jaminan oleh mudharib kepada investor. Investor tidak dapat menuntut jaminan apapun dari mudharib untuk mengembalikan modal dengan keuntungan. Jika investor
mempersyaratkan pemberian jaminan dari mudharib dan menyatakan hal ini dalam syarat kontrak, maka kontrak mudharabah mereka tidak sah, demikian menurut Malik
dan Syafi’i.
e. Pembagian Laba dan Rugi
Mudharabah pada dasarnya adalah suatu serikat laba, dan komponen dasarnya adalah penggabungan kerja dan modal. Laba bagi masing-masing pihak
dibenarkan berdasarkan kedua komponen tersebut. Risiko yang terkandung juga menjadi pembenar laba dalam mudharabah. Dalam kasus yang kongsinya tidak
menghasilkan laba sama sekali, risiko investor adalah kehilangan sebagian atau seluruh modal, sementara risiko mudharib adalah tidak mendapatkan atas kerja dan
usahanya.
40
Pengertian Muzara’ah.
Menurut Hanafiyah Muzara’ah adalah kerjasama antara pemilik lahan dan pekerja di dalam merawat tanaman dengan hasil yang di bagi dua.
40
http:mujahidinimeis.wordpress.com20110124sistem-pembiayaan-mudharabah- bagi-hasil-antara-perbankan-syariE28099ah-dengan-literatur-fiqh-muamalah
, diakses tanggal 08 Oktober 2011.
Menurut Ulama’ Malikiyah Muzara’ah adalah “Perkongsian di dalam bercocok tanam”.
Menurut Ulama Syafi’iyah Muzara’ah adalah mengelola tanah di atas sesuatu yang dihasilkan dan benihnya berasal dari pengelola. Adapun muzara’ah,
sama seperti mukhabarah, hanya saja benihnya berasal dari pemilik tanah. Menurut Ulama’ Hanabilah Muzara’ah adalah Menyerahkan tanah kepada
orang yang akan bercocok tanam atau mengelolanya, sedangkan tanaman hasilnya tersebut dibagi antara keduanya.
Hukum akad Muzara’ah
Menurut Hanafiyyah hukum akad Muzaraah ini tidak di perbolehkan karena ada hadis nabi Muhammad SAW
َﺑُﺮَﻓ ِهِﺬَھ ﺎَﻨَﻟ ﱠنَا ﻰَﻠَﻋ َضْرَﻻْﺎىِﺮْﻜُﻧ ﺎﱠﻨُﻜَﻓ ًﻼْﻘَﺣ ِرﺎَﺼْﻧَﻻْاَﺮَﺜْﻛَاﺎﱠﻨُﻛ َلﺎَﻗ ِﺞْﯾِﺪَﺧ ِﻦْﺑ ِﻊِﻓاَر ْﻦَﻋ ْجِﺮْﺨُﺗ ْﻢَﻟَو ِهِﺬَھ ْﺖَﺟَﺮْﺧَأ ﺎَﻤ
َﻚِﻟَذ ْﻦَﻋﺎَﻧﺎَﮭَﻨَﻓ ِهِﺬَھ Menurut Malikiah hukum akad muzaraah di perbolehkan karena
berlandaskan pada hadis nabi Muhammad ْﻦِﻣ ﺎَﮭْﻨِﻣ ُجُﺮْﺨَﯾﺎَﻣ ِطْﺮَﺸِﺑ َﺮَﺒْﯿَﺧ َﻞْھَأ َﻞَﻣﺎَﻋ َﻢﱠﻠَﺳَو ِﮫْﯿَﻠَﻋ ُﷲا ﻰﱠﻠَﺻ ِّﻲِﺒﱠﻨﻟا ﱠنَاَﺮَﻤُﻋ ِﻦْﺑِا ْﻦَﻋ
ٍع ْر َز ْو َا ٍﺮ َﻤ َﺛ Menurut Syafi’iyyah akad muzarah ini hukumnya boleh karena ada
sebuah hadi yang memperbolehkannya yaitu: ْﻦِﻣ ﺎَﮭْﻨِﻣ ُجُﺮْﺨَﯾﺎَﻣ ِطْﺮَﺸِﺑ َﺮَﺒْﯿَﺧ َﻞْھَأ َﻞَﻣﺎَﻋ َﻢﱠﻠَﺳَو ِﮫْﯿَﻠَﻋ ُﷲا ﻰﱠﻠَﺻ ِّﻲِﺒﱠﻨﻟا ﱠنَاَﺮَﻤُﻋ ِﻦْﺑِا ْﻦَﻋ
ٍع ْر َز ْو َا ٍﺮ َﻤ َﺛ Menurut Hanabilah juga mengatakan boleh dengan berargumen pada
hadis nabi yaitu: َﻋ
َﺛ ْﻦِﻣ ﺎَﮭْﻨِﻣ ُجُﺮْﺨَﯾﺎَﻣ ِطْﺮَﺸِﺑ َﺮَﺒْﯿَﺧ َﻞْھَأ َﻞَﻣﺎَﻋ َﻢﱠﻠَﺳَو ِﮫْﯿَﻠَﻋ ُﷲا ﻰﱠﻠَﺻ ِّﻲِﺒﱠﻨﻟا ﱠنَاَﺮَﻤُﻋ ِﻦْﺑِا ْﻦ ٍع ْر َز ْو َا ٍﺮ َﻤ