Visi dan Misi BPRS Al-Barokah Produk-produk BPRS Al-Barokah 1. Produk Penghimpunan Dana

a. Deposito Berjangka Mudharabah dan b. Tabungan Mudharabah c. Tabungan Wadi’ah

2. Penyaluran Dana

BPRS Al-Barokah menyalurkan dana untuk pemenuhan kebutuhan permodalan dan investasi melalui pola jual-beli, bagi hasil, dan jasa guna meningkatkan usaha produktif berskala mikro kecil menengah Untuk kebutuhan permodalan equity financing dilakukan dengan konsep kontrak bagi hasil profit sharing contract menggunakan akad Al-Mudharabah yaitu perjanjian akad kerjasama antara bank yang menyediakan dana shahibul maal dengan mitra usaha yang memiliki keahlian dan keterampilan mengelola usaha produktif dan halal. Keuntungan dari usaha dibagi berdasar nisbah yang disepakati. Untuk kebutuhan pembiayaan dilakukan dengan konsep kontrak jual beli sale contract menggunakan akad Ba’i Al-Murabahah yaitu perjanjian jual beli barang pada harga asal setelah ditambah margin keuntungan yang disepakati, barang diserahkan dengan segera, sedangkan pembayaran harga atas barang dilakukan kemudian hari.

3. Pinjaman Kebajikan Benevolence Loan

Produk ini merupakan pinjaman lunak kepada kaum Dhuafa yang memiliki karakter baik dan usaha yang berpeluang untuk dikembangkan yaitu dengan menggunakan akad Al-Qard ini adalah perjanjian pinjaman dana dimana dana dikembalikan sebesar pokok pinjaman saja. Sumber dana berasal dari zakat, infaq, dan shadaqah. 33 33 Jawaban via email pada tanggal 18 April 2011.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Mekanisme Pengajuan Pembiayaan Mudharabah di BPRS Al-Barokah

Jenis mudharabah yang diterapkan di BPRS Al-Barokah adalah mudharabah muthlaqah artinya modal 100 mutlak berasal dari shahibul maal penyedia dana dan mitra diberi kebebasan penuh untuk mengelola dana tersebut sesuai keahliannya. Untuk mengajukan pembiayaan mudharabah, nasabah BPRS Al-Barokah diharapkan memenuhi beberapa kriteria yaitu: 1. Penyedia dana sahibul maal dan pengelola mudharib harus cakap hukum. 2. Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak akad, dengan memperhatikan hal- hal berikut: a.Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit menunjukkan tujuan kontrak akad. b.Penerimaan dari penawaran dilakukan pada saat kontrak. c.Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi, atau dengan menggunakan cara-cara komunikasi modern. 3. Modal adalah sejumlah uang danatau aset yang diberikan oleh penyedia dana kepada mudharib untuk tujuan usaha dengan syarat sebagai berikut: a.Modal harus diketahui jumlah dan jenisnya. b.Modal dapat berbentuk uang atau barang yang bernilai. Jika modal diberikan dalam bentuk aset, maka aset tersebut harus dinilai pada waktu akad. c.Modal tidak dapat berbentuk piutang dan harus dibayarkan kepada mudharib, baik secara bertahap maupun tidak, sesuai dengan kesepakatan dalam akad. 4. Keuntungan mudharabah adalah jumlah yang didapat sebagai kelebihan dari modal. Syarat keuntungan berikut ini harus dipenuhi: a.Harus diperuntukkan bagi kedua pihak dan tidak boleh disyaratkan hanya untuk satu pihak. b.Bagian keuntungan proporsional bagi setiap pihak harus diketahui dan dinyatakan pada waktu kontrak disepakati dan harus dalam bentuk prosentasi nisbah dari keuntungan sesuai kesepakatan. Perubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan. c.Penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari mudharabah, dan pengelola tidak boleh menanggung kerugian apa pun kecuali diakibatkan dari kesalahan disengaja, kelalaian, atau pelanggaran kesepakatan. 5. Kegiatan usaha oleh pengelola mudharib, sebagai perimbangan muqabil modal yang disediakan oleh penyedia dana, harus memperhatikan hal-hal berikut: a.Kegiatan usaha adalah hak eksklusif mudharib, tanpa campur tangan penyedia dana, tetapi ia mempunyai hak untuk melakukan pengawasan. b.Penyedia dana tidak boleh mempersempit tindakan pengelola sedemikian rupa yang dapat menghalangi tercapainya tujuan mudharabah, yaitu keuntungan. c.Pengelola tidak boleh menyalahi hukum Syariah Islam dalam tindakannya yang berhubungan dengan mudharabah, dan harus mematuhi kebiasaan yang berlaku dalam aktivitas itu. 34 Dan berikut ini adalah prosedur pengajuan pembiayaan mudharabah di BPRS Al-Barokah: a. Rencana Pengembangan Usaha Nasabah yang mengajukan pembiayaan terlebih dahulu harus mengajukan draft rencana pengembangan usaha. Usaha seperti apa yang akan dikembangkan, berapa dana yang dibutuhkan untuk pengembangan usaha tersebut, dan prospek kedepan dari usaha tersebut. Jika draft pengembangan usaha telah dirancang maka lanjut ke tahap berikutnya. b. Mengisi Formulir Permohonan Formulir permohonan pembiayaan ini harus diisi nasabah untuk melengkapi data-data nasabah. Dalam mengisi formulir ini juga harus dilengkapi dengan Pas Photo, Photo Copy KTP, Photo Copy Kartu Keluarga, Photo Copy BPKB dan Faktur Kendaraan jika jaminan kendaraan bermotor, dan dokumen lain yang bisa mendukung permohonan pembiayaan ini. c. Melengkapi Persyaratan 34 Jawaban via email pada tanggal 18 April 2011.