Status komplikasi Distribusi Penderita Hipertensi

6.1.4 Status komplikasi

Proporsi kejadian hipertensi yang rawat inap di RSUD Porsea tahun 2005- 2007 berdasarkan status komplikasi dapat dilihat pada gambar dibawah ini: 81.2 18.8 Tidak ada Ada Gambar 6.9 Diagram Pie Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Status Komplikasi Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea Tahun 2005-2007 Gambar 6.9 memperlihatkan bahwa jumlah penderita hipertensi yang tertinggi adalah tidak mengalami komplikasi yaitu sebesar 81,2 dan terendah mengalami komplikasi 18,8. Status komplikasi dibedakan atas ada atau tidaknya penyakit lain yang diakibatkan oleh hipertensi. Komplikasi hipertensi dapat terjadi karena membiarkan jantung bekerja lebih keras dan membiarkan proses pengrusakan dinding pembuluh darah lebih cepat. 29 Adapun komplikasi yang mungkin timbul tergantung pada berapa tinggi tekanan darah, berapa lama telah diderita, adanya faktor risiko yang lain, dan bagaimana keadaan tersebut dikelola atau ditangani. 16 Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009. USU Repository © 2009 Hasil penelitian Nila Perdamastia 2008 di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Muhammad Zein Painan tahun 2002-2007 memperoleh jumlah penderita hipertensi tertingi adalah yang tidak mengalami komplikasi sebesar 75,7. 40 Proporsi kejadian hipertensi yang rawat inap di RSUD Porsea tahun 2005- 2007 berdasarkan jenis komplikasi dapat dilihat pada gambar dibawah ini: 66.6 14.3 14.3 4.8 Stroke Jantung Ginjal Gangguan Penglihatan Gambar 6.10. Diagram Pie Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Jenis Komplikasi Hipertensi Yang Dirawat Inap di RSUD Porsea Tahun 2005-2007 Gambar 6.10 memperlihatkan bahwa jenis komplikasi yang dialami penderita hipertensi tertinggi adalah stroke sebesar 66,6 dan terendah komplikasi pada mata yaitu gangguan penglihatan yaitu 4,8. Pada umumnya komplikasi hipertensi dapat terjadi apabila tekanan darah sistolik 130 mmHg atau kenaikan tekanan darah yang mendadak tinggi. Hipertensi yang tidak diobati dengan baik akhirnya menyebabkan komplikasi pada organ tubuh Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009. USU Repository © 2009 diantaranya otak stroke, jantung, penyakit jantung koroner, payah jantung, ginjal gagal ginjal, mata penglihatan menjadi kabur atau kebutaan. 30 Membiarkan hipertensi berarti membiarkan jantung bekerja lebih keras dan membiarkan proses perusakan dinding pembuluh darah berlangsung dengan lebih cepat. Hipertensi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dua kali dan meningkatkan risiko stroke delapan kali dibanding dengan orang yang tidak mengalami hipertensi. 30 Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa jenis komplikasi yang dialami oleh penderita hipertensi yang tertinggi adalah stroke yaitu sebesar 66,4. Jenis stroke dalam penelitian ini tidak dibedakan karena keterbatasan fasilitas kesehatan rumah sakit yang belum memeiliki alat CT scan. Jenis komplikasi ganguan penglihatan, 4,8 1 orang penderita pada usia 41 tahun, perempuan, dengan tekanan darah 170110 mmHg, tidak jelas glaukoma atau retinopati. 6.1.5 Rata–rata Lama Rawatan Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui bahwa rata-rata lama rawatan penderita hipertensi dari tahun 2005-2007 adalah 5,21 hari, Standar Deviasi SD = 2,861 hari dengan koefisien of varian 10 artinya hari rawatan penderita hipertensi bervariasi dengan lama rawatan paling singkat adalah 1 hari dan paling lama adalah 14 hari. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95 diyakini rata-rata lama rawatan penderita hipertensi adalah diantara 4,67 sampai dengan 5,74 hari. Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009. USU Repository © 2009

6.1.6 Keadaan Sewaktu Pulang