Pendapat Durkheim tersebut sejalan dengan kondisi yang terjadi pada masyarakat yang direlokasi pada desa Siti Ambia, Takal Pasir dan Teluk Ambun,
dimana solidaritas dan partisipasi sosial masyarakat semakin meningkat yang berawal dari rasa senasib sepenanggungan untuk kembali bangkit bersama-sama memperbaiki
kesejahteraan hidup yang rusak akibat bencana.
4.3.3. Kebersihan Lingkungan
Lokasi relokasi penduduk yang baru di bangun oleh Pemerintah Daerah bersama Caritas Swiss ini memiliki karakteristik yang sama masing-masing desa,
dimana masing-masing desa memiliki saluran drainase, air bersih, dan masing-masing rumah dilengkapi dengan fasilitas MCK. Kebersihan lingkungan merupakan suatu hal
yang mutlak bagi masyarakat yang berada di sekitarnya. Hal ini mencerminkan prilaku masyarakat yang berada didalamnya. Apabila lingkungannya bersih berarti
masyarakat yang berada didalamnya juga memiliki tingkat kesadaran yang baik dan dengan kualitas kesehatan yang baik, begitupun sebaliknya.
Selaras dengan itu Mekaryani dalam Nasution 2002, menyatakan bahwa melalui upaya pembangunan perumahan baru diharapkan terjadinya peningkatan kualitas
kehidupan masyarakat pemukiman yang bersangkutan, agar tercipta lingkungan yang lebih layak, sehat, aman, serasi dan teratur, sesuai dengan rencana tata ruang, demi
meningkatkan harkat derajat dan martabat serta kesejahteraannya melalui partisipasi dan kemandirian masyarakat. Norma-norma planologis antara lain jarak bangunan,
perbandingan luas rumah dengan luas lahan, sistem drainase, sistem struktur konstruksi dan sebagainya. Sedangkan norma kesehatan antara lain intensitas sinar
Universitas Sumatera Utara
matahari yang masuk kedalam rumah, sirkulasi udara, jarak jamban WC dan sumber air dan sebagainya. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Soemarwoto 1994, yang
menjelaskan bahwa dampak merupakan perubahan yang terjadi akibat suatu aktivitas, dimana aktivitas tesebut dapat bersifat alamiah maupun aktivitas yang dibuat oleh
manusia. Oleh sebab itu, dampak tersebut diharapkan dapat memberikan perubahan yang diinginkan dan manfaat berupa peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal ini
dikuatkan lagi dengan pengakuan responden yang menyatakan bahwa setelah dilakukan relokasi kebersihan lingkungan meningkat sebagaimana yang dijelaskan
pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9. Kebersihan lingkungan perumahan masyarakat sebelum dan sesudah relokasi
Sebelum Relokasi Sesudah Relokasi
No. Kebersihan lingkungan Jumlah
Responden Persentase
Jumlah Responden
Persentase
1. Bersih 4
4,4 90
100,0 2. Kotor
12 13,3
0,0 3.
Selalu digenangi air 74
82,2 0,0
Jumlah 90
100,0 90
100,0
Sumber : Data primer, 2009.
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa seluruh responden menyatakan setuju bahwa tingkat kebersihan lingkungan semakin baik dari kondisi sebelumnya. Hal ini
dikarenakan masyarakat telah memiliki fasilitas MCK, sehingga untuk keperluan mandi, cuci dan kakus tidak dilakukan disungai lagi. Pekarangan lingkungan rumah
juga terlihat bersih karena tidak digenangi air. Kesimpulan ini juga sejalan dengan penelitian Nasution 2002, yang menyatakan bahwa “ kegiatan relokasi dan program
Universitas Sumatera Utara
penataan pemukiman liar di Kota Batam berdampak positif dalam peningkatan kualitas kebersihan lingkungan“.
4.4. Dampak Relokasi Terhadap Aspek Ekonomi