2. Waktu Penyiaran Program Samara off air
Program Samara adalah program dakwah yang dimiliki Radio Dakta 107 FM yang diharapkan dapat memberikan kontribusinya dalam membentuk
keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah di kalangan masyarakat. Program Samara
off air berupa kajian dilaksanakan pada minggu ke-2 tiap bulannya pukul 09.00-11.00 WIB di halaman Kantor Radio Dkata, Jl. Griya
Agus Salim no.77 Bekasi , sedangkan program Samara off air berupa
konsultasi dilaksanakan kapan saja, baik setelah kajian Samara off air
maupun diluar waktu kajian Samara off air.
71
71
Ibid
BAB IV. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG EFEKTIVITAS PROGRAM
SAMARA RADIO DAKTA 107 FM BEKASI A.
Faktor Pendukung Format Program Samara
Format merupakan konseptualisasi dari sebuah perencanaan dalam stasiun radio. Format berfungsi sebagai urutan atau rangkaian acara yang akan
disiarkan oleh radio. Pra produksi format merupakan kebijakan dalam perencanaan program acara. Kebijakan stasiun radio dalam menjalankan
program acara yang bersifat susunan acara rundown. Kebijakan ini
dilaksanakan pada saat siaran berlangsung. Tidak semua rencana dilaksanakan saat
on air karena dipengaruhi oleh keberadaan narasumber dan hambatan lainnya. Maka, diperlukan evasluasi dalam setiap pelaksanaan program
on air. Berdasarkan teori dan olah data dari tiga rekaman. Dimulai dari
pembahasan berikut ini: Ketiga rekaman tersebut menjelaskan bahwa terbagi empat segmen dalam
dua jam siaran pada program Samara on air. Segmen pertama1, pada segmen
ini pembukaan dimulai dengan memutarkan sounder lagu dari grup Nasyid
Gradasi dengan judul “Kupinang Engkau dengan al-Qurán”. Kemudian, pembukaan oleh penyiar dengan menyapa pendengar dengan panggilan
rekan dakta dan melakukan lead mengenai tema yang akan dikaji dan tease, yaitu
memanggil pendengar. Menyapa narasumber yang sudah berada di studio, serta mempersilahkan narasumber untuk memberikan prolog1. Prolog1 yang
disajikan merupakan kasus masyarakat dari program off air konsultasi.
Segmen kedua 2, penyiar dan narasumber berdialog prolog2 atau tanya jawab mengenai prolog yang disampaikan oleh narasumber sebelumnya dan
juga membahas kasus-kasus yang terjadi pada masyarakat. Hal ini merupakan pendalaman materi dari prolog1.
Segmen ketiga 3, segmen ini, tim produksi membuka layanan interaktif bagi pendengar
rekan dakta yang ingin bergabung dengan memberikan pertanyaan ataupun tanggapan mengenai pembahasan sebelumnya. Dengan
menggunakan beberapa media seperti telepon, pesan singkat atau SMS, dan facebook. Pada segmen ini, tim produksi membuka layanan telepon terlebih
dahulu. Sedangkan, segmen keempat 4, tidak jauh berbeda dengan segmen
ketiga. Karena segmen ketiga dan keempat merupakan segmen khusus bagi pendengar yang ingin bergabung melalui layanan interaktif tanya jawab
dengan SMS dan facebook. Tidak ada umpan balik dari pendengar. Kemudian, kesimpulan dan penutup.
72
Penggunaan lagu sounder merupakan permintaan dari narasumber untuk lebih memberikan warna dan karakter pada program Samara.
73
Adapun iklan yang menjadi jarak antara segmen satu dengan segmen yang lainnya
merupakan iklan produk-produk lembaga Islam yang bekerjasama dalam menyiarkan Islam dan juga melibatkan jasa narasumber di Radio Dakta.
72
Rekaman Format Program Samara on air. Lihat di lampiran
73
Wawancara dengan Ustad Anwar Anshari Mahdum. Selaku Narasumber Program
Samara. Bekasi: 25 Februari 2011
Berdasarkan tiga rekaman format siaran Program Samara Dakta dapat disimpulkan bahwa secara umum format yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Table 4.1 Format Siaran Program Samara Secara Umum
Segmen Strategi Priming
Ket. Menit
Segmen ke-1 Sounder Lagu nasyid dari Gradasi
25 detik Pembukaan
Sapa pendengar 5 menit
Tease Publikasi
dan memanggil
pendengar Prolog 1
Kasus-kasus konseling
off air 10 menit
Dialog penyiar dan narasumber prolog 2
Skrip kasus 15 menit
Tease Tetap dalam program Samara 10 detik
Iklan 4 iklan
5 menit Jingle
Radio Dakta 107 FM 6 detik
Adlibs Berita ungkapan
2 menit Segmen ke-2 Sounder
Lagu nasyid dari Gradasi 25 detik
Tease Layanan interaktif
10 detik Dialog penyiar dan
narasumber prolog 2 Kasus problematika keluarga
15 menit Tease
Tetap dalam program Samara 10 detik Iklan
4 iklan 5 menit
Jingle Radio Dakta 107 FM
6 detik Adlibs
Berita ungkapan 2 menit
Segmen ke-3 Sounder Lagu nasyid dari Gradasi
25 detik Tease
Layanan interaktif 10 detik
Dialog pendengar dan narasumber
tanya jawab 1
Telepon 20 menit
Tease Tetap dalam program Samara
10 detik Berita+sponsor berita
Dalm negeri dan luar negeri 4 menit
Iklan 4 iklan
5 menit Jingle
Radio Dakta 107 FM 6 detik
Adlibs Berita ungkapan
2 menit Segmen ke-4 Sounder
Lagu nasyid dari Gradasi 25 detik
Tease Layanan interaktif
10 detik Dialog pendengar dan
narasumber tanya
jawab2 SMS, facebook dan telepon
22 menit
Kesimpulan Ringakasan
1 menit Penutup
Lagu nasyid “Kupinang Engkau dengan al-
Qurán” 1 menit
Armawati Arbi, menemukan dan mengelompokkan hasil penelitian ke dalam tipe format menjadi dua, yaitu tiga tipe Format Dialog dan dua tipe
Format Pendakwah Menjawab. Tipe format Dialog terbagi menjadi tiga kelompok: a Narasumber dan Pendengar, b Penyiar dan Pendengar dan c
Pendengar dan Pendengar. Sedangkan format Pendakwah Menjawab terbagi menjadi dua kelompok: a format Pendengar Bertanya dan Pendakwah
Menjawab, tanpa Umpan Balik dan b format Pendengar Bertanya dan Pendakwah Menjawab, dengan Umpan Balik Tertunda.
74
Berdasarkan temuan di atas, format Program Samara menggunakan dua tipe format, yaitu a format dialog antara penyiar dan narasumber sebagai
fragmen di Radio SPFM dan bformat Pendengar Bertanya dan Pendakwah Menjawab dengan multimedia, Tanpa Umpan Balik di Radio Bens dan skrip
solusi. Kelebihan format Radio SPFM yakni, memudahkan pendengar untuk
memahami pesan yang disampaikan narasumber. Kelemahannya narasumber harus mempersiapkan rekaman drama sesuai dengan kasus yang akan
dianalisis.
75
Sedangkan kelebihan menggunakan format Radio Bens , yakni Pendengar bertanya Pendakwah menjawab tanpa umpan balik ialah
memberikan ruang dan waktu yang cukup banyak kepada pendengar untuk mengajukan pertanyaan. Kelemahannya, banyak SMS yang dijawab oleh
74
Armawati Arbi, Dakwah Melalui Radio: Konstruksi Radio Dangdut Jakarta Atas
Realitas Problem Keluarga. Disertasi Program Pascasarjana IAIN Sunan Ampel. Surabaya. 2010
75
Ibid, h. 279-280
narasumber sehingga pembahasannya melebar dan tidak berfokus pada satu tema.
76
Table 4.2 Format Program Samara
Priming Format
Prolog 1 Skrip kasus hasil konsultasi
off air mengenai tidak merasakan cinta dalam rumah tangga
Prolog 2 Pendalaman materi secara dua arah dialog
Tanya-jawab multimmedia 1 Tanya jawab dengan media telepon
Tanya-jawab multimedia 2 Tanya jawah dengan media SMS dan Facebook
Kesimpulan Hasil dari pembahasan
Berdasarkan table di atas, dapat disimpulkan tipe format program Samara adalah format Prolog Skrip Kasus, Prolog Pendalaman Dua Arah, dan Tanya
Jawab Multimedia. Kelebihan format Prolog Skrip Kasus, Prolog Pendalaman Dua Arah, dan
Tanya Jawab
Multimedia adalah
memudahkan narasumber
untuk menyampaikan pesan atau informasi dengan menggunakan skrip kasus,
membingkai narasumber sebagai pendakwah yang ahli dibidang keluarga dengan segala kasus yang dihadapi, dan mempermudah pendengar untuk
berpartisipasi melalui beberapa media yang di sediakan oleh tim produksi. Kelemahan format tersebut adalah waktu untuk pendengar lebih sedikit
dibandingkan narasumber. Batasan waktu untuk menerima telepon dan membacakan SMS dan facebook sangat terbatas, sehingga tidak banyak SMS
atau facebook yang dibacakan. Kesempatan untuk pendengar sangat kecil dibandingkan narasumber.
76
Ibid, h. 295
Format prolog skrip kasus terdapat pada segmen kesatu 1. Pada segmen ini narasumber memberikan informasi dan memberikan penjelasan dengan
menampilkan kasus-kasus masyarakat saat konsultasi secara off air. Kasus-
kasus tersebut dijadikannya sebagai bahan informasinya supaya pendengar dapat memahami dengan mudah.
Format prolog pendalaman dua arah dilakukan pada segmen kesatu 1, setelah prolog skrip kasus, dan juga pada segmen kedua 2. Keaktifan penyiar
untuk menanyakan lebih dalam prolog yang disampaikan narasumber dengan menanyakan fenomena yang ada di masyarakat. Sifatnya tanya-jawab, penyiar
bertanya dan narasumber menjawab. Tujuan penggunaan format ini adalah membantu narasumber untuk aktif berbicara, dan membantu narasumber untuk
menyampaikan pesan secara terstruktur.
77
Sedangkan format tanya jawab multimedia, diposisikan disegmen ketiga 3 dan keempat 4. Pendengar berpartisipasi untuk menanyakan permasalahan
yang dihadapi dengan menggunakan media yang disediakan oleh tim produksi, yaitu telepon, SMS, dan facebook. Disegmen ketiga 3, penyiar membuka
layanan interaksi telepon dari 5 penelpon pertama. Kelima penelpon tersebut berhak mengajukan pertanyaan atau pernyataan. Dijawab oleh narasumber
secara bertahap. Tidak ada umpan balik dalam format ini. Pendengar hanya dapat bertanya, tidak bisa langsung merespon pernyataan narasumber.
Jadi, format yang digunakan dalam program Samara adalah format Prolog Skrip Kasus, Prolog Pendalaman Dua Arah, dan Tanya Jawab Multimedia.
77
Wawancara dengan Ustad Anwar Anshari Mahdum. Selaku Narasumber Program
Samara. Bekasi: 25 Februari 2011
Dengan berorientasi pada narasumber dan menggunakan beberapa media sebagai alat penghubung tim produksi dengan pendengarnya.
B. Faktor Pendukung Pesan Program Samara
Faktor-faktor pendukung efektivitas pesan pada program Samara adalah sebagai berikut:
1. Urutan Pesan
Berdasarkan tiga rekaman yang penulis gunakan untuk mengetahui urutan pesan yang disampaikan narasumber pada program Samara, dapat dilihat dari
ketiga teks berikut: Teks pertama 1, yang bertemakan “Mahligai Cinta Rumah Tangga”,
narasumber menyampaikan pesannya dengan menggunakan pola deduktif
sebagai urutan pesannya. Dalam teks pertama, cinta dalam rumah tangga yang menjadi gagasan
utama. Tujuan dari tema tersebut ialah bagaimana agar cinta dalam rumah tangga terus terbangun. Maka, narasumber menjelaskan hakikat cinta dengan
tingkatan-tingkatan cinta yang diungkapkan Abdullah Hasyim Urwan. Seperti berikut”
… Biduk rumah tangga ini juga harus kita bangun dengan cinta kepada Allah, cinta kita kepada Rasulullah, cinta kita kepada hal-hal yang
sangat penting dalam hidup seperti jihad fi sabilillah. Kalau kita bicara cinta seperti yang dikatakan Abdullah Hasyim Urwan, dia pakar tarbiyah
Islam. Dia mengatakan cinta itu ada 3 tingkatan : yang pertama yang paling tinggi yang harus kita berikan
kepada Allah, Rasulullah dan Jihad fi sabilillah. Kemudian dalam tingkatan yang menengah, cinta kepada
istri,anak, keluarga, kepada anak-orang tua, kepada suami-istri, harta benda, kekuasaan, cinta pada tingkatan menengah. Dan itu tidak
disalahkan. Yang ketiga adalah cinta pada tingkatan terendah, apa hakikat
cinta yang rendah ini, ketika mencintai istri, mencintai anak, dan lainnya
itu lebih kita cinta daripada cinta kita kepada Allah ….
78
Gagasan utama pada teks ini adalah tiga tingkatan yang digambarkan oleh Abdullah Hasyim Urwan dalam hakikat cinta secara Islam. Narasumber
mengemasnya untuk menjadi suatu perhatian yang penting dalam rumah tangga sehingga dapat mencapai keluarga atau rumah tangga yang idaman.
Rumah tangga yang idaman, dilengkapi dengan adanya cinta, pemahaman antara suami-istri yang seimbang, sikap percaya antar keduanya, dan
terpenuhinya kebutuhan seks. Disini, narasumber menjelaskan hal-hal penunjang hadirnya rumah tangga yang bahagia dengan memenuhi komponen
tersebut, yaitu cinta, pasangan yang seiman, kepercayaan, dan seksualitas. Hal ini dijelaskan dalam dialognya dengan penyiar, sebagai berikut:
Penyiar :
Bagaimana kalau misalkan ada seseorang terutama ikhwan yang ingin menyatakan pada calon istrinya bahwasanya modal kita
dalam berumah tangga ini cukup dengan cinta?
Narasumber
: … Rumah tangga yang tepat memberikan porsi cinta insya allah akan memberikan kedudukan yang bagus. Tapi memang cinta juga
tidak cukup, paling tidak kalau kita menginginkan tips-tips bahagia itukan memerlukan komponen-komponen yang lain. Jadi, cinta ini bukan satu-
satunya syarat dalam rumah tangga bahagia, tapi dia memiliki peran penting membangun keluarga yang lebih bahagia dan lebih baik. Kedua
selain cinta yang hadir untuk memposisikan keluarga kita agar lebih baik adalah kesamaan fikroh, dalam artian orang-orang yang betul-betul
seiman… Dan kemudian selain seiman yang menjadi ujung tombak dalam rumah tangga itu yaitu antara suami-istri harus ada kepercayaan yang kuat.
Tanpa adanya saling percaya antara suami-istri perjalanan rumah tangga
tidak berjalan mulus … Kalau sudah saling percaya maka akan menyatukan pemikiran kita, fikroh kita. Mungkin juga untuk meraih
kebahagaian itu perlu bukti. Jadi, sebelumnya harus ada bukti dalam menungkapkan cinta kepada orang yang dicintai. Maka dalam rumah
tangga diperlukan bukti, salah satu buktinya adalah tingkat seksualnya.
79
78
Rekaman Siaran Program Samara on air, Mahligai Cinta Rumah Tangga. 10 Januari
2011, prolog1.
79
Rekaman prolog 2 narasumber Siaran Program Samara on air,Mahligai Cinta Rumah
Tangga. 10 Januari 2011.
Jadi, urutan pesan pada teks pertama ini adalah urutan pesan dengan pola deduktif, yang menjelaskan terlebih dahulu cinta rumah tangga dengan
tingkatan-tingkatan cinta yang merupakan gagasan utamanya. Kemudian dilengkapi dengan komponen rumah tangga, bukti kasus masyarakat, dan
sampai pada posisi kesimpulan. Sedangkan pesan tersebut mengandung dua sisi, yaitu sisi positif dan negatif.
Pada teks kedua, “Meredam Api Cemburu”, mulai dijelaskan oleh narasumber dengan memberikan penjelasan mengenai pemahaman cemburu.
Setelah menjelaskan apa itu cemburu dan seperti apa cemburu, kemudian narasumber melanjutkannya dengan, bagaimana meredam kecemburuan
tersebut. Jadi, gagasan utama dari tema ini adalah mengatasi cemburu agar tidak menjadi konflik perpecahan rumah tangga.
Kecemburuan ini merupakan sifat yang wajar, wajar sekali ya. Apalagi jika salah satu pihak, entah istri maupun suami, dan ini
merupakan suatu perasaan yang sangat rasional sebetulnya. Walaupun banyak orang yang menyatakan cemburu itu adalah sifat yang tidak
rasional, “ngapain sih harus cemburu, nagapain sih harus cemburu”. Tapi faktanya memang dilapangan kecemburuan inilah yang sering kali yang
menghadirkan persoalan-persoalan yang lebih besar. Dan kita temukan bahwa proses hubungan kekeluargaan dan terjadi berbagai permasalahan
dan problema sampai pada tingkat perceraian itukan merupakan penyebab
dari kecemburuan… Bagaimana menyikapi kecemburuan itu, sebab keluarga-keluarga, jangankan keluarga-keluarga kita ya, keluarga Nabi
pun, istrinya Rasulullah banyak yang cemburu, termasuk juga maaf kalau kita bicara dalam siroh tentang Aisyah yang sangat cemburu dan cemburu
beliau sangat amat wajar.
80
Potret Aisyah RA yang cemburu kepada Rasulullah SAW karena selalu
mengingat Khadijah RA, istri pertamanya yang sudah meninggal, membuatnya sangat cemburu. Inilah yang dicontohkan narasumber diawal
80
Rekaman prolog 1 Siaran Program Samara on air, Meredam Api Cemburu. 17 Januari
2011.