b. Kepemimpinan Demokrasi
Pemimpin seperti ini memberikan pengarahan, tetapi mengijinkan kelompok untuk mengembangkan dan melaksanakan cara yang dikehendaki anggotanya. Para
anggota kelompok didorong untuk menentukan sasaran dan prosedur. Pemimpin demo- kratis merangsang timbulnya pengarahan sendiri dan aktualisasi diri pada para anggota
kelompok. Tidak seperti pemimpin lepas kendali, pemimpin demokratis memberikan pemantapan kepada para anggotanya dan berkontribusi memberikan saran untuk penga-
rahan dan alternatif tindakan. Gaya kepemimpinan demokrasi adalah seorang pemimpin dalam menentukan kebijakan melibatkan anggota kelompok untuk dimintai masukan-
masukan. Sehingga tugas pimpinan selain memberikan pengarahan juga mengijinkan kelompok untuk mengembangkan dan melaksanakan cara yang dikehendaki para ang-
gotanya. Ciri-ciri gaya kepemimpinan demokrasi adalah:
1. Semua kebijakan terjadi pada kelompok diskusi dan keputusan di ambil dengan
dorongan dan bantuan dari pimpinan. 2.
Kegiatan-kegiatan didiskusikan, langkah-langkah umum untuk tujuan kelompok di buat, dan bila dibutuhkan petunjuk-petunjuk teknis, pemimpin menyarankan
dua atau lebih alternatif prosedur yang dapat di pilih. 3.
Para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih, dan pemberian tugas ditentukan oleh kelompok.
4. Pemimpin adalah objektif
atau “fact minded” dalam memberikan pujian dan ke- camannya, dan mencoba menjadi seorang anggota kelompok biasa dalam jiwa
dan semangat tanpa melakukan banyak pekerjaan.
24
c. Kepemimpinan Laisser Faire
Gaya kepemimpinan ini juga biasa disebut gaya kepemimpinan lepas kendali karena pemimpin
ini tidak berinisitif untuk mengarahkan alternatif tindakan.” Gaya pe- mimpin laisser Faire adalah seorang pimpinan dalam menentukan kebijakan tidak me-
miliki inisiatif untuk mengarahkan atau menyarankan alternative tindakan.
25
Akan tetapi pemimpin ini lebih mengijinkan kelompok untuk mengembangkan dan melaksanakan
pekerjaannya sendiri. Bahkan termasuk juga mengijinkan untuk melakukan kesalahan. Pemimpin semacam ini menolak setiap wewenang yang diberikan. Pemimpin
lepas kendali hanya menjawab pertanyaan dan memberikan informasi yang relevan jika di minta secara khusus. Pemimpin ini hanya sedikit memberikan pemantapan kepada
kelompok. Pada saat yang sama, pemimpin ini tidak akan menghukum anggotanya se- hingga ia pun tidak terancam.
Ciri-ciri gaya Kepemimpinan laisser faire diantaranya: 1.
Kebebasan penuh untuk keputusan kelompok atau individu dengan minimnya partisipasi pemimpin.
24
Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi, Malang: UMM press,2008,h. 266-267.
25
Ibid h. 267
2. Macam-macam bahan disediakan pemimpin, yang dengan jelas mengatakan
bahwa ia akan menyediakan keterangan apabila ada permintaan, ia tidak turut mengambil bagian dalam diskusi kelompok.
3. Pemimpin tidak berpartisipasi sama sekali
4. Komentar spontan yang tidak frekuen atau aktifitas-aktifitas anggota dan ia tidak
berusaha sama sekali untuk menilai at mengatur kejadian-kejadian.
26
26
Winardi , Kepemimpinan dalam manajemen, Bandung: rineka cipta,1990 h.79
31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini pendekatan yang penulis gunakan adalah pendekatan kualitatif. Menurut Bagdan dan Taylor, pendekatan kualitatif adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar
individu tersebut secara utuh.
1
Sedangkan menurut Nawawi pendekatan kualitatif dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan atau proses menjaring informasi, dari kondisi sewajarnya
dalam kehidupan suatu obyek, dihubungkan dengan pemecahan suatu masalah, baik dari sudut pandang teoritis maupun praktis. Penelitian kualitatif dimulai
dengan mengumpulkan informasi-informasi dalam situasi sewajarnya, untuk dirumuskan menjadi suatu generalisasi yang dapat diterima oleh akal sehat
manusia.
2
Berdasarkan pendapat diatas maka, pendekatan kualitatif dipilih karena peneliti ingin mendeskripsikan dan memperoleh gambaran nyata serta menggali
1
Lexy J Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja : Rosdakarya, 1991.,h,3.
2
Nawawi hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 1992 h. 209
informasi yang jelas mengenai Pola komunikasi organisasi pimpinan dan bawahan
di yayasan wakaf khadijah. 2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah metode deskriptif yaitu metode yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan
nyata sekarang sementara berlangsung. Tujuan utama menggunakan jenis penelitian ini adalah untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara
berjalan pada saat penelitian dilakukan, dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.
3
Metode deskriptif dapat diartikan pula sebagai upaya untuk melukiskan variabel demi variabel, satu demi satu, sebagai prosedur pemecahan masalah yang
diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek pebelitian seseorang, lembaga, masyarakat dan lainnya pada saat sekarang
berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Pada umumnya penelitian analisis deskriptif adalah penelitian non hipotesa sehingga dalam
langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesa.
4
Dalam penelitian deskriptif memiliki beberapa cara yang dimana dalam skripsi ini hanya dengan melakukan survei. Menurut Notoatmodjo yang dimaksud
dengan survey adalah suatu penelitian yang dilakukan terhadap sekelompok objek dalam waktu tertentu dengan tujuan untuk menilai kondisi atau penyelenggaran
3
Consuelo G. Sevilla, dkk, Pengntar Metode Penelitian, Jakarta; Penerbit Universitas Indonesia UI Press, 2006, cet. 1, hal. 71
4
Dr. Suhasimi Arikunto, Prosedur Penelitian, jakarta; PT. Bina Aksara, 1985, cet. 2, hal. 139
suatu program dan hasil penelitiannya digunakan untuk menyusun suatu perencanaan demi perbaikan program tersebut.
5
Dalam penelitian ini, peneliti terlibat dalam penelitian dengan melakukan observasi dan wawancara tentang pola komunikasi pimpinan dan staff di yayasan
wakaf khadijah Aisyah. Dalam kegiatan penilitian ini peneliti tidak intervensi dalam memberikan masukan dan arahan pada pimpinan dan staff yayasan, ini
dimaksudkan agar hasil penelitian yang ada dapat senaturalistik mungkin.
3. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Yayasan wakaf khadijah jl. M. Saidi 1 3A RT. 009 petukangan selatan Kec. Pesanggrahan Jakarta Selatan. Waktu penelitian
mulai bulan Maret 2013 sampai Mei 2013. Pemilihan lokasi adalah secara sengaja purposive dengan pertimbangan efesiensi biaya, jarak, dan tenaga dari peneliti.
Selanjutnya Yayasan wakaf khadijah Aisyahdipilih karena pengelolaan yayasan sosial yang bersifat kekeluargaan yang menarik untuk dibahas pola komunikasi
antara pimpinan dan staf. 4. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah pimpinan dan staf di yayasan wakaf khadijah. Penulis berupaya melakukan penelitian ini dengan menggunakan sudut pandang
orang-orang yang menjadi sumber data primer penelitian ini, melalui interaksi dengan subjek penelitian terjadi secara alamiah dan tidak memaksa, sehingga
tindakan dan cara pandang subjek tidak berubah.