Maka dari itu, di sini sangat diperlukan peran serta berbagai pihak agar perusahaan tetap dapat menjalankan kegiatan operasinya. Di sini penulis ingin
melihat bagaimana perusahaan khususnya dari pihak public ralations menjalankan perannya sebagai wakil dari perusahaan, menjalin hubungan dengan
publiknya. Masyarakat yang akan dijadikan sampel yaitu masyarakat kecamatan Muara
Satu, yang mana masyarakat tersebut merupakan masyarakat yang tinggal berbatasan langsung dengan lokasi PT. Arun NGL. Di kecamatan ini terdiri dari
desa-desa yang merupakan desa Binaan PT. Arun NGL sekarang desa Lingkungan. Jadi, kecamatan ini terkena dampak, baik langsung maupun tidak
langsung dari segala aktivitas operasi PT. Arun NGL. Berdasarkan atas pemikiran tersebut, penulis tertarik untuk meneliti
“Peranan Eksternal Public Relations PT. Arun NGL terhadap Sikap Publik di kecamatan Muara Satu”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
“ Apakah peranan eksternal Public Relations PT. Arun NGL berpengaruh terhadap sikap publik di kecamatan Muara Satu ?”
1.3 Pembatasan Masalah
Universitas Sumatera Utara
Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang akan
diteliti. Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut: a.
Penelitian hanya terbatas pada peranan external public relations PT. Arun NGL.
b. Publik yang akan dijadikan sampel adalah masyarakat kecamatan Muara
Satu, yaitu masyarakat yang termasuk desa Lingkungan PT. Arun NGL, yang berusia 17- 45 tahun, dan yang pernah terlibat dalam program
eksternal Public Relations PT. Arun NGL. c.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sikap masyarakat yang menyangkut:
a. Komponen kognitif : perhatian, pengetahuan. b. Komponen afektif : sikap suka atau tidak suka, sikap mendukung atau
tidak mendukung, sikap puas atau tidak puas. c. Komponen konatif : keinginan bertindak, kecenderungan bertindak.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: a.
Untuk mengetahui hubungan atau korelasi antara peranan eksternal public relations terhadap sikap publik.
b. Untuk mengetahui besar pengaruh eksternal public relations terhadap sikap
publik. c.
Untuk mengetahui sikap publik terhadap perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: a.
Secara teoritis, penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan tentang bidang Public Relations, khususnya tentang eksternal public relations.
b. Secara akademis, penelitian diharapkan dapat menambah atau memperluas
khasanah penelitian di Departemen Ilmu Komunikasi. c.
Secara praktis, penelitian diharapkan dapat menjadi kontribusi masukan yang positif bagi perusahaan PT. Arun NGL.
1.5 Kerangka Teori
Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka
teori Nawawi, 1995 : 39. Kerangka teori merupakan landasan berpikir untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti melihat masalah yang akan diteliti.
Teori merupakan himpunan konstruk konsep, definisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi
diantara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut Kriyantono, 2006 : 45.
Adapun teori-teori yang dianggap relevan adalah sebagai berikut:
1. Public Relations
Menurut Oemi dalam Suhandang, 2004: 30, pengertian public mengacu pada sekelompok orang yang menaruh perhatian pada sesuatu hal yang sama,
Universitas Sumatera Utara
mempunyai minat dan kepentingan yang sama pula. Hal yang menonjol dalam publik adalah perhatian dan kepentingan, bukan kehidupan atau hubungan antar
anggotanya. Emory S. Bogardus dalam bukunya The Making of Public Opinion, dalam
Suhandang, 2004:31 menyatakan bahwa publik adalah sejumlah besar orang di mana sumber antara satu dengan yang lainnya bisa tidak saling mengenal, akan
tetapi semuanya mempunyai perhatian dan minat yang sama terhadap suatu masalah.
Menurut Webster 1956 dalam Suhandang, 2004: 34, istilah relations pada hakikatnya dimaksudkan dengan kegiatan membentuk suatu pertalian relasi
atau menjalin hubungan satu sama lain . Lebih teknis lagi menurut Echlos 1976, kegiatan dimaksud merupakan komunikasi dalam menciptakan hubungan yang
harmonis diantara dua pihak, dimana satu dengan yang lainnya sama-sama memperoleh keuntungan sehingga terikat dalam suatu hubungan kefamilian yang
akrab. Scott M.Cutlip, Allen H. Center, dan Glen M. Broom menyatakan dalam
edisi keenam, buku Effective Public Relations dalam Wilcox, 2006: 15 bahwa “Public Relations adalah fungsi manajemen yang mengidentifikasikan,
menetapkan, dan memelihara hubungan saling menguntungkan antara organisasi dengan segala lapisan masyarakat yang menentukan keberhasilan atau kegagalan
public relations.” Menurut kamus IPR Institute of Public Relations terbitan bulan November
1987, “Praktek humas atau PR adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan
Universitas Sumatera Utara
memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya” Jefkins, 1995 : 8.
“Public relations adalah usaha sengaja, terencana, dan tidak pernah mati untuk menetapkan dan memelihara saling pengertian antara sebuah organisasi
dengan masyarakatnya”. British Institute of Public Opinion, yang defenisinya juga telah diikuti di sejumlah negara Commonwealth persemakmuran Wilcox,
2006: 16. “Public relations adalah usaha manajerial secara sistematik dan tidak
pernah berhenti yang digunakan sebagai alat bagi organisai swasta dan pemerintah untuk membina pengertian, simpati, dan dukungan di lingkaran masyarakat yang
diperkirakan akan berhubungan dengan mereka.” Dansk Public Relations Club of Denmark, yang juga menggunakan istilah bahasa Inggris Wilcox, 2006: 16.
“Praktik public relations adalah seni dan ilmu sosial untuk menganalisis tren, meramalkan konsekuensi tindakan, memberikan konsultasi kepada pimpinan
organisasi, dan melaksanakan program tindakan terencana demi kepentingan masyarakat umum dan organisasi.” Defenisi yang disetujui di World Assembly of
Public Relations di kota Meksiko di tahun 1978 dan diikuti oleh 34 organisasi public relations nasional Wilcox, 2006: 16.
Ruang lingkup kegiatan PR itu begitu besar, luas dan kompleks karena bukan hanya menangani pihak-pihak yang berada di lingkungan dalam organisasi
tapi juga pihak-pihak yang berada di lingkungan luar organisasi yang beragam keinginan, kebutuhan, dan kepentingannya.
Public relations pada hakikatnya adalah aktivitas, maka sebenarnya tujuan dari public relations dapat dianalogikan dengan tujuan komunikasi, yakni adanya
Universitas Sumatera Utara
perubahan kognisi, afeksi dan perilaku komunikannya Kusumumastuti, 2004: 21.
Tujuan dari public relations adalah sebagai berikut: a
Terpelihara dan terbentuknya saling pengertian aspek kognisi. b
Menjaga dan membentuk saling percaya aspek afeksi. c
Memelihara dan menciptakan kerja sama aspek psikomotoris.
2. Eksternal Public Relations
Publik merupakan himpunan atau kumpulan orang-orang dan lembaga atau organisasi yang berkepentingan serta berada di sekitar badan atau perusahaan
dimana organisasi itu berada Suhandang, 2004: 32. Publik eksternal dari perusahaan, organisasi, badan, atau instansi itu terdiri
dari: a
Orang-orang atau penduduk yang tinggal di sekitar daerah dimana perusahaan, organisasi, badan atau instansi itu berada. Himpunan ini lazim disebut
community public. b
Para langganan atau relasi dari perusahaan, organisasi, badan, atau instansi itu, atau disebut customary public.
c Para pemasok bahan baku dan penyalur hasil produksi dari perusahaan,
organisasi, badan, atau instansi tersebut, biasa disebut consumer public. d
Para opinion leader atau orang-orang yang berpengaruh di kalangan masyarakatnya.
e Organisasi-organisasi masyarakat yang mempunyai kepentingan atau
keterkaitan usaha dengan perusahaan, organisasi, badan, atau instansi itu.
Universitas Sumatera Utara
f Khalayak ramai atau general public yang berkepentingan dan bersimpati
terhadap usaha perusahaan, organisasi, badan, atau instansi yang dimaksud.
3. Community Relations
Menurut Jerold, mendefinisikan community relations sebagai peningkatan partisipasi dan posisi organisasi di dalam sebuah komunitas melalui berbagai
melalui berbagai upaya untuk kemaslahatan bersama bagi organisai dan komunitas. Meski DeMartinis 2004, menjelaskan community relations hanya
sebagai cara berinteraksi dengan berbagai publik yang saling terkait dengan operasi organisasi. Selanjutnya DeMartinis menjelaskan bahwa komunitas
tersebut mencakup klien, lingkungan, pejabat publik, lembaga pemerintah, dan lembaga lain dalam Iriantara, 2004: 20.
4. Teori S – O – R
Organisme menghasilkan perilaku tertentu. Maksudnya adalah keadaan internal organisme berfungsi menghasilkan respons tertentu jika ada kondisi
tertentu atau stimulus. Unsur-unsur teori S – O – R adalah :
Stimulus pesan Organism komunikan
Response efek Bila dikaitkan dengan penelitian mengenai eksternal public relation dan
sikap publik, maka hubungannya dengan teori S-O-R adalah sebagai berikut: Stimulus : eksternal public relations
Organism: masyarakat kecamatan Muara Satu
Universitas Sumatera Utara
Respons : efek yang dihasilkan masyarakat dari adanya eksternal public relations
5. Sikap
Menurut Sherif Sherif 1956 dalam Dayakinsi, 2003: 95, sikap merupakan suatu keadaan yang memungkinkan timbulnya suatu perbuatan atau
tingkah laku. Menurut Allport, dalam Dayakinsi, 2003: 96, pada hakekatnya sikap
adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai komponen, dimana komponen- komponen tersebut ada tiga, yaitu:
a. Komponen kognitif
Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi yang dimiliki seseorang tentang objek sikapnya. Dari pengetahuan ini kemudian akan
terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang objek sikap tersebut. b.
Komponen afektif Yaitu yang berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang. Jadi, sifatnya
evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai yang dimilikinya.
c. Komponen konatif
Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang berhubungan dengan objek sikapnya.
1.6 Kerangka Konsep
Universitas Sumatera Utara
Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan
dapat mengantarkan penelitian pada perumusan hipotesa Nawawi, 1995 : 40. Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang
dibentuk dengan menggeneralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang diperoleh dari pengamatan. Sedangkan Kerlinger menyebut konsep sebagai
abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal khusus Kriyantono, 2006: 17.
Konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena yang sama Bungin, 2005: 57.
Kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis, yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang akan
diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel.
Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah: 1.
Variabel Bebas X Variabel bebas adalah variabel yang menentukan arah atau perubahan
tertentu pada variabel terikat, sementara variabel bebas berada pada posisi yang lepas dari pengaruh variabel terikat Bungin, 2005: 62.
Variabel bebas adalah variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel lainnya Kriyantono, 2006: 21.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah eksternal public relations. 2.
Variabel Terikat Y
Universitas Sumatera Utara
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas Bungin, 2005:62.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sikap publik yang berada di kecamatan Muara Satu.
1.7 Model Teoritis