menggandeng pihak swasta dalam rangak menanggulangi kebutuhan perumahan yang semakin meningkat. Program ini ditujukan pada golongan masyarakat yang
kurang mampu pada daerah pemukiman kumuh, di mana pemerintah akan memberikan subsidi dengan besaran yang bervariasi.
2.4. Pengembangan Wilayah
Pembangunan adalah upaya secara sadar untuk mengubah nasib bangsa. Pembangunan adalah ikhtiar untuk mengubah masa lampau yang buruk menjadi lebih
baik, merupakan pula suatu upaya yang terus menerus untuk membuat yang lebih baik menjadi lebih baik lagi. Pembangunan wilayah diberbagai negara telah
memperlihatkan kemajuan dan perkembangan yang positif bagi masyarakat. Penyusunan rencana dan kebijaksanaan pembangunan wilayah yang aplikatif harus
senantiasa mempertimbangkan kemampuan dan potensi masing-masing wilayah serta masalah-masalah yang dihadapi. Sehingga upaya-upaya pembangunan yang
berlangsung dalam tiap-tiap wilayah benar-benar sesuai dengan keadaan masing- masing wilayah Rahardjo, 2005.
Kartasasmita 1996, menyatakan bahwa pembangunan adalah usaha meningkatkan harkat martabat masyarakat yang dalam kondisinya tidak mampu
melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Membangun masyarakat berarti memampukan atau memandirikan mereka. Dimulainya proses
pembangunan dengan berpijak pada pembangunan masyarakat, diharapkan akan dapat memacu partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
Riyadi 2000, menyatakan bahwa perencanaan pembangunan wilayah ditujukan untuk mengupayakan keserasian dan keseimbangan pembangunan antar
daerah sesuai dengan potensi alamnya dan memanfaatkan potensi tersebut secara efesien, tertib, dan aman. Dalam perspektif jangka panjang suatu pengembangan
wilayah harus menjadi suatu upaya untuk menumbuhkan perekonomian wilayah dan lokal local economic development, sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang
secara mandiri. Dalam hal ini sangat diharapkan peran pemerintah daerah dan organisasi masyarakat setempat agar dapat menumbuhkan usaha-usaha dan lapangan
kerja dengan memobilisasi SDM, alam, dan kelembagaan secara lokal seperti yang ditegaskan oleh Blakely 1989 yang dikutip dalam Firman 2000.
Pertumbuhan ekonomi wilayah adalah pertambahan pendapat masyarakat secara keseluruhan yang terjadi diwilayah tersebut, yaitu kenaikan seluruh nilai
tambah added value yang terjadi. Pendapatan wilayah menggambarkan balas jasa bagi faktor-faktor produksi yang beroperasi di daerah tersebut tanah, modal, tenaga
kerja dan teknologi, yang berarti secara kasar dapat menggambarkan kemakmuran diwilyah tersebut. Menurut Boediono 1985 dalam Tarigan 2005, pertumbuhan
ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Jadi persentase pertambahan output itu harus lebih tinggi dari pada persentase
pertambahan jumlah penduduk dan ada kecendrungan dalam jangka panjang bahwa pertumbuhan itu akan berlanjut.
Pembangunan wilayah adalah usaha untuk mengembangkan dan meningkatkan hubungan interdependensi dan interaksi antara sistem ekonomi
Universitas Sumatera Utara
economic system , manusiamasyarakat social system dan lingkungan hidup serta
sumber-sumber daya alamnya ecosystem. Konsepsi pembangunan regional selain menjamin keserasian pembangunan antar daerah, akan menjembatani pula hubungan
rencana pembangunan nasional dan rencana pembangunan daerah. Proses pembangunan daerah pada dasarnya bukanlah sekedar fenomena
ekonomi semata. Pembangunan tidak sekedar ditujukan oleh prestasi pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara, namun yang lebih luas dari itu
pembangunan memiliki perspektif yang luas, terutama perubahan sosial. Dimensi sosial yang sering terabaikan dalam pendekatan pertumbuhan ekonomi, justru
mendapat tempat strategis bagi proses pembangunan. Dalam proses pembangunan selain mempertimbangkan pertumbuhan dan pemerataan, juga dampak aktivitas
ekonomi terhadap kehidupan sosial masyarakat. Lebih dari itu, dalam proses pembangunan dilakukan upaya yang bertujuan untuk mengubah struktur
perekonomian kearah yang lebih baik Kuncoro, 2003 dalam Safi’i. 2007. Pada hakekatnya pengembangan development merupakan upaya untuk
memberi nilai tambah dari apa yang dimiliki untuk meningkatkan kualitas hidup. Menurut Zen dalam buku Tiga Pilar Pengembangan Wilayah 1999 pengembangan
lebih merupakan motivasi dan pengetahuan daripada masalah kekayaan. Tetapi bukan berarti bahwa kekayaan itu tidak relevan. Pengembangan juga merupakan produk
belajar, bukan hasil produksi; belajar memanfaatkan kemampuan yang dimiliki bersandar pada lingkungan sekitar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada
dasarnya proses pengembangan itu juga merupakan proses belajar learning process.
Universitas Sumatera Utara
Hasil yang diperoleh dari proses tersebut, yaitu kualitas hidup meningkat, akan dipengaruhi oleh instrument yang digunakan. Mengacu pada filosofi dasar tersebut
maka pengembangan wilayah merupakan upaya memberdayakan stakeholders
masyarakat, Pemerintah, Pengusaha di suatu wilayah, terutama dalam
memanfaatkan sumberdaya alam dan lingkungan di wilayah tersebut dengan instrument yang dimiliki atau dikuasai, yaitu teknologi. Pengembangan wilayah
merupakan upaya mengawinkan secara harmonis sumberdaya alam, manusia dan teknologi, dengan memperhitungkan daya tampung lingkungan itu sendiri.
Selanjutnya menurut Riyadi 2002, kebijakan pengembangan wilayah adalah berupa arahan pengembangan kawasan-kawasan produksi, pusat pemukiman,
transportasi serta jaringan infrastruktur pendukungnya sesuai dengan tujuan pembangunan sosial ekonomi yang diharapkan. Perumusan kebijakan ini biasanya di
dasarkan pada kondisi fisik dan sosial ekonomi wilayah. Wilayah merupakan unit geografis dengan batas-batas tertentu dimana bagian-
bagiannya saling bergantung satu sama lain secara fungsional. Secara umum pusat berfungsi antara lain : a tempat pemusatan pemukimanpenduduk, b pemusatan
industri c tempat pemasaran bahan-bahan mansion dan d tempat pemusatan sarana-sarana pelayanan. Daerah bagian belakang hinterland berfungsi sebagai
tempat proses bahan mentah dan sebagai tempat pemasaran produk-produk industri Sunyoto, 1998.
Menurut Miraza 2006, pembangunan wilayah tidak hanya membangun fisik wilayah saja tetapi membangun masyarakatnya juga. Harus terdapat keseimbangan
Universitas Sumatera Utara
antara pembangunan fisik dengan aktifitas masyarakat agar keduanya saling bersinergi menjadikan wilayah sebagai wilayah maju. Dengan demikian wilayah akan
menjadi wilayah yang nyaman untuk berproduksi dan berkonsumsi ditengah suatu kehidupan wilayah yang dinamis dan produktif.
Untuk mengembangkan sebuah wilayah secara optimal dibutuhkan intervensi dan kebijakan agar mekanisme pasar tidak menimbulkan dampak-dampak negatif
terhadap lingkungan. Kebijakan tersebut meliputi upaya-upaya pengembangan kegiatan-kegiatan sosial ekonomi di kawasan-kawasan yang terdapat di dalam
wilayah tersebut agar kegiatan-kegiatan tersebar sesuai dengan potensi kawasan dan infrastuktur pendukungnya. Apabila dapat tersebar secara merata maka kesempatan
kerja akan tersebar. Diharapkan bahwa penduduk tersebar secara proporsional sehingga dapat meningkatkan efesiensi pembangunan prasarana wilayah yang
dibutuhkan. Secara umum menurut Kuncoro 2004, pembangunan ekonomi daerah adalah
suatu proses dimana pemerintah daerah dan seluruh komponen masyarakat mengelola berbagai sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan untuk
menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang pengembangan kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut amat tergantung dari masalah fundamental yang
dihadapi oleh daerah itu.
Universitas Sumatera Utara
2.5. Penelitian Terdahulu