51
dalam struktur
pemahaman masyarakat.
Selama ini
perempuan dininabobokkan  oleh  pandangan  bahwa  perempuan  ada  di  balik  kesuksesan
suami.  Akibatnya,  perempuan  bergantung  sepenuhnya  dibawah  ketiak  laki- laki tanpa mau mengambil peran penting dalam wilayah publik.
8
E. Profil Penulis Novel Perempuan Berkalung Sorban Abidah el-Khalieqy
Abidah  El-Khalieqy,  yang  akrab  disapa  mba  Ida  ini  merupakan seorang  novelis  perempuan  kelahiran  Jombang,  1  Maret  1965.  Selepas  dari
Madrasah  Ibtidaiyah,  ia  melanjutkan  sekolahnya  di  Pesantren  Putri  Modern PERSIS,  Bangil,  Pasuruan.  Di  pesantren  inilah  ia  mulai  mengasah  bakatnya
dalam menulis puisi dan cerpen dengan nama Idasmara Prameswari, Ida Arek Ronopati,  atau  Ida  Bani  Kadir,  sehingga  ia  meraih  prestasi  sebagai  juara
Penulisan Puisi Tingkat Tsanawiyah Pesantren pada tahun 1979-1980. Setelah melanjutkan sekolahnya di  Madrasah Muhammadiyah Klaten,
Abidah  memperoleh  ijazah  persamaan  dari  Madrasah  Muhamadiyah,  dan ketika itu pula ia menjadi juara Penulisan Puisi Remaja se-Jawa Tengah pada
tahun 1984. Anak  ke  empat  dari  tujuh  bersaudara  ini  dikenal  sebagai  penulis
sekaligus  aktifis  dalam  beberapa  forum  perempuan  dan  dunia  sastra,  sudah sejak lama mba Ida menyerukan kesetaraan gender dan hak-hak reproduksi di
setiap  kegiatannya,  hal  ini  terbukti  ketika  ia  melanjutkan  pendidikannya  di Fakultas  Syariah  IAIN  UIN  Sunan  Kalijaga  Yogyakarta,  Jurusan  Pidana
8
Najlah, Otonomi Perempuan, Malang: Bayu Media Publishing, 2005,h.6
52
Perdata  Islam pada tah un 1990, ia pun mengangkat judul skripsi “Komoditas
Nilai Fisik Perempuan dalam Perspektif Hukum Islam”. Sejak  kuliah  di  Jogja,  mba  Ida  selalu  aktif  dalam  berbagai  kegiatan
diskusi  dan  advokasi  masalah-masalah  perempuan.  Mba  Ida  mengaku  dari aktifitas  itu  ada  banyak  peristiwa  dan  fakta  diskriminasi  terhadap  perempuan
yang tersimpan dalam memorinya, namun masalah itu muncul begitu saja ke dalam  karya-karyanya.  Banyak  para  pengamat  sastra  yang  juga  memandang
bahwa  karya-karya  sastra  Abidah  selalu  memiliki  alur  cerita  yang  menarik dengan mengangkat berbagai permasalahan kesetaraan gender, maka dari sini
mba  Ida  semakin  yakin  untuk  terus  menggali,  menemukan  dan  menawarkan alternatif  pemikiran  tentang  masalah  perempuan,  isu  gender  dan  hak-hak
reproduksi melalui karya sastra. Setelah  melakukan  Studi  Perempuan  Independen  pada  tahun  1992,
Abidah  akhirnya  dipinang  oleh  sang  suami  yakni  Hamdy  Salad  yang  juga berprofesi  sebagai  penyair,  pekerja  teater  dan  dosen  di  beberapa  perguruan
tinggi.  Dan  kini  mereka  dianugrahi  3  orang  anak  yang  sholeh  dan  sholehah, mereka  adalah  Jauhara  Nadvi  Azzadine  Zadin,  15  th;  Geffarine  Firdaws
Geffa, 13 th;  dan Zahida Aine Hawwa Ain, 8 th. Adapun  rangkaian  prestasi  yang  pernah  diraih  oleh  Abidah  adalah
sebagai  berikut:  Juara  Penulisan  tingkat  Tsanawiyah  Pesantren  19791980, Juara Penulisan Puisi Remaja se-Jawa 1984, Memperoleh Penghargaan Seni
dari  pemerintah  propinsi  DIY  1998,  Pemenang  Lomba  Penulisan  Novel Dewan Kesenian Jakarta 2003, Dinobatkan sebagai tokoh “10 Anak Zaman
53
Menerobos Batas”, Majalah As-Syir‟ah 2004, Memperoleh IKAPI dan Balai Bahasa  Award  2008,  Memperoleh  Adab  Award  dari  Universitas  Islam
Negeri Sunan Kalijaga 2009. Serta  segudang  aktifitas  yang  pernah  dijalaninya  antara  lain:   Study
dan Apresiasi  Sastra Yogyakarta 1985-1989, Teater Eska sejak tahun 1987, Forum  Pengadilan  Puisi  Yogyakarta  1986-1988,  Kelompok  Diskusi
Perempuan  Internasional 1988-1989, Asian Pacific Forum  on Women, Law and Development 1989, Baca puisi di Taman Ismail Marzuki Jakarta 1994
dan 2000, ASEAN Writers Conference, Manila, Philipina 1995, Pendamping Kreatif Majlis Sastra Asia Tenggara 1997, Baca puisi di Sekretariat ASEAN
1998,  Konferensi  Perempuan  Islam  se  Asia-Pasifik  dan  Timur  Tengah 1999,  Apresiasi  Sastra  Keliling  Indonesia,  Yayasan  Indonesia  dan  Ford
Fondation 2000-2005, Narasumber Pertemuan Sastrawan Melayu -Nusantara 2005,  Narasumber  Sastra  dan  Agama  di  Kedutaan  Kanada  2007,
International Literary Biennale 2007, Jakarta Internationale Literary Festival 2008.
Berikut  adalah  nama-nama  buku  yang  sudah  diterbitkan  oleh  Abidah sendiri:  Ibuku  Laut  Berkobar  puisi,  1997,  Menari  Di  Atas  Gunting  cerita
pendek, 2001, Perempuan Berkalung Sorban novel, 2001, Atas Singgasana novel,  2002,  Geni  Jora  novel,  2004,  Mahabbah  Rindu  novel,  2007,
Nirzona novel, 2008, Mikraj Odyssey cerita pendek, 2009. Dan  adapula  buku-buku  antologi  bersama  Abidah,  diantaranya  ialah:
Ibuku  Laut  Berkobar  puisi,  1997,  Menari  Di  Atas  Gunting  cerita  pendek,
54
2001,  Perempuan  Berkalung  Sorban  novel,  2001,  Atas  Singgasana  novel, 2002,  Geni  Jora  novel,  2004,  Mahabbah  Rindu  novel,  2007,  Nirzona
novel, 2008, Mikraj Odyssey cerita pendek, 2009.
9
9
Wawancara pribadi
dengan Abidah
El Khalieqy
melalui email
di „elkhalieqyyahoo.com‟, pada tanggal 26 Juni 2009.
55
BAB IV ANALISIS ISI PESAN DAKWAH