hadits. Guru memberi apresiasi bagi perwakilan yang telah menyampaikan hasil diskusi serta memberi pembenaran.
Kegiatan supervisi klinis dihadiri oleh wakil kepala sekolahbidang kurikulum sebagai supervisor. Posisi supervisor
berada dibelakang, supervisor melakukan pengamatan dikelas berdasarkan pada lembar instrument supervisi klinis. Observasi
terutama ditujukan pada interaksi yang terjadi antara peserta didik dengan peserta didik dalam kelompok, interaksi peserta
didik antara kelompok dalam diskusi kelas, interaksi antara guru dan peserta didik selama proses pembelajaran, aktivitas peserta
didik dalam belajar, kapan peserta didik mulai belajar, kapan peserta didik mulai terlihat bosan belajar dan kapan peserta
didik selesai belajar. Supervisor tidak diperkenankan melakukan intervensi pada kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik,
maupun yang dilakukan oleh guru. Dengan cara seperti itu, peserta didik tidak terganggu dengan kehadiran supervisor.
4
3 Tahap Pertemuan Balikan
Setelah selesai proses pembelajaran, selanjutnya adalah tahap pasca pengamatan. Pada awal tahapan pasca pengamatan,
guru PAI diberi kesempatan menyampaikan kesan-kesan tentang aktivitas pembelajaran yang telah dilaksanakannya. Dalam kasus
kegiatan supervisi klinis ini, guru menyampaikan bahwa dia tidak merasa gugup ketika melakukan pembelajaran walaupun
adanya supervisor yang mengamati ketika dia mengajar karena guru sudah terbiasa berkomunikasi dengan atasan yang dalam
hal ini menjadi supervisor. Setelah guru menyampaikan kesan- kesannya, supervisor kemudian menyampaikan saran dan kritik
yang dapat menjadi bahan evaluasi bagi guru yang telah di supervisi agar kinerja dan profesionalitas semakin meningkat.
4
Hasil Observasi Pelaksanaan Supervisi Klinis di SMP Negeri 98 Jakarta pada tanggal 23 September 2014
Beberapa hal yang masih perlu ditingkatkan adalah dalam hal penggunaan media yang belum bervariasi, misalnya guru
bisa mencari dan menggunakan media yang menarik agar minat dan motivasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dapat
meningkat, karena terbatasnya media di sekolah tersebut maka perlu adanya penggunaan media yang lebih variatif, serta SK
dan KD harap ditulis di papan tulis. Kemudian yang harus ditingkatkan adalah memberikan pertanyaan yang menuntut
proses berpikir peserta didik serta pertanyaan lanjutan yang akan mendorong peserta didik untuk lebih mendalami jawaban yang
pertama problem question.
5
b. Manfaat Pelaksanaan Supervisi Klinis di SMP Negeri 98 Jakarta
Selatan
Untuk mengetahui manfaat bagi guru yang telah disupervisi klinis. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah
dilaksanakan salah satu guru menyatakan bahwa setelah mengikuti pelaksanaan supervisi klinis :
1 Guru dapat melakukan perbaikan dalam proses kegiatan belajar
mengajar. 2
Dengan adanya pelaksanaan supervisi klinis dapat meningkatkan kinerja guru PAI dan meningkatkan kualitas
sekolah secara keseluruhan. 3
Memberikan motivasi guru dan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.
4 Guru akan mencoba mencari media yang tepat untuk
diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar agar dapat meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap suatu materi
ajar.
5
Hasil Observasi Pelaksanaan Supervisi Klinis di SMP Negeri 98 Jakarta pada tanggal 23 September 2014
5 Guru menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan
suasana belajar di ruang kelas.
6
Selain itu guru juga mampu bersikap terbuka dalam menerima kritik terhadap kekurangan dalam proses pembelajaran yang ia
lakukan. Guru bisa lebih mengevaluasi dirinya secara objektif karena sebelum di supervisi ada hal yang tidak mereka sadari untuk
dilakukan, namun setelah disupervisi akhirnya mereka menyadari bahwa terdapat kekurangan dan ada hal yang harus diperbaiki.
Menurut para guru pada awalnya terasa berat dan sulit untuk dapat menerima kritikan yang diberikan oleh supervisor saat
pelaksanaan supervisi klinis, tapi sejalan dengan berkembangnya peserta didik yang semakin beragam maka guru harus mampu
mengendalikan peserta didik. Dengan adanya supervisi klinis di sekolah masalah yang terkait pembelajaran seperti kurangnya
penggunan media kreatif untuk mendukung terjadinya kegiatan belajar mengajar yang inovatif serta penggunaan metode yang
monoton sehingga peserta didik merasa jenuh selama kegiatan belajar mengajar dapat terselesaikan. Menerima kritikan dan saran
dari supervisor saat proses supervisi klinis maka guru akan memperoleh cara atau inovasi pembelajaran yang mampu
mengendalikan peserta didik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan lebih baik.
Manfaat pelaksanaan supervisi klinis juga dirasakan oleh guru Bahasa Indonesia di sekolah tersebut. Dengan masalahnya kurang
terampil dalam mengkondisikan kelas sehingga peserta didik tidak fokus selama kegiatan belajar mengajar, guru meminta kepada
supervisor untuk mensupervisi ketika mengajar dikelas. Setelah mendapat saran-saran dari supervisor yaitu memperbesar suara dan
mengulang kembali pada hal-hal yang dianggap penting kemudian
6
Hasil Wawancara dengan guru PAI di SMP Negeri 98 Jakarta pada tanggal 23 September 2014
guru tersebut menerima saran dan bisa mengajar lebih baik lagi untuk menjadi guru yang professional.
2. Dampak Supervisi Klinis Terhadap Peningkatan Kinerja Guru PAI
di SMP Negeri 98 Jakarta Selatan.
Peningkatan kompetensi guru merupakan amanat Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen. Upaya peningkatan
kompetensi dan kinerja guru harus terus dilakukan karena semakin beragamnya kemampuan peserta didik serta kebutuhan terhadap
pendidikan yang semakin meningkat. Salah satu kegiatan yang sangat tepat dalam upaya meningkatkan kinerja guru adalah pelaksanaan
supervisi klinis. Karena dengan adanya supervisi klinis dapat memperbaiki perilaku guru-guru dalam proses belajar mengajar, terutama
yang kronis, secara aspek demi aspek dengan intensif, sehingga mereka dapat mengajar dengan baik dan kinerjanya diharapkan dapat meningkat.
Berdasarkan wawancara dengan guru PAI yang sudah di supervisi di SMP Negeri 98 Jakarta Selatan ada beberapa hal penting yang dapat
diperoleh melalui kegiatan supervisi klinis, yaitu:
7
a. Dengan adanya supervisi klinis terdapat perbaikanpeningkatan
kinerja mengajar guru didalam proses kegiatan belajar mengajar. b.
Biasanya guru akan mencoba mencari media yang tepat untuk di tunjukkan kepada peserta didik, seperti menggunakan video.
c. Guru bisa lebih kreatif untuk mencari media dan metode yang
bervariasi setelah pelaksanaan supervisi klinis. Dengan demikian dapat disimpulkan dampak yang terjadi pada guru
setelah melaksanakan Supervisi Klinis adalah adanya peningkatan kompetensi professional. Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam
guru PAI mulai memperbaiki proses belajar mengajar, guru dan peserta didik juga termotivasi dalam kegiatan belajar mengajar dan adanya
7
Hasil Wawancara dengan Supervisor di SMP Negeri 98 Jakarta pada tanggal 29 September 2014
kepuasan serta keikhlasan dalam bekerja. Dengan dilaksanakannya Supervisi Klinis dapat meningkatkan kualitas serta kuantitas guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Bagi peserta didik adanya Supervisi Klinis menyebabkan terjadinya
peningkatan pemahaman terhadap materi pelajaran, peningkatan minat serta motivasi belajar peserta didik, peningkatan keaktifan peserta didik
dalam proses pembelajaran. Tidak ada rasa cemas, peserta didik gembira dan percaya diri, tidak takut bertanya, peningkatan efektivitas hasil
belajar, serta adanya kepuasan dalam belajar. Kinerja guru sangat penting untuk diperhatikan dan dievaluasi
karena guru mengemban tugas profesional, artinya tugas-tugas hanya dapat dikerjakan dengan kompetensi khusus yang dipeloleh melalui
program pendidikan. Guru mengemban peranan-peranan sebagai ukuran kognitif, agen moral, innovator, serta peranan kooperatif. Berbagai
kemampuan tersebut harus dimiliki oleh pendidik, karena itu semua merupakan tugas pokok yang harus dilakukan oleh para pendidik di
sekolah. Namun demikian, sebelum mereka memiliki ke semua kemampuan tersebut, terlebih dahulu harus memiliki kompetensi-
kompetensi sebagai pendidikguru. Kemampuankompetensi yang harus dimiliki guru mencakup empat
macam sebagaimana termaktub dalam UU RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 10 ayat 1, yaitu: “Kompetensi guru sebagaimana
dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang
diperoleh melalui pendidikan profesi ”
8
. Dengan terbentuknya keempat kompetensi tersebut muncul paradigma baru untuk profil guru Indonesia
yang memiliki kepribadian matang dan berkembang, penguasaan ilmu yang kuat, keterampilan untuk membangkitkan peserta didik kepada
8
Pupuh Fathurrohman dan Aa Suryana, Guru Profesional, Bandung: PT Refika Aditama, 2012, h. 16
sains dan
tekhnologi, dan
perkembangan profesi
secara berkesinambungan.
Guru yang memiliki kinerja yang tinggi akan bernafsu dan berusaha meningkatkan
kompetensinya, baik
dalam kaitannya
dengan perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian pembelajaran, sehingga
diperoleh hasil kerja yang optimal.
3. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan Supervisi
Klinis di SMP Negeri 98 Jakarta Selatan
Dalam pelaksanaan Supervisi Klinis di SMP Negeri 98 Jakarta Selatan terdapat beberapa faktor pendukung terlaksananya kegiatan
supervisi klinis ini sebagai pengupayaan peningkatan kinerja guru yaitu: adanya dukungan yang tinggi dari pihak pengelola sekolah, apresiasi
yang tinggi diberikan dari Kepala Sekolah terhadap pelaksanaan supervisi klinis sebagai salah satu upaya peningkatan kinerja guru PAI
sekaligus peningkatan mutu pembelajaran di kelas. Selain itu sikap antusias dari guru-guru SMP Negeri 98 Jakarta Selatan yang tinggi untuk
mengikuti dan melaksanakan supervisi klinis. Sejalan dengan pelaksanaan supervisi klinis sebagai upaya
peningkatan kinerja guru Pendidikan Agama Islam terungkap beberapa faktor penghambat atau kendala yang dialami pada saat proses yang
dilaksanakan. Kendala yang paling sering dihadapi ialah “terkendalanya
waktu pelaksanaan supervisi klinis, terkadang waktu sudah ditetapkan untuk pelaksanaannya namun karena ada agenda lain di sekolah sehingga
pelaksanaan supervisi klinis tersebut dibatalkan, padahal dalam hal ini guru sudah menyiapkan semuanya
”.
9
Kendala yang lainnya pun menurut supervisor yang sudah mensupervisori pelaksanaan supervisi klinis ialah seperti
“pembuatan program pembelajaran. Terkadang juga ditemukan kendala yang datang
9
Hasil Wawancara dengan guru PAI di SMP Negeri 98 Jakarta pada tanggal 29 September 2014