Teknis Penulisan Sistematika Penulisan

BAB II. KAJIAN TEORI

A. Format Program Radio

Radio merupakan salah satu jenis media massa mass media, yakni sarana atau saluran komunikasi massa channel of mass communication, seperti hal suratkabar, majalah atau televisi. Ciri khas radio adalah auditif, yakni dikonsumsi telinga atau pendengaran. 12 Medi a radio dipandang sebagai “kekuatan kelima” the fifth estate setelah lembaga eksekutif pemerintah, legislative parlemen, yudikatif lembaga peradilan, dan pers atau surat kabar. Disebut kekuatan kelima karena dianggap sebagai “adiknya” suratkabar. Yang menjadikan radio sebagai kekuatan kelima karena radio memiliki kekuatan langsung, tidak mengenal jarak dan rintangan, dan memiliki daya tarik sendiri seperti kekuatan sauara, musik, dan efek suara 13 . Stasiun penyiaran radio komersial dalam upaya mengoptimalkan pendapatannya berawal dari target dan perolehan pendengar. Data pendengar yang diperoleh dijadikan dasar untuk melakukan promosi oleh pengiklan, selanjutnya memberi slot waktu penyiaran radio tersebut. 14 Tujuan program stasiun penyiaran radio komersial adalah untuk menyiarkan atau mengudarakan sesuatu yang bisa menarik perhatian pendengar, kemudian bisa “dijual” kepada para pengiklan. Untuk mengetahui bagaimana membuat program menarik dan mendapatkan pendengar 12 Asep Syamsul M. Romli. Broadcast Journalism. Bandung: Nuansa, 2004, h. 19 13 Ibid, h. 19 14 Harley Prayudha, M. Si. Radio: Suatu Pengantar untuk Wacana dan Praktik Penyiaran. Malang: Bayumedia Publishing, 2005, h. 46 merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam konsep radio- programming dan setara dengan pengembangan format. Misalnya sebuah stasiun penyiaran radio komersial yang berhasil akan menerima dan meraih kelompok pendengar tertentu, maka konsep programming-nya harus memenuhi keinginan yang diharapkan oleh para pendengarnya. 15 1. Format Pengelola stasiun penyiaran radio terlebih dahulu memperhatikan positioning yang dicapai dalam menentukan programming penyiaran radio. Positioning itu sendiri adalah upaya agar pendengar yang ingin diraih sesuai dengan citra yang dikehendaki. Salah satu upayanya adalah membuat format acara yang akan diudarakan kepada pendengar, sehingga antara positioning dan format akan membentuk citra stasiun penyiaran. Format adalah kerangka kerja, konseptualisasi dari sebuah stasiun siaran. Format siaran radio merupakan variasi – sekaligus distributor – program siaran informasi, musik, dan iklan. Setiap radio ,erancang format siarannya untuk target-target tertentu, yaitu: hiburan khalayak, peringkat rating, profesionalisme memproses informasi-auditif, dan memasok persepsi masyarakat akan informasi tertantu, serta merebut perhatian khalayak 16 . Menyusun format, sebaiknya memperhatikan faktor persaingan penyiaran radio, geografis-demografis-psikografis-perilaku-individu dalam jumlah populasi penduduk dan yang paling penting adalah memahami bagaimana 15 Ibid, h. 47 16 Septiawan Santana K. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005, h. 109 peluang periklanan dari positioning dan format stasiun untuk usaha penyiaran radio. 17 Dalam penataan acara, yang akan dihadapi adalah elemen pendukung acara seperti musik, kata-kata, identitas stasiun, iklan, gaya siaran, dan penjadwalan acara sesuai dengan segmen-segmen waktu yang direncanakan. Oleh karena itu, setiap jamnya mengatur elemen-elemen acara yang sudah direncanakan agar tertata dengan baik, dalam kepenyiaran disebut “ Hot Clock ” atau “ Format Wheel”. Kemasan inilah yang nantinya menjadi “roh” penyiaran dengan kemasan produksi yang khas dan beda dari stasiun penyiaran radio lain 18 . Gambar 2.1 “Format wheel at all-news station” Sumber: Joseph R. Dominick, “Dynamics of Mass Commmunication” 17 Harley Prayudha. Radio: Suatu Pengantar untuk Wacana dan Praktik Penyiaran. Malang: Bayumedia Publishing, 2005, h. 47 18 Ibid, h. 48