Faktor Risiko Hipertensi Yang Dapat Dihindarkan Atau Diubah 1 Kegemukan Obesitas
b. Faktor Risiko Hipertensi Yang Dapat Dihindarkan Atau Diubah b.1 Kegemukan Obesitas
Obesitas adalah meningkatnya massa tubuh karena jaringan lemak yang berlebihan sehingga meningkatkan kebutuhan metabolik dan konsumsi oksigen
secara menyeluruh, akibatnya curah jantung bertambah. Walaupun belum diketahui secara pasti hubungan antara hipertensi dan obesitas, namun terbukti bahwa daya
pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi daripada penderita hipertensi dengan berat badan normal.
20
b.2 Konsumsi Garam Yang Berlebihan Banyak orang meyakini bahwa garam berperan penting dalam meningkatkan
tekanan darah tinggi. Fakta yang mendukung teori ini datang dari sebagian studi yang dilakukan terhadap populasi penduduk di seluruh dunia. Hasilnya ditunjukkan bahwa
masyarakat primitif yang mengkonsumsi sodium rendah lebih kecil peluangnya untuk tekanan darah tinggi. Sementara masyarakat Barat yang asupan sodiumnya lebih
tinggi berpeluang lebih tinggi untuk terkena hipertensi.
15
b.3 Merokok Merokok dapat meningkatkan tekanan darah secara temporer yaitu tekanan
darah sistolik yang naik sekitar 8 mmHg. Kenaikan tekanan darah terjadi saat sedang merokok dan sesaat setelah selesai. Bila seorang perokok menderita hipertensi maka
resiko peluang terkena penyakit jantung dan stroke semakin besar, dibandingkan bila hanya memiliki satu faktor risiko.
15
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Asap rokok mengandung nikotin yang memacu pengeluaran zat-zat seperti adrenalin yang dapat merangsang denyutan jantung dan tekanan darah. Rokok dapat
meningkatkan risiko kerusakan pembuluh darah dengan mengendapkan kolesterol pada pembuluh darah jantung koroner, sehingga jantung bekerja lebih keras.
16
b.4 Stres Psikososial Stres atau ketegangan jiwa rasa tertekan, murung, rasa marah, dendam, rasa
takut, rasa bersalah dapat merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat serta kuat, sehingga tekanan
darah akan meningkat. Jika stress berlangsung lama, tubuh akan berusaha mengadakan penyesuaian sehingga timbul kelainan organis atau perubahan patologis.
Gejala yang muncul disebut sebagai hipertensi.
28
Stres bersifat fisik maupun mental yang menyebabkan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari mengakibatkan jantung berdenyut lebih kuat dan cepat
sehingga terjadi peningkatan tekanan darah akibat fungsi kelenjar tiroid terganggu dan fungsi adrenalin meningkat sehingga otak memerlukan darah yang lebih banyak.
Tanda-tanda stres antara lain: peningkatan denyut jantung, kekakuan otot, terutama disekitar bahu dan leher, sulit tidur, konsentrasi menurun, makan terlalu banyak atau
terlalu sedikit.
29
b.5 Kurang Olah Raga Latihan aerobik olahraga ketahanan yang teratur serta cukup dapat
mencegah risiko hipertensi. Dengan melakukan gerakan yang tepat selama 30-40 menit atau lebih sebanyak 3-4 hari per minggu, dapat menurunkan tekanan darah
sebanyak 10 mmHg pada bacaan sistolik dan diastolik. Olahraga tertatur selain dapat
Lastiar Silitonga : Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten Toba Samosir Tahun 2005-2007, 2009.
USU Repository © 2009
mengurangi stres, juga dapat menurunkan berat badan, membakar lebih banyak lemak di dalam darah, dan memperkuat otot jantung.
29
b.6 Konsumsi Alkohol Alkohol dapat dihubungkan dengan hipertensi. Peminum alkohol yang
berlebih yaitu meminum alkohol diatas 2-3 gelas setiap hari, akan cenderung hipertensi.
15
Di negara barat seperti Amerika, konsumsi alkohol yang berlebih berpengaruh terhadap terjadinya hipertensi. Sekitar 10 hipertensi di Amerika
disebabkan oleh asupan alkohol yang berlebihan di kalangan pria separuh baya, akibatnya kebiasaan meminum alkohol menyebabkan hipertensi sekunder di
kelompok masyarakat.
28