Pendirian dan Permodalan BMT

1. Badan pendiri, yaitu orang-orang yang mendirikan BMT dan mempunyai hak prerogative yang seluas-luasnya dalam menentukan arah dan kebijakan BMT. Badan pendiri berhak mengubah anggaran dasar dan bahkan sampai membubarkan BMT. 2. Badan pengawas, yaitu badan yang berwenang dalam menetapkan kebijakan operasional BMT yang bertugas menetapkan kebijakan operasional, antara lain memilih badan pengelola, menelaah dan memeriksa pembukuan BMT dan memberikan saran kepada badan pengelola berkenaan dengan operasional BMT. 3. Badan pengelola, yaitu badan yang mengelola BMT yang dipilih dari dan oleh anggota pengawas. Sebagai pengelola BMT, badan pengelola ini biasanya memiliki struktur organisasi tersendiri. Struktur organisasi pengelola BMT secara umum dapat disusun, baik secara sederhana maupun secara lengkap. 4. Anggota BMT, yaitu orang –orang yang secara resmi mendaftarkan diri sebagai anggota BMT dan dinyatakan diterima oleh badan pengelola.

F. Status BMT

Status BMT ditentukan oleh jumlah asset yang dimiliki sebagai berikut: 9 1. Pada awal pendiriannya hingga mencapai asset lebih kecil dari Rp. 100juta, BMT adalah Kelompok Swadaya Masyarakat yang berhak memintamendapatkan Sertifikat Kemitraan dari PINBUK 9 Ibid h.26 2. Jika memiliki asset Rp. 100juta atau lebih, BMT diharuskan melakukan proses pengajuan Badan Hukum kepada notaries setempat, antara lain dapat berbentuk: a. Koperasi Syariah KOPSYAH b. Unit Usaha Otonom Pinjam Syariah dari KSP Koperasi Simpan Pinjam, KSU Koperasi Serba Usaha, KUD Koperasi Unit Desa, Kopontren Koperasi Pondok Pesantren atau koperasi lainnya yang beroperasi otonom termasuk pelaporan dan pertanggungjawabannya.

G. Produk-produk BMT

BMT dapat diartikan juga dengan lembaga keuangan yang kegiatannya adalah menghimpun dan menyalurkan dana pada masyarakat yang bersifat profit motive. Penghimpunan dana diperoleh melalui simpanan dari pihak ketiga dan penyalurannya dilakukan dalam bentuk pembiayaan atau investasi, yang dijalankan berdasarkan prinsip syariah. Secara umum produk BMT dalam rangka melaksanakan fungsinya tersebut dapat di kelompokkan menjadi empat, yakni: 1. Produk penghimpunan dana funding, 2. Produk penyaluran dana lending 3. Produk jasa 4. Produk tabarru Baitul Mal wa Tamwil merupakan lembaga keuangan mikro syariah. Sebagai lembaga keuangan, BMT menjalankan fungsi menghimpun dana dan menyalurkannya. Cara kerja dan perputaran dana BMT secara sederhana dapat di gambarkan pada gambar 3.2. Berdasarkan bagan 3.2, dapat dilihat perguliran dana BMT.