnya
menjadi Rp. 142,4. Namun hingga akhir 2007 lalu, BTN Syari’ah msih belum menerbitkan obligasi syari’ah.
Demikian profil BTN Syari’ah Cabang Jakarta yang di dalamnya dilengkapi dengan informasi keuangan dan produk penghimpunan serta
penyaluran dananya.
BAB IV PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DPK