Pendapatan Perkapita PDRB perkapita sebagai proxy dari pendapatan perkapita merupakan

mengurangi pemasukan barang modal. Dan ini akan berpengaruh buruk terhadap program investasi. Akibatnya, memperlambat pembentukan modal. Akhirnya, penduduk yang tumbuh dengan cepat dengan tingkat pembentukan modal yang rendah menghasilkan pula tingkat teknologi yang rendah. Atau kita dapat mengatakan, penduduk yang meningkat secara cepat dengan menurunkan pendapatan, tabungan dan investasi memaksa rakyat menggunakan teknologi tingkat rendah yang memperlambat pembentukan modal. Kesimpulannya, penduduk yang meningkat secara cepat akan memperlambat seluruh usaha pembangunan di negara terbelakang kecuali kalau dibarengi dengan laju pembentukan modal dan kemajuan telnologi yang tinggi. Tetapi faktor yang menetralkan ini tidak ada dan akibatnya ledakan penduduk mengakibatkan produktivitas pertanian merosot, pendapatan perkapita rendah, standar keidupan rendah, pengangguran, dan tingkat pembentukan modal rendah.

2.1.4. Pendapatan Perkapita PDRB perkapita sebagai proxy dari pendapatan perkapita merupakan

gambaran nilai tambah yang bisa diciptakan oleh masing-masing penduduk akibat dan adanya aktivitas produksi. Sedangkan PDRN perkapita merupakan gambaran pendapatan yang diterima oleh masing-masing penduduk sebagai keikutsertaannya dalam proses produksi. Data tersebut diperoleh dengan cara membagi total nilai PDRB PDRN dengan jumlah penduduk pertengahan tahun karena penyebarannya dianggap lebih merata Kedua indikator tersebut biasanya digunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk suatu daerah. Apabila data tersebut disajikan secara berkala akan menunjukkan adanya perubahan kemakmuran. Universitas Sumatera Utara Pada umumnya untuk mengetahui laju pembangunan ekonomi suatu negara dan perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakatnya, perlu diketahui tingkat pertambahan pendapatan nasional dan besarnya pendapatan perkapita. Besarnya pendapatan nasional akan menentukan besarnya pendapatan perkapita. Pendapatan perkapita sering dianggap sebagai gambaran dari tingkat kesejahteraan. Dimana pendapatan perkapita yang tinggi dianggap sebagai peningkatan kesejahteraan masyarakat. Besarnya pendapatan perkapita sangat erat kaitannya dengan pertambahan jumlah penduduk. Apabila peningkatan pendapatan lebih besar dibandingkan dengan peningkatan jumlah penduduk, maka pendapatan perkapita juga akan meningkat. Peningkatan pendapatan berarti juga peningkatan pertumbuhan ekonomi. Dengan kata lain, pendapatan perkapita juga dapat digunakan sebagai gambaran dari pertumbuhan ekonomi. Untuk mempertahankan tingkat pendapatan perkapita atau tingkat kesejahteraan relatif perlu dicapai tingkat pertambahan pendapatan nasional yang sama dengan tingkat pertambahan penduduk. Pendapatan nasional dan pendapatan perkapita itu sendiri akan naik apabila produktivitas perkapita mengalami kenaikan. Untuk menaikkan produktivitas berarti pula harus adanya perubahan struktur ekonomi, produksi, teknik produksi serta masyarakat statis berkembang menjadi masyarakat yang dinamis. Jadi untuk mengetahui lajunya pembangunan tidak cukup dengan melihat dari segi pendapatan perkapita saja, akan tetapi harus diikuti dengan perubahan dalam struktur ekonomi dan struktur masyarakatnya. Dengan kata lain pembangunan ekonomi bisa dikatakan ada kemajuan apabila pendapatan nasional atau pendapatan perkapita naik diikuti dengan perubahan struktur ekonomi, teknik produksi, adanya modernisasi dan masyarakat tradisional berkembang menjadi masyarakat yang dinamis yang berpikir rasional ekonomi dalam tindakan – Universitas Sumatera Utara tindakannya. Tingkat produktivitas itulah sebenarnya yang dapat memberikan gambaran nyata tentang keadaan ekonomi suatu negara. Produktivitas menurut Soemitro diartikan sebagai perbandingan antara input – output, sedangkan produktivitas perkapita adalah besarnya produksi yang dihasilkan per jiwa, per satu jam kerja productivity man per hour yang dapat dicari dengan rumus: YN x h Y = pendapatan nasional N = jumlah tenaga kerja h = jumlah jam kerja rata – rata. Tingkat produktivitas juga bisa dilihat dari Incremental Capital Output Ratio ICOR, yaitu perbandingan antara capital yang diinvestasikan dengan satuan output bila ICOR meningkat maka produktivitasnya rendah. Pada negara – negara yang sedang berkembang tingkat produktivitasnya masih rendah ini, hal ini dipengaruhi oleh beberapa factor ekonomis dan non ekonomis dalam pembangunan. Factor – factor ekonomis dan non ekonomis yang menpengaruhi produktivitas adalah: - Jumlah dan mutu faktor produksi yang terbatas. Semakin banyak jumlah dan semakin baik mutu modal, tenaga kerja, alam dan skill yang dimiliki oleh suatu negara, produktivitas akan semakin besar. - Alokasi dari sumber – sumber, artinya perimbangan – perimbangan cara pemakaian faktor – faktor produksi diantara berbagai factor ekonomi dalam masyarakat bersangkutan dan kombinasi faktor – faktor tersebut dalam sector ekonomi yang bersangkutan. - Distribusi pendapatan yang adil. Artinya, adanya distribusi pendapatan yang adil akan mendorong semangat kerja dan apabila semangat kerja meningkat otomatis produktivitas pun akan naik. Universitas Sumatera Utara - Aspek – aspek masyarakat. Kegiatan ekonomi berlangsung dalam suatu masyarakat, karena itu dalam pembangunan tidak lepas dan harus memperhitungkan corak hidup, kebudayaan tradisi, politik dan nilai – nilai social masyarakat. Kebiasaan – kebiasaan masyarakat dalam melaksanakan tindakan - tindakan yang kurang produktif dan tindakan yang didorong oleh rasa prestise hendaknya dikurangi, serta masyarakat harus didorong untuk bertindak ekonomi pertumbuhan. Cara berpikir masyarakat merupakan pra – kondisi untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang sehat dan dinamis di berbagai negara berkembang dewasa ini.

2.1.5. Pengeluaran Pemerintah