Lain-lain Pendapatan Asli daerah Yang Sah

1.5.12 Lain-lain Pendapatan Asli daerah Yang Sah

Menurut Halim 2004 :69, pendapatan ini merupakan penerimaan daerah yang berasal dari lain-lain milik pemerintah daerah. Jenis pendapatan ini meliputi objek pendapatan berikut : 1 Hasil penjualan asset daerah yang tidak dipisahkan, 2 Penerimaan jasa giro 3 Penerimaan bunga deposito 4 Denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan 5 Penerimaan ganti rugi atas kerugiankehilangan kekayaan daerah. Menurut Peraturan Pemerintah No.33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan daerah, lain-lainm pendapatan asli daerah yang sah meliputi : • Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan • Jasa giro, • Pendapatan bunga, • Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, dan • Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan danatau pengadaan barang danatau jasa oleh daerah. Salah satu kelemahan yang dihadapi dalam upaya peningkatan PAD adalah kelemahan dalam hal pengukuran penilaian atas pengutan daerah. Untuk mendukung upaya peningkatan PAD perlu diadakan pengukuran atau penilaian sumber-sumber Universitas Sumatera Utara PAD agar dapat dipungut secara berkesinambungan. Ada beberapa indikator yang biasa digunakan untuk menilai pajak daerah yaitu Devas, 1989 : 1. Hasil Yield Memadai tidaknya hasil suatu pajak dalam kaitannya dengan berbagai layanan yang dibiayai, stabilitas dan mudah tidaknya memperkirakan besarnya hasil itu, dan elastisitas hasil pajak terhadap inflasi, pertumbuhan penduduk dan sebagainya, juga perbandingan hasil pajak dengan biaya pungut. 2. Keadilan Equity Dasar pajak dan kewajiban membayar harus jelas dan tidak sewenang- wenang, pajak harus adil secara horizontal, artinya beban pajak haruslah sama antara berbagai kelompok, yang berada tetapi dengan kedudukan ekonomi yang sama, adil secara vertikal artinya beban pajak harus lebih banyak ditanggung oleh kelompok yang memiliki sumberdaya yang lebih besar, dan pajak haruslah adil dari suatu daerah ke daerah lain kecuali memang suatu daerah mampu memberikan fasilitas pelayanan sosial tinggi. 3. Daya Guna Ekonomi Economic Efficiency Pajak hendaknya mendorong atau setidak-tidaknya tidak menghambat penggunaan sumber daya secara efisien dan efektif dalam kehidupan ekonomi, mencegah jangan sampai pilihan konsumen dan oilihan produsen salah arah atau orang menjadi segan bekerja atau menabung dan memperkecil ”beban”:lebih pajak. 4. Kemampuan Melaksanakan Ability to Implement Universitas Sumatera Utara Suatu pajak haruslah dapat dilaksanakan baik dari sudut keamanan politik dan keamanan administratif. 5. Kecocokan sebagai Sumber Penerimaan Daerah Suitability as a Local Revenue Source. Ini berarti haruslah jelas kepada daerah mana suatu pajak harus dibayarkan, dan tempat pemungutan pajak sedapat mungkin sama dengan tempat akhir beban pajak. Pajak tidak mudah dihindari, dengan cara memindahkan objek pajak dari suatu daerah ke daerah lain, pajak daerah hendaknya tidak mempertajam perbedaan- perbedaan antar daerah dari segi potensi ekonoi masing-masing, dan pajak hendaknya tidak menimbulkan beban yang lebih besar dari kemampuan tata usaha pajak daerah.\

1.5.13 Pengelolaan Keuangan Daerah