Pertumbuhan Ekonomi Landasan Teori 1 Teori Pembangunan Ekonomi

2.1.2. Pertumbuhan Ekonomi

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan ekonomi pertumbuhan ekonomi dalam wilayah tersebut Arsyad, 1999: Blakely, 1989. Untuk mengukur keberhasilan suatu pembangunan dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi, struktur ekonomi, dan semakin kecilnya ketimpangan pendapatan antarpenduduk, antardaerah dan antarsektor. Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan atau perkembangan apabila tingkat kegiatan ekonominya lebih tinggi daripada apa yang dicapai pada masa sebelumnya Mudrajat, 2004. Pertumbuhan ekonomi berkitan dengan kenaikan output perkapita. Yang perlu diperhatikan adalah sisi output totalnya PDB dan jumlah penduduknya. Output perkapita adalah kenaikan output total dibagikan dengan jumlah penduduk Budiono, 1988. Sedangkan untuk melihat pertumbuhan ekonomi regional digunakan PDRB Produk Domestik Regional Bruto perkapita. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan dalam PDB tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari pada tingkat pertumbuhan penduduk, atau ada tidaknya perubahan dalam struktur ekonomi Sukirno,2006. Batas perhitungan PDB adalah Negara perekonomian domestik. Hal ini memungkinkan kita untuk mengukur sejauh mana kebijaksanaan – kebijaksanaan ekonomi yang diterapkan pemerintah mampu mendorong aktivitas perekonomian domestik Hera, 1995. Menurut Rahardja, istilah pertumbuhan ekonomi digunakan untuk menggambarkan terjadinya kemajuan atau perkembangan ekonomi dalam suatu Universitas Sumatera Utara negara. Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan jika jumlah produk barang dan jasa meningkat. Angka yang digunakan untuk menaksir pertumbuhan ekonomi adalah PDRB harga konstan karena telah dihilangkan pengaruh inflasinya. Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang Budiono, 1985. Ada empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi menurut pandangan para ekonom klasik maupun ekonom neoklasik, yaitu jumlah penduduk, jumlah stok barang modal, luas tanah dan kekayaan alam serta tingkat teknologi yang digunakan Mudrajad, 2004. Pertumbuhan regional adalah produk dari banyak faktor, sebagian bersifat intern dan sebagian lainnya bersifat extern dan sosio politik. Faktor – faktor yang berasal dari daerah itu sendiri meliputi distribusi faktor produksi, seperti tanah, tenaga kerja, modal, sedangkan salah satu penentu extern yang penting adalah tingkat permintaan dari daerah – daerah lain terhadap komoditi yang dihasilkan oleh daerah tersebut Sirojuzilam, 2008 . Dalam kenyataannya banyak fenomena yang timbul berkaitan dengan pembangunan ekonomi, yaitu kesenjangan wilayah dan pemerataan pembangunan. Dimana para ahli berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi wilayah tidak akan bermanfaat dalam hal pemecahan masalah kemiskinan Sirojuzilam, 2005. Hal ini dikarenakan banyak wilayah yang pertumbuhan ekonominya tidak sejalan dengan pemerataannya, dimana kesenjangan semakin tinggi disaat pertumbuhan ekonominya juga meningkat. Hal inilah yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi bukanlah pemecahan masalah dalam pengentasan kemiskinan. Universitas Sumatera Utara Teori Pertumbuhan Kuznet Menurut Prof. Simon Kuznets, pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang – barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri atau dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian – penyesuain teknologi, institusional dan ideologis terhadap berbagai tuntutan keadaan yang ada. Masing – masing dari ketiga komponen pokok dari defenisi itu sangat penting, yaitu: 1. Kenaikan output secara berkesinambungan adalah manifestasi atau perwujudan dari apa yang disebut sebagai pertumbuhan ekonomi, sedangkan kemampuan menyediakan berbagai jenis barang itu sendiri merupakan tanda kematangan ekonomi di suatu negara yang bersangkutan. 2. Perkembangan teknologi merupakan dasar atau pra kondisi bagi berlangsungnya suatu pertumbuhan ekonomi secara berkesinambungan tetapi tidak cukup itu saja masih dibutuhkan faktor – faktor lain. 3. Guna mewujudkan potensi pertumbuhan yang terkandung di dalam teknologi maka perlu diadakan serangkaian penyesuaian kelembagaan, sikap dan ideologi Todaro, 2000 . Ada tiga faktor atau komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi dari setiap bangsa, ketiganya adalah: 1. Akumulasi Modal Akumulasi modal meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik dan modal atau sumber daya manusia. Akumulasi modal terjadi apabila sebagian dari pendapatan ditabung dan diinvestasikan kembali dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan dikemudian hari. Investasi produktif yang bersifat langsung tersebut harus dilengkapi Universitas Sumatera Utara dengan brbagai investasi penunjang yang disebut investasi infrastruktur ekonomi dan social. 2. Pertumbuhan Penduduk Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja yang terjadi beberapa tahun kemudian setelah pertumbuhan penduduk secara tradisional dianggap sebagai salah satu indicator positif yang memacu pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan menambah jumlah tenaga kerja produktif, sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti ukuran pasar domestiknya lebih besar. Dimana positif atau negatifnya pertambahan penduduk bagi upaya pembangunan ekonomi sepenuhnya tergantung pada kemampuan sistem perekonomian yang bersangkutan, adapun kemampuan itu sendiri lebih lanjut dipengaruhi oleh tingkat dan jenis akumulasi modal dan tersedianya input atau faktor – faktor penunjang seperti kecakapan manajerial dan administrasi. 3. Kemajuan Teknologi Kemajuan teknologi dapat terbagi atas tiga kelompok, yaitu: • Kemajuan teknologi yang netral, terjadi apabila teknologi tersebut memungkinkan kita mencapai tingkat produksi yang lebih tinggi dengan menggunakan jumlah dan kombinasi faktor input yang sama. Inovasi yang sederhana, seperti pengelompokann tenaga kerja yang dapat mendorong peningkatan output atau kenaikan output masyarakat. • Kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja, sebagian besar kemajuan teknologi pada abad ke – 20 adalah teknologi yang hemat tenaga kerja, jumlah pekerja yang dibutuhkan dalam berbagai kegiatan produksi mulai semakin sedikit. Universitas Sumatera Utara • Kemajuan teknologi yang hemat modal, merupakan fenomena yang relative langka, hal ini dikarenakan semua penelitian dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan di negara – negara maju dengann tujuan utama menghemat pekerja dan bukan untuk menghemat modal. Teori Pertumbuhan Klasik Adam Smith sebagai pelopor teori klasik mengatakan bahwa output akan berkembang sejalan dengan perkembangan penduduk. Pertambahan penduduk berarti peningkatan produk nasional. Teori pertumbuhan klasik juga mengemukakan keterkaitan antara pendapatan perkapita dengan jumlah penduduk yang dikenal dengan teori penduduk optimum. Teori ini menyatakan bahwa : Apabila produksi marginal lebih tinggi dari pada pendapatan perkapita, jumlah penduduk sedikit dan tenaga kerja masih kurang, maka pertambahan jumlah penduduk akan menambah tenaga kerja dan menaikkan pertumbuhan ekonomi. Apabila produk marginal makin menurun, pendapatan nasional semakin meningkat dengan perlahan, maka pertambahan penduduk akan meningkatkan jumlah tenaga kerja yang tersedia, tetapi terjadi penurunan pendapatan perkapita dan pertumbuhan ekonomi yang peningkatannya semakin kecil. Apabila produk marginal bernilai sama dengan pendapatan per kapita, yang berarti pendapatan perkapita yang maximum dengan jumlah penduduk optimal, maka pertambahan penduduk akan membawa pengaruh yang tidak baik terhadap pertumbuhan ekonomi. Universitas Sumatera Utara Teori Pertumbuhan Neoklasik Menurut Robert Solow, pertumbuhan produk nasional ditentukan oleh kemajuan teknologi dan peningkatan keahlian serta keterampilan tenaga kerja. Apabila terjadi penambahan modal, berarti terjadi peningkatan kegiatan usaha yang akan memperluas lapangan pekerjaan. Produksi optimum baru akan diperoleh apabila diikuti dengan kemajuan tehnologi dan peningkatan ketrampilan tenaga kerja. Selanjutnya, produktivitas akan meningkat dan terjadilah pertumbuhan produk nasional di wilayah tersebut. Teori Pertumbuhan Ekonomi Regional 1. Export Base Models, oleh North 1955 yang kemudian dikembangkan oleh Tiebout 1956. Mereka mendasarkan pandangannya dari sudut teori lokasi, yg berpendapat bahwa jenis keuntunagn lokasi yang dapat digunakan daerah tersebut sebagai kekuatan ekspor. Keuntungan lokasi tersebut umumnya berbeda-beda setiap region dan hal ini tergantung pada keadaan geografi daerah setempat. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah ditentukan oleh eksploiatsi kemanfaatan alamiah dan pertumbuhan basis ekspor daerah yang bersangkutan yang juga dipengaruhi oleh tingkat permintaan eksternal dari daerah-daerah lain. Pendapatan yang diperoleh dari penjualan ekspor akan mengakibatkan berkembangnya kegiatan - kegiatan penduduk setempat, perpindahan modal dan tenaga kerja, keuntungan - keuntungan eksternal dan pertumbuhan ekonomi regional lebih lanjut. Ini berarti bahwa untuk meningkatkan pertumbuhan suatu region, strategi pembangunannya harus disesuaikan dengan keuntungan lokasi yang dimilikinya dan tidak harus sama dengan strategi pembangunan pada tingkat nasional. Universitas Sumatera Utara 2. Cumulative Causation Models oleh Myrdal 1975 dan kemudian diformulasikan oleh Kaldor. Teori ini berpendapat bahwa peningkatan pemerataan pembangunan antar daerah tidak hanya dapat diserahkan pada kekuatan pasar market mekchanism, tetapi perlu adanya campur tangan pemerintah dalam bentuk program - program pembangunan regional terutama untuk daerah – daerah yang relative masih terbelakang. 3. Core Periphery Models dikemukakan oleh Friedman 1966 Teori ini menekankan analisa pada hubungan yang erat dan saling mempengaruhi antara pembangunan kota core dan desa periphery. Menurut teori ini, gerak langkah pembangunan daerah perkotaan akan lebih banyak ditentukan oleh keadaan desa-desa disekitarnya. Sebaliknya corak pembangunan pedesaan tersebut juga sangat ditentukan oleh arah pembanguan perkotaan. Dengan demikian aspek interaksi antardaerah spatial interaction sangat ditentukan. Pendekatan Keynes 1. John Maynard Keynes Teori klasik beranggapan tanpa campur tangan pemerintah dalam ekonomi, maka pembangunan ekonomi akan berjalan maksimal. Tetapi ternyata tahun 1930-an terjadi pengannguran besar – besaran, sehingga timbullah kritik dari Keynes dengan pendekatan dari segi makro untuk mengatasi pengangguran yang terjadi yaitu melihat perekonomian secara keseluruhan, jadi untuk mengatasi pengangguran perlu ditambah pengeluaran uang supaya pengusaha menaikkan investasi yang akan menaikkan tenaga kerja sehingga penganguran dapat diatasi. Universitas Sumatera Utara Sehinga perlu campur tangan pemerintah dengan mencetak uang maka akhirnya daya beli bertambah dan respon pengusaha menaikkan produksi maka penganguran akan berkurang. Pendekatan Neo Keynes 1. Teori Pertumbuhan Harrord – Domar Teori pertumbuhan Harrord – Domar dikembangkan oleh dua orang ahli ekonomi sesudah Keynes, yaitu Evsey Domar dan RF. Harrod. Domar mengemukakan teori tersebut untuk petama kalinya tahun 1947 dalam American Economic Review. Sedangkan Harrord telah mengemukakanyya pada tahun 1939 dalam Economic Journal. Maka, pada dasarnya teori tersebut sebenarnya dikembangkan oleh kedua ahli ekonomi itu secara terpisah. Tetapi, karena inti dari teori tersebut sangat sama maka dewasa ini dikenal sebagai teori Harrord – Domar. a. Teori Roy F. Harrord Perhatian Harrord berkisar pada pertumbuhan ekonomi yang dapat berlanngsung secara terus – menerus dalam keadaan ekuilibrium yang stabil. Dalam hubungan ini oleh Harrord dipaparkan dua konsep pengertian perihal laju pertumbuhan yang menjadi kunci gagasannya, yaitu: • Laju pertumbuhan produksi dan pendapatan pada tingkat yang dianggap memadai dari sudut pandangan para pengusaha calon investor. Hal ini diebut Harrord sebagai the warranted rate of growth. Pada laju yang dianggap memadai itu, para pengusaha akan meneruskan usahanya dengan melakukan investasi secara kontiniu. • Selain itu, teori Harrord juga ditunjukkan oleh adanya natural of growth, yang sifatnya berbeda dari warranted rate. Dengan natural Universitas Sumatera Utara rate of growth dimaksud laju pertumbuhan produksi dan pendapatan sebagaimana itu ditentukan oleh kondisi dasar fundamental condition yang menyangkut bertambahnya angakatan kerja karena penduduknya bertambah dan akan meningkatkan produktivitas kerja karena kemajuan tekonologi. Gagasan Harrord menyatakan bahwa jika dikehendaki adanya ekulibrium dalam proses pertumbuhan maka diperlukan intervensi kebjaksanaan untuk menanggulangi gangguan ketidakstabilan dan penyimpangan yang merupakan cirri pokok pertumbuhan itu sendiri. b. Teori Evsey D. Domar Gagasan Domar bertitik tolak pada berlakunya asas investment multiplier. Laju pertumbuhan pada pada permintaan efektif langsung dihadapkan pada pertumbuhan kapasitas produksi. Dalam modelnya diungkapkan bahwa pertumbuhan pada permintaan adalah sama dengan investasi I dikaitkan oleh multiplier Is . Sedangkan, pertumbuhan pada kapasitas produksi adalah sama dengan investasi I dibagi oleh capital output ratio k . Alhasil pertumbuhan pada permintaan adalah sama dengan pertumbuhan pada kapsitas produksi : ∆II = sk. Laju pertumbuhan tercermin pada persamaan di atas oleh Domar dianggap sebagai laju pertumbuhan yang kritis critical rate of growth yang analog dengan warranted of growth dalam model Harrord. Di dalam investasi melebihi laju pertumbuhannya yang dimaksud di atas tadi, maka penyimpangan tersebut menyebabkan ∆II yang sama dengan pertumbuhan pe rmintaan akan lebih meningkat secara nisbi dibandingkan dengan sk pertumbuhan pada kapasitas produksi dimana II sk. Universitas Sumatera Utara Teori Pertumbuhan Rostow Prof. W.W memunculkan teori pertumbuhan yang memakai pendekatan perkembangan sejarah dalam menjelaskan proses perkembangan dan pembangunan ekonomi. Teori pertumbuhan Rostow ini muncul pada awalnya merupakan artikel yang dimuat dalam Economic Journal Maret, 1956 . Selanjutnya dikembangkan dalam bukunya yang berjudul The Stages Of Economic Growth 1960 . Teori perkembangan Rostow yang termasuk dalam linier dalam tahapan pertumbuhan ekonomi, yaitu memandang proses pembangunan sebagai tahap – tahap perkembangan yang harus dilalui oleh seluruh negara. Menurut Rostow, proses pembangunan dan pertumbuhan dapat dibedakan dalam lima tahap dan posisi setiap negara di dunia dapat digolongkan ke dalam salah satu dari kelima tahap pertumbuhan ekonomi yang dijelaskan.

a. Tahap Masyarakat Tradisional The Traditional Society