Mekanisme Pengajuan Pembiayaan Mudharabah di BPRS Al-Barokah

c.Pengelola tidak boleh menyalahi hukum Syariah Islam dalam tindakannya yang berhubungan dengan mudharabah, dan harus mematuhi kebiasaan yang berlaku dalam aktivitas itu. 34 Dan berikut ini adalah prosedur pengajuan pembiayaan mudharabah di BPRS Al-Barokah: a. Rencana Pengembangan Usaha Nasabah yang mengajukan pembiayaan terlebih dahulu harus mengajukan draft rencana pengembangan usaha. Usaha seperti apa yang akan dikembangkan, berapa dana yang dibutuhkan untuk pengembangan usaha tersebut, dan prospek kedepan dari usaha tersebut. Jika draft pengembangan usaha telah dirancang maka lanjut ke tahap berikutnya. b. Mengisi Formulir Permohonan Formulir permohonan pembiayaan ini harus diisi nasabah untuk melengkapi data-data nasabah. Dalam mengisi formulir ini juga harus dilengkapi dengan Pas Photo, Photo Copy KTP, Photo Copy Kartu Keluarga, Photo Copy BPKB dan Faktur Kendaraan jika jaminan kendaraan bermotor, dan dokumen lain yang bisa mendukung permohonan pembiayaan ini. c. Melengkapi Persyaratan 34 Jawaban via email pada tanggal 18 April 2011. Persyaratan disini seperti melengkapi data historis perusahaan. Data proyeksi usahaperusahaan, dan data jaminanagunan. Jika semua persyaratan diatas sudah lengkap maka tahap selanjutnya adalah penyerahan dokumen-dokumen diatas ke pihak bank. Tahap selanjutnya adalah tugas bank untuk memeriksa dokumen apakah sudah lengkap atau masih ada kekurangan. Jika sudah lengkap, maka bank akan melakukan analisa kelayakan 5C yaitu: a.Character artinya sifat atau karakter nasabah pembiayaan. b.Capacity artinya kemampuan nasabah untuk menjalankan usaha dan mengembalikan pembiayaan. c.Capital artinya besarnya modal yang diperlukan. d.Collateral artinya jaminan yang telah dimiliki nasabah yang diberikan nasabah kepada bank. e.Condition artinya keadaan usaha nasabah atau prospek usaha nasabah 35 . Dan apabila analisa kelayakan 5C sudah lengkap maka bank akan melakukan analisa tahap selanjutnya yaitu terhadap kondisi keuangan nasabah. Apakah dalam keadaan stabil atau sebaliknya. Apabila semua proses analisa sudah selesai, maka bank memutuskan calon nasabah layak mendapatkan pembiayaan dari bank atau tidak. Jika calon nasabah tidak layak mendapatkan pembiayaan dari bank maka calon nasabah akan 35 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005 hal 19-20. dikonfirmasi untuk melengkapi dokumen-dokumen yang kurang. Dan apabila calon nasabah layak mendapat pembiayaan dari bank maka akan diadakan persetujuan pembiayaan dan terbentuklah akad mudharabah. 36

B. Aplikasi Pembiayaan Mudharabah Untuk Sektor Pertanian di BPRS Al-

Barokah Dari semua mekanisme pengajuan pembiayaan mudharabah di BPRS Al- Barokah yang penulis rincikan diatas, ternyata tidak sama dengan praktek yang terdapat dilapangan. Berikut adalah adalah syarat pengajuan pembiayaan mudharabah yang tidak diaplikasikan: a.Melengkapi persyaratan seperti data historis usahaperusahaan, data proyeksi usahaperusahaan dan data jaminanagunan. Alasan yang dikemukakan oleh pihak BPRS terhadap perbedaan antara mekanisme dengan aplikasi pembiayaan diatas adalah: jika calon nasabah mengajukan pembiayaan dalam jumlah yang tidak banyak maka BPRS tidak mengharuskan untuk melengkapi data historis usahaperusahaan, data proyeksi usaha dan data jaminanagunan. Dan alasan lain yang diutarakan oleh pihak BPRS Al-Barokah adalah jika nasabah yang hendak mengajukan pembiayaan bukanlah nasabah baru maka tidak perlu juga untuk melengkapi data-data yang sudah penulis kemukakan diatas tadi. 37 36 Wawancara pribadi dengan Nur Rohim salah seorang Accounting Staff BPRS Al- Barokah pada tanggal 27 July 2011. b.Konfirmasi datadokumen Maksud konfirmasi datadokumen adalah jika semua data yang diserahkan oleh calon nasabah pembiayaan itu sudah lengkapbelum lengkap maka terkadang BPRS AL-Barokah tidak melakukan konfirmasi kepada calon nasabah dikarenakan BPRS Al-Barokah langsung ketahap selanjutnya dari proses pembiayaan yakni ketahap analisis 5C. Atau jika calon nasabah yang mengajukan pembiayaan tersebut data yang diberikannya ke BPRS Al-Barokah belum lengkap maka BPRS tidak akan melakukan konfirmasi ke calon nasabah tersebut dengan alasan calon nasabah tidak layak mendapatkan pembiayaan dari BPRS Al-Barokah. c.Analisa kelayakan 5 C Dengan alasan sudah mengenal secara personal ataupun secara perusahaan terhadap nasabah maka pihak BPRS Al-Barokah tidak melakukan analisis kelayakan 5 C. BPRS Al-Barokah juga melakukan hal yang sama kepada nasabah yang memang sudah lama menjalin kerjasama dengan BPRS Al-Barokah. Disini BPRS Al-Barokah lebih menitikberatkan kepada analisis keuangan yang dimiliki oleh calon nasabah dan tidak menganalisis secara keseluruhan dari proses 5 C. Untuk pembiayaan mudharabah pada sektor pertanian di BPRS Al- Barokah pernah dilaksanakan pada tahun 20092010. Dalam tahun itu ada 7 nasabah 37 Ibid. yang mengajukan pembiayaan dengan nilai plafond per-nasabah non-group Rp 120 juta sehingga total pendanaan mencapai Rp 840 juta. Diantara 7 nasabah tersebut ada satu nasabah yang melakukan usaha pertanian yang disebut agro grow box bertani dengan menggunakan media kotak. Peran BPRS disini adalah menyediakan dana untuk membeli peralatan pertanian seperti pasir, sekam, pupuk, mesin air untuk penyiraman tanaman, dan plastik kaca untuk menutupi tanaman. Petani tersebut mencoba menanam beberapa jenis sayuran, padi dan tebu. Sedangkan untuk memasarkan hasil panen sipetani memilih supermarket yang terdapat di Bogor, perlu untuk diketahui disini BPRS tidak ikut serta dalam hal pemasaran, BPRS hanya membantu nasabah dalam hal pemberian pinjaman dana. 38 BPRS Al-barokah biasanya melakukan pengawasan secara berkala setiap bulannya. Tahap yang harus dilalui nasabah hingga pinjamannya di bank usai adalah: tahap, pembayaran angsuran pinjaman, setelah tahap tersebut usai maka nasabah diboehkan untuk mengambil jaminan agunan yang ditahan oleh pihak bank, dan tahap terakhir adalah bank mengeluarkan surat keterangan lunas sebagai bukti bahwa antara nasabah dan bank sudah mengakhir akad pembiayaan mudharabah mereka. 38 Ibid.