Perkembangan Pengeluaran Pemerintah ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.8. Perkembangan Pengeluaran Pemerintah

Pengeluaran pemerintah daerah adalah semua pengeluaran kas daerah dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang mengurangi kekayaan pemerintah daerah. Berdasarkan pendekatan kinerja dalam struktur anggaran daerah, pengeluaran daerah dibagi menjadi pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan. Pengeluaran rutin merupakan pengeluaran pemerintah yang konsumtif, sebab pengeluaran ini manfaatnya hanya satu tahun anggaran dan tidak dapat menambah aset atau kekayaan daerah, sedangkan pengeluaran pembangunan merupakan pengeluaran pemerintah yang bersifat produktif, karena pengeluaran ini digunakan untuk membiayai sektor- sektor produktif yang dapat menambah kekayaan daerah. Hal inilah yang membuat pengeluaran pembangunan umumnya disebut sebagai investasi pemerintah. Pada umunya, pengeluaran pemerintah tidak akan mengalami penurunan atau selalu mengalami kenaikan. Kenaikan tersebut terjadi karena adanya pembangunan sarana dan prasarana yang baru serta untuk perawatan asaet – asset yang telah ada. Perkembangan Pengeluaran Pemerintah 25 Kabupaten Kota di Sumatera Utara dapat dilihat dari tabel 4.8 berikut Dari tabel 4.8 tersebut dapat dilihat bahwa pengeluaran pemerintah dari masing – masing kabupaten kota terus mengalami kenaikan dari tahun 2001 – 2007. hal ini tentunya mengindikasikan hal yang positif karena masing – masing kabupaten kota telah dapat memanfaatkan dengan baik biaya yang telah dianggarkan untuk membiayai segala kebutuhan yang dianggap perlu dan penting untuk perkembangan suatu daerah. Dengan adanya peningkatan pengeluaran pemerintah ini tentunya banyak hal yang telah dilakukan untuk perbaikan tiap – tiap daerah, budget yang telah direncanakan untuk pembangunan tiap – tiap daerah dimanfaatkan untuk menyediakan prasarana seperti ; pendidikan, kesehatan, transportasi dan sebagainya. Dengan tujuan Universitas Sumatera Utara tercapai kesejahteraan masyarakat yang lebih tinggi lagi dan budget yang telah disediakan pun akan mencapai sasaran yang dikehendaki. Pengeluaran pemerintah yang paling banyak dimiliki oleh kota Medan sendiri, hal ini tentunya tidak terlalu mengherankan lagi karena pendapatan kota Medan juga relative tinggi sebagai pusat perekonomian di Sumatera Utara sehingga tidak mengherankan apabila dana untuk pengeluaran pemerintah juga besar. Dana yang cukup besar ini memang dimanfaatkan oleh pemerintah kota Medan untuk tujuan – tujuan rasional dengan tetap menjunjung tinggi kesejahteraan masyarakat. Di samping itu sebagai ibukota provinsi Sumatera Utara dan yang mengemban fungsi pusat pertumbuhan ekonomi sekaligus barometer bagi kemajuan pembangunan Propinsi Sumatera Utara, kota Medan juga memerlukan sumber - sumber pembiayaan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan kabupaten kota lainnya di Propinsi Sumatera Utara. Permasalahan lain yang cukup menonjol adalah di bidang pembangunan sosial. Hal ini disebabkan kota Medan memiliki jumlah penduduk yang besar dengan mobilitas sosial yang luas sehingga sering memunculkan masalah – masalah sosial kemasyarakatan yang kompleks. Dari sisi anggaran, masalah – masalah pembangunan tersebut di atas telah menyebabkan semakin signifikannya kebutuhan alokasi belanja yang bersifat bantuan sosial dan keuangan. Berdasarkan masalah-masalah tersebut, prioritas daerah juga diarahkan untuk mendukung penyelenggaraan tugas, fungsi, dan kewenangan pokok pemerintahan daerah secara optimal dalam rangka memperkuat implementasi otonomi daerah. Selanjutnya, berdasarkan keterbatasan dana yang dapat dibelanjakan, maka belanja daerah juga diprioritaskan kepada optimalisasi pelaksanaan fungsi dan tugas pokok seluruh perangkat daerah, dengan fokus kebijakan dan program pembangunan kota yang memiliki efek ganda guna menjaga keserasian, keselarasan dan kesinambungan Universitas Sumatera Utara antara kegiatan pemerintahan umum dengan pelayanan publik. Prioritas daerah juga memperhatikan keterpaduan antara pengeluaran untuk belanja aparatur dengan belanja publik sehingga benar - benar dapat dimaksimalkan penggunaannya. Melalui prioritas daerah yang ditetapkan, diperkirakan pembangunan kota akan tetap mampu menstimulan perekonomian kota sehingga menciptakan kesempatan kerja baru yang lebih luas berdasarkan efek ganda implementasi program pembangunan kota yang dilaksanakan. Sedangkan daerah yang pengeluaran pemerintahannya relative kecil adalah kota Sibolga. Dibandingkan semua daerah lainnya, dua kota ini termasuk dalam kategori daerah yang pengeluaran pemerintahannya tidak terlalu signifikan perkembangannya dari tahun ke tahun. Daerah tersebut memang menngalami peningkatan namun tidak sebesar daerah – daerah lainnya. PERKEMBANGAN PENGELUARAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2001 – 2007 2.00E+06 4.00E+06 6.00E+06 8.00E+06 1.00E+07 1.20E+07 1.40E+07 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 GE Universitas Sumatera Utara TABEL 4.8. PENGELUARAN PEMERINTAH 25 KABUPATEN KOTA DI SUMATERA UTARA TAHUN 2001 – 2007 Kabupaten Kota 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Nias 216.800 226.500 263.000 206.600 258.700 296.600 559.300 Mandailing Natal 162.000 173.300 233.200 228.100 235.100 384.600 490.800 Tapanuli Selatan 272.200 294.400 333.800 329.800 375.600 578.700 736.800 Tapanuli Tengah 112.000 139.800 193.500 204.300 216.000 310.900 391.100 Tapanuli Utara 232300 243.100 224.700 210.100 228.500 342.600 430.700 Toba Samosir 157.700 183.200 295.500 206.900 169.200 288.800 383.800 Labuhan Batu 219.500 272.800 345.000 405.200 427.600 672.200 738.800 Asahan 267.100 315.300 375.400 386.700 411.000 626.500 792.700 Simalungaun 333.800 365.500 463.100 392.900 414.300 651.700 798.400 Dairi 132.900 155.100 203.700 176.000 176.000 328.000 401.000 Karo 135.900 173.600 233.000 237.000 248.400 425.500 544.100 Deli Serdang 429.900 506.000 681.900 582.400 522.300 850.600 1.044.200 Langkat 263.900 301.500 404.600 424.100 413.000 618.300 815.400 Nias Selatan - - - - - 423.900 423.900 Humbang Hasundutan - - - 96.800 121.900 255.500 366.200 Pakpak Barat - - 41.200 78.500 187.900 231.100 Samosir - - - - 108.600 252.200 313.500 Serdang Bedagai - - - - 258.600 388.400 452.900 Sibolga 45.700 89.000 123.400 121.500 156.500 212.800 294.500 Tanjung Balai 57.700 130.400 136.600 139.800 176.600 253.800 310.700 Pematang Siantar 106.500 156.900 179.300 202.500 219.300 312.800 395.000 Tebing Tinggi 74.600 1157.00 161.700 139.100 160.500 231.200 292.600 Medan 513.500 725.400 1.125.300 1.004.800 1.135.900 1.751.800 1.751.800 Binjai 118.000 180.400 185.300 189.300 196.600 316.900 323.200 Padang Sidempuan - 81.400 128.100 156.300 175.300 247.700 330.700 jumlah 3.852.000 4.829.300 6.290.100 6.081.400 6.097.400 11.209.900 13.613.200 Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 4.9. Analisis Hasil Penelitian 4.9.1. Analisis Hasil Estimasi dengan Generalized Least Square