Pendidikan Agama Islam KAJIAN TEORI
prinsip dasar dan tidak menjelaskannya secara terperinci khususnya dalam masalah ibadah. Penjelasan secara terperinci diberikan oleh
Hadits. Hadits adalah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW, baik berupa ucapan, perbuatan maupun ketetapan
namun jarang dikerjakan oleh nabi. Oleh karena
itu, Al Qur’an dan Hadits ini sangat penting untuk disampaikan kepada peserta didik karena hal itu sebagai sumber
ajaran Islam. c.
Akhlak Akhlak adalah berasal dari bahas
a Arab jama’ dari “khuluq” yang artinya perangai atau tabiat. Sesuai dengan arti bahasa ini,
maka akhlak adalah bagian ajaran Islam yang mengatur tingkah laku perangai manusia. Ibnu Maskawaih mendefenisikan akhlak dengan
“keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya melakukan perbuatan- perbuatan tanpa
melalui pertimbangan fikiran”. Akhlak ini meliputi akhlak manusia kepada tuhan, kepada
nabirasul, kepada diri sendiri, kepada keluarga, kepada tetangga, kepada sesama muslim, kepada non muslim.
Pendidikan akhlak sangat penting diajarkan kepada peserta didik, hal ini disebabkan karena pendidikan akhlak ini berkisar
tentang persoalan kebaikan, kesopanan dan tingkah laku yang terpuji serta berbagai persoalan yang timbul dalam kehidupan sehari-hari
dan bagaimana seharusnya seorang peserta didik bertingkah laku. d.
FiqhIbadah Ibadah menurut bahasa berarti tunduk hanya kepada Allah,
dalam arti luas ibadah meliputi segala amal saleh yang dikerjakan manusia karena mengharap ridha Allah. Tujuan ibadah ini
disampaikan kepada peserta didik supaya mereka mengetahui hukum-hukum agama dan dapat melaksanakannya dengan benar dan
mengharapkan penerimaan dari Allah.
e. Tarikh
Sejarah adalah ilmu yang membahas berbagai peristiwa atau kejadian di masa lalu dengan memperhatikan dari segi waktu,
tempat, pelaku, latar belakang, dan hikmah yang terdapat dalam peristiwa tersebut. Arti sejarah sendiri secara harfiah berarti
ketentuan waktu, dan secara istilah berarti keterangan yang telah terjadi pada masa lampau atau pada masa yang masih ada.
Tujuan dari Tarikh atau sejarah ini disampaikan kepada peserta didik supaya mereka dapat belajar dari peristiwa yang sudah terjadi
dan dapat mengambil hikmah dari apa yang ada dalam peristiwa tersebut.
4. Peran Guru PAI
Dalam konsep pendidikan modern telah terjadi pergeseran pendidikan, diantaranya adalah pendidikan di keluarga bergeser ke
pendidikan sekolah. Guru adalah tenaga yang profesional dari pada sekedar tenaga sambilan. Hal ini mengandung makna bahwa pendidikan
sekolah merupakan tumpuan utama bagi masyarakat, sehingga menuntut penanganan yang serius dan profesional terutama dari kalangan gurunya.
Dalam konteks pendidikan nasional, tugas pokok guru yang profesional adalah mendidik, mengajar, dan melatih, yang ketiga-tiganya
diwujudkan dalam kesatuan kegiatan pembelajaran. Berikut ini peran guru PAI yang profesional adalah:
a. Menguasai ilmu pengetahuan agama Islam sekaligus mampu
melakukan transfer ilmu pengetahuan agama Islam, serta mengimplementasikannya amaliah
b. Mampu menyiapkan peserta didik agar dapat tumbuh dan
berkembang kecerdasan dan daya kreasinya untuk kemaslahatan diri dan masyarakatnya
c. Mampu menjadi model atau sentral identifikasi diri dan konsultan
bagi peserta didik d.
Memiliki kepekaan informasi, intelektual, dan moral spiritual serta mampu mengembangkan bakat, minat dan kemampuan peserta didik
e. Mampu menyiapkan peserta didik untuk bertanggung jawab dalam
membangun peradaban yang di ridhai oleh Allah.
65
Guru sebagai ujung tombak dalam pembelajaran tidak dapat dipilih begitu saja. Guru harus memenuhi kriteria-kriteria tertentu sebagaimana
yang dikutip oleh Ahmad Susanto, yaitu: a.
Harus cakap dalam bidangnya profesional, kreatif dalam pengajarannya, senang dalam pekerjaannya, cinta kepada peserta
didiknya, mencurahkan segenap kemampuannya untuk mengarahkan peserta didik dengan tarbiyah pendidikan yang baik, membekali
mereka
dengan pengetahuan-pengetahuan
yang bermanfaat,
mengajarkan mereka akhlak-akhlak mulia dan berusaha keras menjadikan mereka dari kebiasaan-kebiasaan yang buruk.
b. Harus menjadi qudwah uswah atau suri teladan yang baik bagi
orang lain, baik dalam tutur kata, perbuatan, dan perilakunya. c.
Guru harus mengerjakan hal-hal yang ia perintahkan kepada peserta didiknya, jangan sampai perkataannya tidak sesuai dengan
perbuatannya. Tuntunan ini sesuai dengan firman Allah SWT yang berbunyi:
“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kalian mengatakan apa yang tidak kalian perbuat?. Sangat besar kebencian di sisi Allah
bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan ”.
66
Q.S. ash-Shaf: 2-3 d.
Seorang guru harus mengetahui bahwa pekerjaannya merupakan penerus pekerjaan nabi yang diutus Allah untuk memberikan
petunjuk kepada manusia, mendidik mereka, dan mengenalkan mereka pada penciptanya.
e. Guru harus menyadari karakteristik peserta didik berbeda-beda.
Tingkat kecerdasan dan akhlak peserta didik berbeda-beda, menuntut guru memiliki jiwa lapang dada dalam menghadapi peserta didik.
f. Seorang guru harus menolong guru lainnya dengan cara memberikan
nasihat dan bermusyawarah demi kemaslahatan peserta didiknya sehingga mereka semua dapat menjadi suri teladan bagi peserta
didik.
g. Tawadhu’ rendah hati dalam hal keilmuan.
h. Jujur dan menepati janji. Kejujuran adalah akhlak yang mulia yang
semestinya dimiliki oleh guru dalam perkataan dan perbuatannya.
65
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam: di Sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi, Jakarta: Rajawali Pers, 2009, h. 51
66
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: CV Naladana, 2004, h. 805
Janji guru terhadap peserta didik dapat mengerti dan memahami kebohongan sekalipun tidak dapat menuding langsung gurunya.
i. Seorang guru harus membekali dirinya dengan sikap sabar.
67
Syarat-syarat pendidik yang baik seperti yang dikemukakan diatas, bukanlah semata-mata harus dimiliki oleh guru agama Islam saja tetapi
merupakan syarat yang harus dimiliki oleh seluruh guru bidang studi lainnya.
67
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, Jakarta: Kencana, 2013, h. 292-295