59
kepada seluruh umat manusia. Adapun dialog novel yang mengandung iman kepada kitab Allah dapat dibaca dari cuplikan novel sebagai berikut :
“Aku tidak bercanda Nisa. Al-qur`an saja menegaskan untuk mu`asyarah bil ma`ruf dalam pergaulan suami istri, menurut Al-qur`an kedudukan
suami dan istri itu setara, sama- sama memiliki hak dan kewajiban.”
Kutipan di atas adalah dialog Khudori yang sedang memberitahukan Nisa bahwa dalam Alqur`an, Allah menerangkan tentang
kesetaraan hak dan kewajiban antara suami dan istri atau laki-laki dan perempuan. Dari sini pengarang ingin menyampaikan bahwa segala
sesuatunya Allah telah menjelaskan dalam Al-qur`an. Maka meyakini isi yang terkandung dalam al-qur`an merupakan iman kepada Kitab Allah.
d. Iman Kepada Rasul Allah :
Yang dimaksud iman kepada para rasul ialah meyakini dengan sepenuh hati bahwa para rasul adalah orang-orang yang telah dipilih oleh
Allah swt. untuk menerima wahyu dari-Nya untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia agar dijadikan pedoman hidup demi memperoleh
kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Adapun dialog novel yang mengandung iman kepada rasul Allah dapat dibaca dari cuplikan novel
sebagai berikut : “Otoritas Nabi kira-kira adalah sebagai penerjemah dari yang memiliki
otoritas tertinggi. Dan ia menjamin kemaksuman Nabi Muhammad SAW.tetapi masalahnya, benarkah yang sampai kepada kita melalui kitab
kitab itu benar-benar merupakan perkataan nabi? Jika ternyata ia bertentangan dengan Al-Quran, mungkinkah nabi yang keliru, atau
pernyataan itu bikinan saingan nabi? Semuanya serba mungkin, Nisa. Tinggal bagaimana cara kita memahami sebuah hadist itu dengan nurani
dan pikiran yang jernih ataukah dengan kebodohan, taklid dan hawa nafsu semata.
”
60
Kutipan dialog di atas, merupakan dialog Khudori kepada Nisa yang sedang mendiskusikan tentang penyataan yang dianggap sebagai
sabda nabi selama ini. Dari sini pengarang ingin menyampaikan bahwa Hadist merupakan perintah Allah yang disampaikan melalui nabi dan
Rasul-Nya, maka meyakini apa yang terdapat dalam hadist merupakan iman kepada Rasul Allah. Namun sebelum mengamalkan apa yang
dianjurkan dalam hadist, sebaiknya kita dapat memilah atau memahami makna hadist sesuai dengan nurani dan pikiran yang jernih, agar terhindar
dari taklid.
e. Iman Kepada Hari Akhir
Yang dimaksud iman kepada hari akhir ialah meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah telah menetapkan hari akhir sebagai tanda akhir
dari kehidupan di dunia dan awal dari kehidupan di akhirat. Dijelaskannya oleh Allah mengenai hari akhir dalam Al-qur`an bertujuan agar manusia
beriman kepada Allah dan hari akhir, karena manusia akan bertemu Allah, dan manusia pasti akan mati, karenanya manusia jangan lengah, lupa diri,
jangan terpesona dengan kehidupan dunia yang temporal dan menipu, manusia jangan mempertuhankan harta, karena harta tidak dapat menolong
pemiliknya dari siksa Allah di hari akhirat. Adapun dialog novel yang mengandung iman kepada hari akhir dapat dibaca dari cuplikan novel
sebagai berikut : “Allah begitu mencintainya hingga tak sabar memanggilnya kembali.”
Kutipan di atas, diambil dari dialog seseorang ketika mendengar bahwa khudori telah meninggal. Pada dasarnya kematian seseorang pun
61
dapat dikatakan sebagai hari akhir „shugra‟ atau kecil. Maka meyakini adanya hari akhir yang telah ditentukan oleh Allah merupakan kemutlakan
setiap muslim sebagai langkah penyempurnaan keimanan kepada Allah dan hari akhirnya.
f. Iman Kepada Qadha dan Qadar