63 untuk melihat apakah matrik korelasi yang diperoleh dari data tidak berbeda
secara signifikan dengan matrik korelasi yang diperoleh dari model. 2. Melihat signifikan tidaknya masing-masing item dalam mengukur faktornya
dengan melihat nilai t bagi koefisien muatan faktor item. Perbandingannya adalah jika t 1.96 maka item tersebut signifikan dan sebaliknya. Apabila
item tersebut signifikan maka item tidak akan di drop, dan sebaliknya. 3. Melihat koefisien muatan faktor dari item. Jika item tersebut sudah di scoring
dengan favorable pada skala likert 1 – 4, maka nilai koefisien muatan faktor pada item harus bermuatan positif, dan sebaliknya. Apabila item tersebut
favorable, namun koefisien muatan faktor item bernilai negative maka item tersebut akan di drop dan sebaliknya. Untuk aitem yang unfavorable harus
direverse sehingga menjadi favorable. 4. Terakhir, apabila kesalahan pengukuran item terlalu banyak berkorelasi, maka
item tersebut akan di drop. Sebab, item yang demikian selain mengukur apa yang hendak diukur, ia juga mengukur hal lain multidimensional item.
Uji validitas tiap dimensi alat ukur leadership akan dipaparkan pada sub bab berikut.
4.2.1 Uji Validitas Skala Karakter Kepemimpinan
Peneliti menguji apakah 55 item yang ada bersifat unidimensional mengukur karakter kepemimpinan. Peneliti awalnya melakukan analisis item secara
keseluruhan, namun banyak yang tidak fit. Atas saran seorang mentor, kemudian peneliti melakukan pemisahan item sesuai dengan dimensinya yakni sepuluh
64 dimensi dari skala karakter kepemimpinan yaitu kekuatan, stabilitas emosi,
kemampuan tentang relasi insani, kejujuran, objektif, dorongan pribadi, keterampilan komunikasi, kemampuan mengajar, keterampilan sosial, dan
kecakapan managerial. Dari sepuluh dimensi leadership yang di uji anlisis CFA model satu faktor, dua dimensi yakni kekuatan dan managerial tidak fit dengan
chi-square=42,06, df = 14, P-value = 0.00012, RSMEA =0.125 untuk dimensi kekuatan dan chi-square=.46,9, df =9, P-value = 0,00000., RSMEA =0,181 untuk
dimensi managerial .
Namun, setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu
sama lainnya, maka diperoleh model fit seperti pada gambar dibawah ini :
Gambar 4.1 Analisis Konfirmatorik dari dimensi kekuatan dalam skala karakter kepemimpinan
IT EM 2
0 . 7 1
IT EM 3
0 . 8 0
IT EM 4
0 . 6 7
IT EM 5
0 . 7 1
IT EM 6
0 . 4 7
KEKUA TAN
1 . 0
Ch i-S qu are =2. 68 , d f=2 , P -v alu e=0 .2 617 9, RM SEA =0. 051
0 . 5 3 0 . 4 4
0 . 5 8 0 . 5 2
0 . 7 3 - 0 . 3 0
- 0 . 3 3 - 0 . 4 0
Sedangkan untuk managerial didapatkan model fit dengan perolehan Chi- square = 10,24 , df= 8 ,p-value = 0.24879 , RMSEA= 0.047 ,
65 Dari gambar 4.1, nilai Chi – Square menghasilkan P-value 0.05 tidak
signifikan, yang artinya model dengan satu faktor unidimensional dapat diterima, bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu kekuatan dalam
karakter kepemimpinan. Kemudian melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang
hendak diukur. Sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan
faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel berikut.
Tabel 4.3 Muatan Faktor item kekuatan dalam skala karakter kepemimpinan
No Koefisien
Standar error Nilai t
Signifikan 2
0.53 0.13
3.94 √