Analisis Deskriptif √ √ √ HASIL PENELITIAN

61

BAB 4 HASIL PENELITIAN

Dalam bab empat ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan. Pembahasan tersebut meliputi tiga bagian yaitu, analisis deskriptif, uji validitas alat ukur, dan terakhir pengujian hipotesis penelitian.

4.1 Analisis Deskriptif

Dalam sub bab ini akan dibahas mengenai populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini seluruh anggota populasi siswa Sekolah Alam Indonesia kampus Rawa Kopi dijadikan sampel secara keseluruhan. Hal in dilakukan dengan pertimbangan jumlah anggota populasi yang tidak terlalu banyak, yaitu sebanyak 130 siswa. Tabel 4.1 Distribusi populasi penelitian berdasarkan Jenis Kelamin Jenis kelamin N Persentase Laki – laki 81 62 Perempuan 49 38 TOTAL 130 100 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa perempuan jauh lebih banyak daripada laki – laki. Jumlah perempuan 48, sedangkan laki – laki hanya berjumlah 82. Fenomena populasi seperti ini lazim ditemui pada siswa Sekolah Alam Indonesia. Sebab, kebanyakan siswa Sekolah Alam Indonesia adalah laki-laki. Karena dari awal berdiri sampai sekarang kebanyakan yang mendaftar dan diterima adalah siswa laki-laki data bank SAI. 62 Selanjutnya peneliti mepaparkan distribusi frekuensi dan uji beda t-test mean leadership berdasarkan jenis kelamin. Tabel 4.2 Distribusi mean leadership berdasarkan Jenis kelamin Untuk perolehan leadership mean perempuan jauh lebih kecil daripada mean laki – laki, Lebih lanjut lagi peneliti menguji apakah ada perbedaan yang signifikan antara mean laki-laki dan permpuan untuk mengetahui apakah mean kedua kelompok berbeda secara statistik. Dari hasil yang didapat, pada karakter kepemimpinan tidak ada perbedaan yang signifikan antara mean laki – laki dan perempuan P 0.05.

4.2 Uji Validitas Alat Ukur

Untuk menguji validitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Confirmatory Factor Analysis CFA dengan software Lisrel 8.3 Joreskog dan Sorbom, 1994. Adapun criteria item yang baik pada CFA adalah Umar, 2011 : 1. Diuji apakah model unidimensional semua aitem hanya mengukur satu faktor saja fit dengan data. Dalam hal ini uji signifikan menggunakan chi square jenis kelamin N Mean Std. Deviation Std. Error of Mean Perempuan 49 49.6629 9.66031 1.38004 laki-laki 81 50.2039 10.25404 1.13934 Total 130 50.0000 10.00000 .87706 63 untuk melihat apakah matrik korelasi yang diperoleh dari data tidak berbeda secara signifikan dengan matrik korelasi yang diperoleh dari model. 2. Melihat signifikan tidaknya masing-masing item dalam mengukur faktornya dengan melihat nilai t bagi koefisien muatan faktor item. Perbandingannya adalah jika t 1.96 maka item tersebut signifikan dan sebaliknya. Apabila item tersebut signifikan maka item tidak akan di drop, dan sebaliknya. 3. Melihat koefisien muatan faktor dari item. Jika item tersebut sudah di scoring dengan favorable pada skala likert 1 – 4, maka nilai koefisien muatan faktor pada item harus bermuatan positif, dan sebaliknya. Apabila item tersebut favorable, namun koefisien muatan faktor item bernilai negative maka item tersebut akan di drop dan sebaliknya. Untuk aitem yang unfavorable harus direverse sehingga menjadi favorable. 4. Terakhir, apabila kesalahan pengukuran item terlalu banyak berkorelasi, maka item tersebut akan di drop. Sebab, item yang demikian selain mengukur apa yang hendak diukur, ia juga mengukur hal lain multidimensional item. Uji validitas tiap dimensi alat ukur leadership akan dipaparkan pada sub bab berikut.

4.2.1 Uji Validitas Skala Karakter Kepemimpinan

Peneliti menguji apakah 55 item yang ada bersifat unidimensional mengukur karakter kepemimpinan. Peneliti awalnya melakukan analisis item secara keseluruhan, namun banyak yang tidak fit. Atas saran seorang mentor, kemudian peneliti melakukan pemisahan item sesuai dengan dimensinya yakni sepuluh 64 dimensi dari skala karakter kepemimpinan yaitu kekuatan, stabilitas emosi, kemampuan tentang relasi insani, kejujuran, objektif, dorongan pribadi, keterampilan komunikasi, kemampuan mengajar, keterampilan sosial, dan kecakapan managerial. Dari sepuluh dimensi leadership yang di uji anlisis CFA model satu faktor, dua dimensi yakni kekuatan dan managerial tidak fit dengan chi-square=42,06, df = 14, P-value = 0.00012, RSMEA =0.125 untuk dimensi kekuatan dan chi-square=.46,9, df =9, P-value = 0,00000., RSMEA =0,181 untuk dimensi managerial . Namun, setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit seperti pada gambar dibawah ini : Gambar 4.1 Analisis Konfirmatorik dari dimensi kekuatan dalam skala karakter kepemimpinan IT EM 2 0 . 7 1 IT EM 3 0 . 8 0 IT EM 4 0 . 6 7 IT EM 5 0 . 7 1 IT EM 6 0 . 4 7 KEKUA TAN 1 . 0 Ch i-S qu are =2. 68 , d f=2 , P -v alu e=0 .2 617 9, RM SEA =0. 051 0 . 5 3 0 . 4 4 0 . 5 8 0 . 5 2 0 . 7 3 - 0 . 3 0 - 0 . 3 3 - 0 . 4 0 Sedangkan untuk managerial didapatkan model fit dengan perolehan Chi- square = 10,24 , df= 8 ,p-value = 0.24879 , RMSEA= 0.047 , 65 Dari gambar 4.1, nilai Chi – Square menghasilkan P-value 0.05 tidak signifikan, yang artinya model dengan satu faktor unidimensional dapat diterima, bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu kekuatan dalam karakter kepemimpinan. Kemudian melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur. Sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel berikut. Tabel 4.3 Muatan Faktor item kekuatan dalam skala karakter kepemimpinan No Koefisien Standar error Nilai t Signifikan 2

0.53 0.13

3.94 √

3 0.44

0.10 4.59

√ 4

0.58 0.09

6.31 √

5 0.52

0.10 4.96

√ 6

0.73 0.10

7.24 √

Pada tabel diatas, hanya nilai t bagi koefisien muatan faktor dari item 1 yang tidak signifikan, sedangkan koefisien muatan faktor item lainnya signifikan. Dengan demikian item no 1 akan di drop. Artinya bobot nilai pada item 1 tidak ikut dianalisis dalam penghitungan faktor skor. Selanjutnya melihat muatan faktor dari item apakah ada yang bermuatan negative. Dari tabel 4.3, pada kolom koefisien tidak terdapat item yang muatan faktornya negative. Dengan demikian tidak ada item yang di drop, kecuali item no 1. Hal tersebut juga dilakukan pada dimensi managerial sehingga item no 3 43 tidak signifikan sehingga harus di drop. 66 Pada model pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran item yang saling berkorelasi. Artinya dapat disimpulkan bahwa item – item tersebut bersifat multidimensional pada dirinya masing – masing. Korelasi kesalahan pengukuran item ditampilkan pada tabel dibawah ini. Tabel 4.4 Matriks Korelasi antar Kesalahan Pengukuran dari item kekuatan dalam skala karakter kepemimpinan 1 2 3 4 5 6 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 tanda √ menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item Dari tabel di atas dapat dilihat korelasi antar kesalahan pengukuran pada item. Item yang baik adalah kesalahan pengukurannya tidak berkorelasi satu sama lain. Namun pada model ini tidak ada kesalahan pengukuran yang tidak berkorelasi yakni item 2, 3, dan 6. Sedangkan item yang tidak bagus yaitu 1, karena terdapat banyak tanda √, yang artinya kesalahan pengukurannya berkorelasi dengan kesalahan pengukuran item lainnya. Artinya item tersebut selain mengukur apa yang hendak diukur, ia juga mengukur hal lain. Dengan demikian item 1 akan di drop, artinya bobot nilai item tidak akan dianalisis dalam penghitungan faktor skor. 67 Tabel 4.5 Muatan Faktor stabilitas emosi dalam skala karakter kepemimpinan No Koefisien Standar error Nilai t Signifikan 1

0.38 0.11

3.52 √