BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bencana gempa bumi yang berkekuatan 8,9 skala Richter yang diikuti gelombang tsunami yang melanda sebagian besar kawasan pesisir Aceh dan Nias
pada hari Minggu tanggal 26 Desember 2004 telah menelan korban jiwa maupun harta dalam jumlah yang sangat besar. Akibat dari bencana tersebut, kehidupan
masyarakat di wilayah terkena bencana mengalami kelumpuhan hampir di seluruh bidang. Pasca bencana tsunami Aceh yang terjadi pada 26 Desember 2004 yang lalu,
tiga bulan kemudian disusul lagi dengan gempa bumi dahsyat yang berkekuatan 8,2 skala Ritcher yang terjadi pada tanggal 28 Maret 2005 yang melanda Nias Sumatera
Utara dan sebagian wilayah Aceh salah satunya melanda Kabupaten Aceh Singkil. Bencana gempa bumi 28 Maret 2005 tersebut mengakibatkan kerusakan
cukup besar di Kabupaten Aceh Singkil. Laporan dari salah satu Lembaga Swadaya MasyarakatLSM Internasional yaitu International Organization Migration IOM,
menyebutkan bahwa akibat bencana alam gempa bumi yang terjadi pada Tanggal 28 Maret 2005 di Kabupaten Aceh Singkil yang lalu telah mengakibatkan berbagai
kerusakan di antaranya adalah, kerusakan rumah masyarakat sebanyak 1.895 unit, fasilitas kesehatan berupa Puskesmas sebanyak 3 unit, sekolah-sekolah sebanyak 29
unit, sarana ibadah sebanyak 77 unit, kantor-kantor Pemerintahan seperti Kantor Bupati, Kantor Kepolisian Aceh Singkil, beberapa dinas, kantor DPRK dan kantor
Universitas Sumatera Utara
kepala desa sebanyak 8 unit. Selain itu sarana lainnya seperti jalan kota juga mengalami kerusakan parah yaitu sepanjang 5.430 meter, pelabuhan sebanyak 3 unit,
kerusakan drainase sepanjang 3.735 meter, dan fasilitas pasar sebanyak 3 unit.
Tabel 1.1. Data Kerusakan Akibat Gempa Bumi Tanggal 28 Maret 2005 di Kabupaten Aceh Singkil
No. SaranaPrasarana Jumlah
1. Rumah
1.895 unit 2. Sekolah-sekolah
29 unit
3. Puskesmas 3
unit 4.
Sarana Ibadah 77 unit
5. Kantor Bupati Aceh Singkil
1 unit 6.
Kantor Kepolisian Aceh Singkil 1 unit
7. Kantor Dinas-dinas
5 unit 8.
Kantor DPRK 1 unit
9. Pelabuhan
3 unit 10.
Jalan kota 5.430 M
11. Drainase 3.735
M 12.
Pasar Tradisional 3 unit
Sumber : Data IOM, 2006. Bencana alam gempa bumi tahun 2005 yang terjadi di Kabupaten Aceh
Singkil telah merusak beberapa desa pesisir dan pinggiran sungai, bahkan terjadi penurunan permukaan tanah desa sehingga banyak wilayah-wilayah yang terkena
bencana tersebut selalu digenangi air. Tempat-tempat yang mengalami bencana tersebut yaitu Kecamatan Pulau Banyak yang meliputi 6 desa, Kecamatan Singkil
sebanyak 7 desa, Kecamatan Kuala Baru sebanyak 4 desa, dan Kecamatan Runding sebanyak 4 desa. BRR NAD - Nias, 2006.
Sektor ekonomi adalah termasuk sektor yang paling parah dihantam oleh gempa bumi 28 Maret 2005. Imbas kerusakan itu terlihat pada bidang perindustrian
Universitas Sumatera Utara
dan perdagangan, usaha kecil dan menengah, pertanian dan kehutanan, perikanan dan kelautan serta ketenagakerjaan. Perekonomian masyarakat lumpuh dan butuh waktu
yang cukup lama untuk memulihkannya dan menjadikannya seperti semula. Program pemulihan sosial ekonomi pasca bencana menjadi penting untuk dilakukan dalam
rangka memperbaiki kesejahteraan masyarakat. Untuk membangun kembali wilayah Aceh yang hancur, telah diupayakan
pemulihan dan rekonstruksi pasca bencana oleh masyarakat, Pemerintah Daerah, Pemerintah pusat, Pemerintah dari berbagai negara dan lembaga-lembaga
Internasional. Setelah menyelesaikan tahap tanggap darurat, saat ini sedang dilaksanakan tahap rehabilitasi dan rekonstruksi yang diperkirakan akan dapat
dituntaskan pada tahun 2009. Rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana di wilayah Aceh terus dilakukan
oleh pemerintah dengan berbagai lembaga donor dan lembaga swadaya masyarakat LSM Nasional dan Internasional yang bermuara pada dua hal, pertama,
pembangunan fisik sarana dan prasarana berupa pembangunan perumahan, lingkungan, pendidikan, kesehatan dan lain-lain. Kedua, pembangunan masyarakat
atau yang biasa disebut dengan pemulihan komunitas Re-Kompak, 2005. Sebetulnya ada hal penting lainnya yang perlu diperhatikan dari proses
rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh yakni aspek sosiologis dari relokasi atau perpindahan penduduk. Kita menyadari bersama bahwa perpindahan penduduk dalam
pengertian individual maupun kolektif bukanlah gejala sosial yang sederhana namun juga menyangkut perubahan sosial sistem sosial masyarakat yang kompleks.
Universitas Sumatera Utara
Perubahan sosial akan dihadapi oleh masyarakat yang terkena rencana relokasi maupun daerah yang menjadi tujuan relokasi.
Tabel 1.2. Keadaan Sosial Ekonomi desa Siti Ambia, Takal Pasir dan Teluk Ambun sebelum dan sesudah Bencana Gempa Bumi Tanggal 28
Maret 2005
Aspek Keadaan
Sarana Sebelum Setelah
Sarana Pendidikan - TK
1 unitbaik Rusak
- SD 2 unit baik
Rusak Sarana Kesehatan
- Pustu 3 unitbaik
Rusak - Balai Pengobatan
- -
Keamanan - Siskamlingpos jaga
3 unitbaik Rusak
Sarana Ibadah - Mesjid
3 unit baik Rusak
Sosial
- Musholla Langgar 3 unitbaik
Rusak Fasilitas Ekonomi
- Pasar Tradisional 1 unitbaik
Rusak - Industri Rumah Tangga
- -
- Koperasi Desa -
- - Kedai warung
43 unitbaik 30 rusak
Ekonomi
- Angkutan -
- Sumber : Data Kecamatan Singkil, diolah Tahun 2005.
Dalam upaya penanganan korban bencana gempa bumi 28 Maret 2005, Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Singkil melakukan relokasi masyarakat
diantaranya adalah relokasi masyarakat desa Siti Ambia, desa Teluk Ambun dan desa Takal Pasir Kecamatan Singkil. Program relokasi penduduk tersebut di lakukan oleh
Pemerintah Daerah Aceh Singkil bekerja sama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat LSM Internasional Caritas Swiss, sebagaimana yang tertuang dalam
Universitas Sumatera Utara
perjanjian kerjasama yang ditanda tangani oleh Pemerintah Daerah dan Caritas Swiss pada Tanggal 9 Maret 2006. Dalam perjanjian kerjasama tersebut Caritas Swiss
berkomitmen akan membangun perumahan baru bagi masyarakat desa Siti Ambia, desa Takal Pasir dan desa Teluk Ambun Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil
yang terkena bencana gempa bumi 28 Maret 2005. Relokasi penduduk ini dilakukan selain dapat mengatasi persoalan perumahan
yang rusak akibat bencana, juga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pasca bencana. Oleh sebab itu, dari kegiatan relokasi penduduk tersebut,
maka perlu dilakukan kajian dan penelitian tentang dampak dari kegiatan relokasi penduduk terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di desa Siti Ambia, desa Takal
Pasir dan desa Teluk Ambun Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil dan pengaruhnya terhadap pengembangan wilayah.
1.2 Perumusan Masalah