Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menyikapi perkembangan zaman saat ini, media dan strategi dalam berdakwah juga mengalami kemajuan yang prospektif. Berdakwah saat ini, tidak harus dengan cara menggurui apalagi mendoktrin secara paksa. Dakwah merambah ke berbagai aspek kehidupan, karena itu media dan sarananya pun beragam. Kini seorang da`i tidak hanya mengandalkan dengan cara berdiri di atas mimbar kemudian berpidato atau berkhutbah begitu saja, namun ada banyak cara lain yang bisa dijadikan alternatif, tergantung objek dakwahnya. Remaja atau anak muda yang dikenal gemar dengan seni musik, tentu akan lebih mudah didekati dengan syair-syair lagu yang indah dan menyentuh. Para ilmuwan akan tergetar hatinya dengan pendekatan mikro terhadap alam ciptaan-Nya. Para ekonom dan akuntan akan terpesona dengan penjelasan rinci ”hitung-hitungan” yang ada dalam Al-Qur`an; tentang mengapa riba diharamkan, kemudian jual beli dihalalkan dan sedekah dianjurkan. Namun apapun media, sarana dan strategi yang dipilih oleh para da`i dan da`iyah tetap berpedoman pada dalil Al-Qur`an sebagai berikut: ̃ 2 Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf 1 dan mencegah dari yang mungkar ; merekalah orang- orang yang beruntung.” Q.S. Ali `Imron:104 Begitu pula dengan adanya perintah membaca dalam Al-Qur`an seperti yang tertera dalam Q.S. Al-`Alaq:1-19 menjelaskan tentang pentingnya arti tulisan dan fungsi membaca bagi manusia. Maka bagi para juru dakwah hendaknya mampu berdakwah dengan lisan dan tulisan. Namun demikian, di antara sekian banyak pilihan sarana dakwah, salah satu yang mulai diperhitungkan adalah sastra. Seperti yang dikatakan oleh Abdul Razak dalam bukunya Adakah Bangsa Dalam Sastra menyatakan bahwa sebenarnya berdakwah secara tidak langsung melalui sastra sudah pernah dilakukan oleh orang-orang terdahulu. Ulama-ulama serta para sufi terdahulu tidak terhitung banyaknya yang mendedikasikan diri untuk menyampaikan pesan dakwahnya melalui sastra atau puisi, di antaranya seperti : Robiatu Al- Adawiyah, Jalaluddin Al-Rumi, Ibnu Arabi, dan Hamzah Fansuri. Semua tokoh di atas sangat berperan dalam pengembangan sastra khususnya sastra Indonesia, karena selain dijadikan rujukan dan bahan diskusi juga dijadikan sebagai media dakwah. 2 Pamusut Eneste menyatakan dalam bukunya Buku Pintar Sastra Indonsia bahwa ada banyak hal yang dapat dipelajari dari karya sastra. Masalah yang diperbincangkannya dapat meluaskan pengalaman seseorang 1 “Ma`ruf”, segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah, sedangkan “Munkar” ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya. 2 Abdul Rozak Zaidun Dedi Sugono, Adakah Bangsa Dalam Sastra, Jakarta : Progres bekerja sama dengan Pusat Bahasa Dep-Nas, 2003, h. 124. 3 dari sudut sosial, budaya, politik, ekonomi, sejarah, agama, seni, bahkan filsafat. Tokoh-tokoh yang ditemui disana juga diperkenalkan kepada para pembaca pada keluasan kemungkinan pengenalan hidup manusia, apakah itu dilihat dari keragaman wataknya, kualitas perkembangannya, tenaga dan pekerjaannya, serta harapan dari impian-impiannya. Tidak ketinggalan pula cara pengungkapan karya sastra juga dapat membangun kehalusan budi dan mengembangkan perasaan para pembaca. Mendidik untuk bertoleransi dan berempati, dan karena pengalaman itu secara perlahan membentuk seseorang menjadi manusia yang lebih manusiawi. 3 Adapun Terry Eogleton menjelaskan dalam bukunya Teori Sastra Sebuah Pengantar Komprehensif, bahwa secara umum bentuk karya sastra terbagi tiga, yaitu puisi, prosa, dan drama. Masing-masing bentuk karya sastra tersebut memiliki ciri khas sebagai pembedanya. Salah satu bentuk karya sastra yang berbentuk prosa adalah novel. 4 Novel merupakan cerita prosa tentang kehidupan manusia seperti halnya cerpen dan roman. Perbedaannya novel memiliki cerita lebih panjang daripada cerpen, tetapi isinya lebih terbatas daripada roman. 5 Sikap novel yang mampu mengubah sikap hidup seseorang tentunya merupakan sarana yang efektif untuk kegiatan berdakwah, karena pada intinya kegiatan dakwah dimaksudkan untuk merubah perilaku yang buruk menjadi perilaku yang baik dan hal itu tidak hanya bisa dilakukan melalui mimbar- 3 Pamusut Eneste, Buku Pintar Sastra Indonesia, Jakarta: Kompas, 2001, edisi ke-3 4 Terry Eogleton, Teori Sastra Sebuah Pengantar Komprehensif, Yogyakarta dan Bandung: Jalasutra, 2006, cet. Ke-1, h. 1-2 5 Terry Eogleton, Teori Sastra Sebuah Pengantar Komprehensif, hal 1-2 4 mimbar masjid, tulisan-tulisan di koran atau tempat-tempat formal keagamaan yang lain tetapi dakwah juga bisa dilakukan melalui dunia sastra yang mempunyai efek lain kepada para pembacanya. Menurut penjelasan Burhan Nurianto dalam bukunya Teori Pengkajian Fiksi, Bahwa dalam karya sastra yang berbentuk novel tidak lepas dari latar belakang pengarangnya apabila pengarang tersebut adalah seorang muslim, sangat besar kemungkinan untuk menyampaikan pesan moral yang terkandung dalam ajaran agamanya baik peristiwa yang dialaminya sendiri ataupun satu peristiwa yang sedang berlangsung. 6 Jika mengingat sederetan novelis wanita ternama, seperti Helvi Tiana Rosa, Asma Nadia, dan Pipit Senja, yang selalu mengukir karya tulisannya dengan cerita-cerita yang berpesan moral serta bernuansa Islami, Pun tak kalah menarik seorang penulis wanita yang hampir seluruh karya tulisnya bercirikan memperjuangkan hak-hak perempuan ,menyuarakan kesetaraan gender, namun konsisten dan setia pada ajaran-ajaran Al-Qur`an dan Hadist sebagai pedoman ialah Abidah El-Khalieqy. Abidah dikenal sebagai penulis sekaligus aktifis dalam beberapa forum perempuan dan dunia sastra yang lahir dari didikan pesantren. Selepas dari Madrasah Ibtidaiyah, ia melanjutkan sekolahnya di Pesantren Putri Modern PERSIS, Bangil, Pasuruan. Di pesantren inilah ia mulai mengasah bakatnya dalam menulis puisi dan cerpen dengan nama Idasmara Prameswari, Ida Arek Ronopati, Atau Ida Bani Kadir. 6 Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi Jogjakarta : Gajah Mada University Press, 1995, h.322. 5 Penulis novel kelahiran Jombang, 01 Maret 1965 ini, Juga dikenal sebagai perempuan penyair nasional yang cukup kuat dengan sajak-sajak religiusnya. Cita rasa bahasa yang puitis sangat mempengaruhi dalam menulis fiksi. Tidak berlebihan jika ia dianggap sebagai salah seorang novelis terbaik di Indonesia. Novel-novelnya bahkan dapat dinilai sebagai puncak sastra Islami – bukan fiksi pop Islami. 7 Beberapa waktu yang lalu salah satu hasil karya tulis Abidah yang berjudul Perempuan Berkalung Sorban sempat menjadi karya sastra bernafaskan Islam yang menuai banyak kontroversi serta aksi protes dari berbagai elemen Islam, pengamat seni sastra, bahkan penikmat novel dan film. Sebab cerita novel yang diangkat Hanung Bramantyo sebagai judul film tersebut, dianggap telah memberikan citra yang buruk terhadap Islam sehingga dapat meresahkan masyarakat awam, Begitulah tanggapan dari Imam besar Masjid Istiqlal KH. Ali Mustafa Ya`qub yang diberitakan di berbagai media, mengenai pemutaran film Perempuan Berkalung Sorban yang dapat disaksikan oleh masyarakat luas di berbagai bioskop. 8 Novel ini mengisahkan tentang seorang wanita bernama Anisa lahir dari keluarga pesantren yang kental dengan budaya patriarkat. Disini Anisa hidup untuk memperjuangkan haknya sebagai perempuan yakni dengan menegakkan kesetaraan gender. Tokoh Anisa digambarkan sebagai perempuan muslim yang tidak radikal, tokoh feminis yang mengungkapkan gugatannya 7 Harian Republika, Seni dan Budaya, 13 Juli 2008. hal. 9 8 Indra Yogi , Dibalik Novel „Perempuan Berkalung Sorban‟, artikel diakses pada tanggal 05 februari 2009 dari http:www.sinarharapan.co.idberita040501hib01.html pada pukul 18.30 WIB 6 tidak dengan amarah, bersifat plural dan terbuka, namun berani mengkritisi dunia lelaki, yakni dunia patriarki. Dalam novel ini juga menceritakan tentang pembelaan terhadap pemilikan tubuh dan hak-hak reproduksi perempuan. Sebab menurut Abidah sebagai penulis novel, meskipun telah banyak orang yang berbicara soal gender, baginya hanyalah berbicara di ruang kosong. Realitasnya perempuan banyak mengalami kekerasan, terutama dalam kehidupan rumah tangga dengan beribu wajah dan bentuknya, seperti yang digambarkan melalui novelnya. 9 Disini juga dikisahkan sosok Khudori yang hadir sebagai seseorang yang amat dikagumi oleh Anisa. Ia lelaki berpengetahuan luas, menguasai kitab kuning, berpikir moderat dan rasional. Ia selalu menafsirkan agama dari sudut pandang substansi, bukan formalisme agama. Namun atas dasar kekuasaan ayahnya, Anisa pun dijodohkan dengan Samsudin, anak seorang kiyai ternama kawan lama ayahnya. Lelaki yang baru dikenalnya satu jam sebelum ijab kabul itu, ternyata baru diketahui setelah menikah bahwa ia memiliki kepribadian ganda. Kekerasan dalam rumah tangga harus dirasakan Anisa, ketika sosok Khudori yang selama ini jadi panutannya berada di luar negeri untuk melanjutkan studi, Anisa seperti kehilangan arah namun ia tetap tegar dalam menghadapi cobaan ini. Sekian lama akhirnya Khudori kembali ke Indonesia dan membantu Anisa untuk menyelesaikan sekelumit masalah rumah tangganya, dan akhirnya 9 Wawancara dengan Abidah El Khalieqy melalui Email di: „elkhalieyyahoo.com‟, pada tanggal 26 Juli 2009, pkl. 10.25 WIB. 7 Anisa merasakan bahagia setelah menikah dengan Khudori. Namun tak lama dari lahirnya buah hati mereka, Khudori mengalami kecelakaan sehingga Anisa pun harus kehilangan sosok yang amat dicintainya. Novel yang diangkat sebagai film keluarga ini, dipenuhi dengan nilai pesan gender, moral, budaya dan agama yang syarat makna. Namun yang lebih menariknya lagi, novel ini telah menuai banyak kontroversi dari kalangan para ulama dan pengamat seni. Untuk itu peneliti sangat tertarik untuk mencari dan meneliti isi pesan dari novel Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah El-Khalieqy tersebut yang di dalamnya banyak mengandung unsur ilmu pengetahuan dan pelajaran baik secara Aqidah, Akhlak, maupun Syariah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peneliti memilih untuk mengangkat judul penelitian yaitu “Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Novel Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah El- Khalieqy ”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah